Jumat, H / 17 Mei 2024

Gubernur BI Membangun Kepemimpinan & SDM yang Sukses Meskipun Pandemi Menghampiri

Rabu 29 Mar 2023 14:52 WIB

Reporter :EDQP

Potret saat kegiatan berlangsung

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Sebagai bank sentral andalan yang berkontribusi terhadap roda kehidupan masyarakat, Bank Indonesia percaya spiritualitas adalah salah satu kunci keberhasilan dalam karir. Sehingga menghasilkan kebahagiaan, kinerja terbaik, kepemimpinan yang kuat, dan akhlak yang mulia.

ACT Consulting International menggandeng Bank Indonesia (BI) agar membagikan kunci suksesnya tersebut kepada khalayak, dalam acara CEO Talk: Spiritual Revival for a Meaningful Work (Sesi Eksklusif bersama Gubernur Bank Indonesia).

Perhelatan tersebut diisi oleh 2 narasumber yakni Perry Warjiyo (Gubernur Bank Indonesia) dan Ary Ginanjar Agustian (Founder ACT Consulting International) pada Jumat, 24 Maret 2023 secara daring.



Ada sekitar 713 orang yang hadir melalui Zoom Meeting. Mereka berasal dari Kementerian, Lembaga, Instansi dan perusahaan yang berbeda.

Dalam sesinya, Perry Warjiyo memaparkan materinya dengan mengusung tema "Bank Indonesia: Membangun Kepemimpinan dan SDM yang Sukses, Bahagia, dan Berkah (Better Person, Better Leader, and Better Friend)."

"Terima kasih Pak Ary sudah diberikan kesempatan untuk sharing pengalaman saya dalam memimpin BI sejak tahun 2018. Di sini juga saya akan jabarkan cara Bank Indonesia meningkatkan kinerja pegawainya," kata Perry mengawali sesi.

Dikatakan oleh beliau bahwa ada 3 aspek yang akan dijelaskan selama acara berlangsung. 

"Yang pertama, keberhasilan seorang pemimpin atau lembaga tidak cukup hanya kompetensi yang ditingkatkan. Tapi juga perlu pengalaman dan lebih dari situ ada spiritual."

Yang kedua lanjutnya, bahwa spiritual leadership harus menjadi satu, menjadi bagian ke dalam kebijakan human resource, harus memasukkan pendekatan spiritual dalam segala hal.

"Terakhir yaitu kombinasikan antara nomor satu dan dua kemudian masuk ke dalam perubahan budaya kerja yang perlu diangkat dalam employee value proposition dari suatu lembaga. Sehingga kesuksesan itu pun insyaAllah terealisasikan," jelasnya.

<more>

Menurutnya, kesuksesan itu memerlukan dedikasi penuh dengan kompetensi tinggi, profesionalisme, kepemimpinan kuat dan berakhlak mulia yang didasari pada sebuah semboyan yakni 7 Cinta di antaranya Cinta Bank Indonesia, Cinta Ilmu, Berpikir Strategis, Memimpin Perubahan, Memperkuat Komitmen, Cinta Tuhan dan Cinta Keluarga.

"Semboyan itulah yang merupakan gabungan antara material, rasional, dan spiritual. Jika ketiganya digabung, maka motivasi kerja seseorang akan luar biasa dengan hasil yang optimal."

"Sehingga itu menjadi motto kami yakni kepemimpinan yang sukses, bahagia, dan berkah. Sedangkan kata better person, better leader, better friend adalah taglinenya. Karena 61% pegawai BI adalah milenial," sambungnya.



Motto tersebut tentu diambil berdasarkan pengalaman BI yang terus berjuang (survive) dalam menghadapi segala persoalan terutama di bawah pimpinan Perry.

"BI sebagai bank sentral harus mengawal ekonomi kita agar tidak masuk krisis. 2018 begitu saya masuk jadi Gubernur itu bertepatan dengan adanya masalah perang dagang Amerika dan China, krisis moneter yang luar biasa banyak tekanan, setelah itu krisis kesehatan (Covid-19) dan lainnya," ungkap Perry.

Maka saat itu juga, katanya, dilakukan transformasi dan training besar besaran, seperti diadakan suatu diskusi untuk membuat inovasi dan simulasi, meningkatkan kreativitas, kecepatan dan keberanian untuk mengambil keputusan. Itulah yang BI lakukan. 



Pemaparan dari Gubernur BI mendapat apresiasi dari Ary Ginanjar dan tepuk tangan meriah dari ratusan orang yang join dalam Zoom.

"Hal ini menjadi penting untuk yang hadir di sini, mengapa? Karena tadi sudah dijelaskan bagaimana cara Gubernur BI saat menghadapi berbagai tekanan krisis sosial, krisis kesehatan, krisis moneter. Namun pada akhirnya bisa survive dan Indonesia bisa dalam keadaan selamat hingga hari ini."

Sejalan dengan misi yang dijelaskan oleh Perry terkait pentingnya membangun SDM, maka Pendiri ESQ Group itu juga menjelaskan bahwa untuk membangun SDM di masa depan harus memiliki 3 bekal.

"Untuk menjadi pemimpin yang sukses, bahagia, dan berkah, tidak cukup hanya mengandalkan kecerdasan intelektual. Harus disertai dengan kecerdasan emosional dan spiritual," kata Ary dari Studio lantai 23 Menara 165.



Menurutnya, selain memiliki kompetensi, setiap SDM harus agility dan punya keluasan hati.

"Artinya, jika diibaratkan sebuah rumah, pemimpin sekarang itu harus bangun fondasinya dulu (menjalankan spiritual revival atau punya keluasan hati). Setelah itu baru membangun tiang (agility) agar siap menghadapi segala rintangan. Kemampuan menjadi leader dan punya better friend. Sedangkan atapnya adalah kompetensi," lanjutnya.



Dikatakan oleh Ary, "Mengapa sisi spiritual itu penting dan menjadi fondasinya? Di sini saya akan jelaskan melalui cerita, terkait salah satu lembaga keuangan yang dulu indeks fraud nya 4,6 dari skala 5, jadi tinggi sekali ini."

"Kemudian dilakukan dengan cara penegakkan hukum dari mulai penangkapan, penindakan namun hanya turun sedikit indeks fraudnya menjadi 4,3. Lalu lembaga keuangan itu bekerja sama dengan ACT Consulting/ESQ dengan memakai teori spiritualitas sehingga indeks fraudnya turun menjadi 1,29. Ini data konkrit dan data nyata," tuturnya.

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA