Senin, H / 20 Oktober 2025

Di LPPI, Ary Ginanjar Bongkar Cara Menyeimbangkan Bisnis dengan Culture di Hadapan Para Pimpinan Perbankan

Rabu 22 Feb 2023 22:46 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) bersinergi dengan ESQ/ACT Consulting International untuk adakan seminar. Moment yang digelar pada tanggal 21 Februari 2023 secara hybrid itu mengusung tema "Spiritual Leadership dalam Kegiatan Sekolah Pimpinan Perbankan (Sespibank)".


Dihadiri oleh Pimpinan LPPI yakni Edy Setiadi (Direktur) serta Eka B. Danuwirana (Direktur). Sedangkan dari tim ESQ yaitu Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ/ACT Consulting International), Bramanto Wibisono (trainer), dan lainnya.


Kali ini, peserta seminar diikuti oleh berbagai pimpinan dan senior leader perbankan dari Bank Kalbar, Bank Sutra, Bank Kalsel, Bank Nagari, BPD DIY, Bank Sumsel Babel, Bank DKI, BSI, BRI, BTN, BNI, LPPI.


Tujuan mereka join di perhelatan hari ini yaitu untuk memperoleh pembekalan mengenai kepemimpinan yang seimbang antara target bisnis, culture, sisi spiritual sehingga menciptakan nilai tambah strategis dan berkelanjutan bagi perusahaan.


<more>


"Agar tidak lupa, kalau bisa pulang dari sini Anda langsung sosialisasikan ilmu ini kepada bawahan. Dan harus segera diinternalisasikan," kata Ary Ginanjar.


Lebih lanjut, "Karena yang saya lihat di sini adalah wajah wajah calon Direktur. Kalian adalah pemimpin masa depan."


Namun, sebelumnya mantan ASN 7 tahun itu bercerita tentang pertemuan antara dirinya dengan Direktur BRI periode yang dulu.


"Saya pernah bertanya kepada beliau terkait bagaimana dunia perbankan 5 tahun ke depan? Bisa dibayangkan ke depan kita akan seperti apa? Teknologi apa yang digunakan kelak?" tanya Ary.


"Beliau menjawab 'Susah Pak Ary karena teknologi hari ini tidak bisa menjawab tantangan atau perubahan di masa depan.' Itu yang dikatakan Direktur BRI," sambungnya.




Maka dari itu, katanya, untuk menghadapi era VUCA (jaman yang serba Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) harus dipersiapkan dengan matang dari sisi SDM nya.


"Perbankan ini harus melahirkan orang orang ekstra yang punya meaning and purpose dalam hidupnya. Makna hidup tertinggi yaitu pengabdian kepada Tuhan dan memberikan kontribusi kepada khalayak."


"Lalu bagaimana caranya?" tanya Ary dengan kemeja putihnya yang bersih.


Menurut Ary, agar Perbankan bisa bertahan seperti 100 perusahaan atau lembaga dunia hingga hari ini adalah karena mereka memegang teguh core values dan core puspose.


"Kemudian dari SDM nya harus punya 5 super agility. Namun perlu ditambahkan lagi yakni unstopable energi. Perbankan ke depan harus punya grandwhy (meaning and purpose) agar otaknya mega thinking."




Lebih lanjut, "Untuk hadapi era VUCA juga maka dibutuhkan SDM yang Growth Mindset (terus berkembang, inovasi, terobosan baru dan lainnya. Dengan anti JEB yaitu justification (melakukan pembelaan atau pembenaran), excuse (beralasan), blaming (menyalahkan)."


"Lalu bagaimana cara menciptakan itu semua? Cara mengelola culture di Perbankan? Yaitu dengan ilmu coaching. Sebuah metode dengan cara bertanya dan mendengarkan seseorang sehingga mendapatkan hasil dari situ," tambah Ary.




Para partisipan terlihat serius menyimak paparan dari Pendiri Menara 165 itu. Mereka akhirnya saling berdiskusi dengan apa yang didapatkan selama 2 sesi materi ini.


"Intinya kita harus punya 5 super agility (Change agility, Mental agility, People agility, Learning agility dan Result agility) untuk hadapi segala kondisi"

 

“Artinya, sebagai banker yang akan menjadi calon pemimpin bangsa itu harus memiliki 5 agility, change agility yakni mampu beradaptasi dengan perubahan apapun, mental agility yakni mampu bertahan dalam kondisi apapun, people agility yakni mampu bekerja sama dengan siapapun, learning agility yakni mampu memahami dan mempelajari hal baru dengan cepat, dan result agility yakni mampu tetap berprestasi dalam kondisi apapun"


"Kita punya visi misi dan tujuan yang sama. Untuk itu perlu menyeimbangkan antara bisnis (strategi, sistem) dengan culture (value, behavior) sehingga berdampak baik kepada performa atau kinerja kita"


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA