ESQNews.id, JAKARTA - Lintasarta selalu berupaya untuk menjadi pemimpin dalam solusi informasi dan komunikasi bisnis di Indonesia. Pelaksanaan di lapangan sudah dijalankan, bahkan saat ini sedang merapatkan barisan dari para Board of Director untuk menguatkan values perusahaan sehingga menguatkan fondasi bisnis Lintasarta.
Direktur Utama dari Lintasarta yaitu Bayu mengatakan, “Kami bergerak di bidang teknologi, ingin membantu memastikan empowering Indonesia di bidang digital.
Sehingga pada hari ini, kita bergerak dan melihat ke dalam dulu, budaya perusahaan kita. Karena budaya menjadi strategi yang penting, dan diskusi hari ini akan menjadi fondasi untuk terus meningkatkan inovasi.”
Tepat pada hari Selasa, 13 Februari 2024, Lintasarta berkolaborasi dengan ACT Consulting International untuk menggelar Leader Alignment Session dengan para Board of Director, bersama Ary Ginanjar Agustian (founder ACT Consulting International) yang memimpin diskusi dan pemaparan materi.
“Saya bangga dan bahagia mendengar Lintasarta menyisipkan kalimat Empowering Indonesia, ini adalah awal yang bagus.
Dalam ACT Consulting, kami menyebutnya Grand Why. Berdasarkan teori start with why Simon Sineck, kami membagi ada 3 why untuk mencapai cita-cita, yaitu Grand Why, Big Why, dan Strong Why.”
Penjelasan mengenai strong why adalah ingin mencapai sebuah tujuan yang fokusnya pada materi saja, jika hal ini dilakukan maka akan banyak pegawai yang tidak loyal, mereka hanya peduli terhadap gaji yang didapatkan, bukan pada misi perusahaan.
Hal ini perlu dihindari, karena tidak selarasnya pegawai dengan misi perusahaan tentu akan menjadi hal yang sulit mencapai visi misi perusahaan.
Dalam big why, bukan lagi bertujuan pada materi saja, namun kepada jabatan, rasa emosional, ego. Hal yang fokusnya hanya pada sisi emosional saja, juga masih mementingkan diri sendiri, untuk kejayaan pribadinya, untuk jabatannya, untuk pandangan orang lain terhadapnya.
Namun, Bayu (Direktur Utama Lintasarta) mengatakan ingin Empowering Indonesia, yang mana misi perusahaan ini sangat besar, bukan lagi sekedar materi dan emosional, namun sesuatu yang lebih besar. Rasa berdampak kepada Indonesia, sehingga inilah yang dinamakan Grand Why. Berangkat dari meaning & purpose.
Untuk mencapai visi Empowering Indonesia, tentu perlu diselaraskan dari BoD, menyatukan suara untuk bersama-sama meyakini misi yang akan dilaksanakan adalah hal besar yang perlu dicapai.
<more>
“Dari sisi culture terlebih dahulu ingin kita lakukan, adalah ingin membangun dan mengawinkan culture of performance dan culture of integrity.” Tambah Fitrah, Chief Commercial Officer Lintasarta.
Dengan pengawinan budaya dari performance dan integrity, Lintasarta tentu berharap akan menjadi pemimpin dalam solusi dan komunikasi bisnis di Indonesia. Membentuk performance yang unggul dan juga integritas yang kuat. Sehingga akan menemukan titik balance dan optimal.
“Kita tidak ingin tumbuh dalam kategori good saja. Tapi to be the great company untuk selanjutnya. Become a great company sebagai culture yang akan kita kerjakan supaya dapat meraih hasil yang lebih baik dari apa yang sudah kita achieve pada hari ini.
Kita perlu culture yang mendorong supaya tumbuh lebih besar.” Susul Ginandjar, Direktur Operasi Lintasarta.
Semangat dari jajaran direksi yang diucapkan membuat Ary Ginanjar (Founder ACT Consulting International) mengaku berada dalam tempat yang tepat. Dengan energi yang besar ini, Ary meyakini bahwa Lintasarta pasti akan sampai pada titik Empowering Indonesia.
“Impian kita ke depan, ada namanya 3I yaitu innovated, integrated, dan Indonesia. Maka, value yang kita perlu inovatif, kita membuat standar baru yang kemudian the glory adalah output. Kedua, integrated, kita perlu berdiskusi dengan customer yang mengerucut pada satu kata yakni ekosistem. Dan ketiga, Indonesia, kita akan serving the grand why dan take care of the rest.
Bagaimana kita menerjemahkan Indonesia menjadi tujuan kita adalah hal penting. Kita ingin Indonesia menjadi top 5 dunia. Maka, kita buktikan, harus punya disiplin.” Ujar Bayu lagi.
Merujuk pada materi yang Ary Ginanjar sampaikan, inilah the living company. Yang mana akan siap menghadapi goncangan, gempa, karena fondasi yang kokoh. Lintasarta bukan lagi transasksional, namun sudah mencapai high purpose, bekerja dengan sepenuh jiwa.
“Apabila pada hari ini kita berhasil men-transfer grand why empowering Indonesia kepada karyawan, akhirnya akan ada integrasi, kolaborasi, dan its not to be good, but to be great. Karena bisnis, berujung pada people. Orang-orang di dalamnya.” Ujar Ary.
Membicarakan tentang visi misi dan juga goals, tentu perlu menempatkan orang pada peran yang tepat dengan mengetahui talenta yang dimiliki, sehingga dalam bekerja, orang akan merasa ease, earn, dan enjoy.
Ary Ginanjar membawakan TalentDNA yang diluncurkan oleh ESQ Group, sebuah alat ukur kepribadian berdasarkan talenta alamiah, yang digunakan untuk pengambilan keputusan sehari-hari, sehingga akan menemukan orang yang tepat pada posisi yang tepat.
Dalam Leader Alignment Session, Ary didampingi oleh Pamela (Managing Partner ACT Consulting International) membacakan hasil top 10 & bottom 5 TalentDNA milik BoD Lintasarta untuk dapat saling mengenal kepribadian yang berujung pada apakah sudah tepat penempatan pada tiap posisi.
Hal tersebut disambut hangat oleh para BoD Lintasarta. “Bicara tentang culture dan melihat Talent C-Level di Lintasarta dengan TalentDNA yang sangat keren. Kami menjadi saling evaluasi dari C-Level, dan alhamdulillah kita di Lintasarta sangat bervariasi kapabilitas, kompetensi, dan kelebihan dan kekurangan sehingga bisa saling menutupi.
Sebagai solusi, TalentDNA keren sekali. Sehingga saya harapkan bisa menjadi cikal bakal tak hanya di Lintasarta, tapi di Indonesia membangun talent lebih luas lagi.” Ujar Ginandjar, Direktur delivery dan operasi.