ESQNews.id, MALANG - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB) gelar International Conference selama 2 hari pada 14-15 Oktober 2022 secara daring dan luring. Acara ini di buka oleh Prof. Dr. drh. Aulanni'am, DES (Wakil Rektor Universitas Brawijaya).
Dalam sambutannya, beliau berharap perhelatan yang ke sekian kali ini berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat kepada sesiapa yang diundang dalam acara ini maupun untuk khalayak.
Dalam pembukaan acara ini juga, turut memberikan sambutan Ainur Rafiq, S.Kom, SE, M.Si, DBA, Ak (Wakil Dekan FEB-UB) serta Abdul Ghofar, S.E., M.Si., DBA, Ak (Dekan FEB-UB).
"Ada puluhan Perguruan Tinggi baik swasta maupun negeri yang mengikuti moment ini, baik secara langsung ataupun lewat zoom meeting. Menampilkan Paper atau hasil penelitian terbaiknya, " kata Abdul Ghofar dari Hotel Grand Mercure, Malang.
<more>
Sebagai informasi, Pada hari pertama kegiatan dilakukan secara Luring dan dihadiri oleh 22 peneliti dari berbagai kampus di Indonesia seperti UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Politeknik Negeri Bali, Universitas Brawijaya, Universitas Bina Nusantara dan ESQ Business School.
Sedangkan di hari kedua ini, kegiatan dilakukan secara Daring dan dihadiri oleh 97 peneliti dengan dibagi dalam 23 break out room di Zoom Meeting dan setiap room diketuai oleh peneliti/professor dari berbagai negera di dunia seperti India, Malaysia, dan Indonesia.
ESQ Business School menjadi salah satu yang mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul "Rentenir and the Welfare of Traders in Parung Market: Theological and Economic Approach."
Tim Peneliti Hibah Dikti Tahun 2022 dari ESQ Business School beranggotakan Ahmad Maulidizen (Ketua/Dosen ESQ Business School), Heristina Fitri Rukmana (Anggota/Alumni ESQ Business School), Muhammad Rafi Thoriq (Anggota/Mahasiswa semester 5 ESQ Business School).
"Di sini saya akan memaparkan hasil penelitian bersama tim. Seperti yang kita tahu, keberadaan Rentenir di Pasar Parung dipicu karena adanya kebutuhan modal para pedagang, minimnya lembaga keuangan, dan mekanisme utang piutang yang dilakukan rentenir sangat mudah," ungkap Zen.
Menurutnya, Secara teologi, Rentiner sangat mengkhawatirkan karena praktiknya melanggar prinsip transaksi dalam Islam yaitu prinsip keadilan, ta'awun dan mashlahah. Dan juga menghilangkan unsur halal dan thayyib dalam bisnis.
"Sementara dari aspek ekonomi, Rentenir hanya dapat memenuhi kebutuhan materi yaitu pinjaman jangka pendek dengan bunga 20% dan tidak memenuhi *kebutuhan spiritual* karena dalam bisnis yang dijalankan tidak terdapat keberkahan dari Allah SWT," lanjut sang Dosen ESQ Business School itu.
Selanjutnya, pria berkacamata itu mensyiarkan terkait Nilai 165 (ihsan, iman, islam) dan ESQ Business School yang dinakhodai oleh Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian.
"ESQ Business School dirancang untuk mendidik mahasiswanya memiliki kecerdasan spiritual yang baik, kreativitas yang tinggi serta intelektual yang unggul. Dengan metode ini, mahasiswa diberikan stimulus agar termotivasi dari dalam untuk meningkatkan kemampuan belajarnya," tuturnya.
Yang tak kalah menariknya yaitu tim peneliti atau keynote speakers-nya di datangkan langsung dari berbagai negara untuk menilai puluhan paper yang diperlihatkan kepada mereka.
Pemateri Utama lainnya yang turut presentasi adalah Prof. Ahmad Erani Yustika (Economics and Business Faculty, Universitas Brawijaya, Indonesia), Prof. Dr. Anees Janee Ali (School of Management, Universiti Sains Malaysia), Dr. Sergey Ivanov (University of the District of Columbia, United State of America), Prof. Romie Littrell (National Research University-Higher School of Economics, Russia), Dr. Sharif Rasel (College of Business, Government and Law Flinders University, Australia).
Berdasarkan informasi dari Zen, Keynote Speakers membahas Seputar Isu-isu Ekonomi Kontemporer yang terjadi di Dunia terutama yang sedang di hadapi oleh negaranya masing-masing.
Sedangkan para pesertanya mempresentasikan hasil penelitian yang telah dilakukan dan diberikan feedback dalam bentuk pertanyaan atau tanggapan dari Panelis.
Sekilas Tentang ESQ Business School
Untuk mempersiapkan generasi yang berkarakter unggul, maka Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian bersama Prof. Ir. Surna Tjahya Djajadiningrat mendirikan ESQ Business School.
ESQ Business School dirancang untuk mendidik mahasiswanya memiliki kecerdasan spiritual yang baik, kreativitas yang tinggi serta intelektual yang unggul. Dengan metode ini, mahasiswa diberikan stimulus agar termotivasi dari dalam untuk meningkatkan kemampuan belajarnya. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan ESQ Business School.
Kelebihan lainnya adalah staf pengajar yang merupakan kombinasi dari Para Dosen, Mentor dan Trainer. Perpaduan ini membuat mahasiswa memahami ilmu yang dipelajari dari aspek teori dan praktis serta diperkuat dengan softskills.
Menurut Ary Ginanjar, ada satu hal yang sering kita lupa bahwa, 85% kesuksesan seseorang berhasil dari karakternya, dan hanya 15% saja yang berasal dari intelektualitas.
Hal ini yang membuat lulusan ESQ Business School berbeda dengan lulusan dari kampus lainnya, karena metode pembelajaran dan pendidikan karakter yang diterapkan.
Dengan begitu, kami mencipatakan generasi muda bangsa yang unggul dan bisa berkontribusi bagi kemajuan bangsa indonesia. Serta mewujudkan Indonesia Emas 2045.