ESQNews.id, JAKARTA - Hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2022, mahasiswa semester 7 ESQ Business School mengikuti The Billionaire Mind Training secara luring di Auditorium Prof. Ir. H. Surna Tjahja Djajadiningrat, M.Sc., PhD. Lantai 18 Menara 165 Jakarta.
The Billionaire Mind Training adalah sebuah program yang akan membantu mereka mencapai kekayaan dengan cara-cara rasional dan mudah diterapkan.
Pasalnya, para mahasiswa itu diajak membongkar alasan dan sebab-sebab, kenapa mereka tidak kaya-kaya. Lalu memulai langkah perbaikan dengan mengubah mindset hingga mendapatkan skill khusus mewujudkan kekayaan yang diharapkan.
Puluhan insan penerus bangsa itu dipandu langsung oleh Coach Ramdhani (trainer lisensi dari Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian). Di sela sela sesi, sang Founder ESQ Group itu menyapa dan memberikan motivasi kepada anak didiknya.
"The Billionaire Mind Training adalah pilihan tepat untuk Anda yang ingin mencapai kekayaan sesungguhnya. Anda akan mempelajari cara-cara, langkah, solusi, hingga ke hal detail untuk bisa jadi orang kaya. Semua yang dipelajari dalam training pun telah diterapkan oleh sejumlah orang kaya di dunia," katanya.
Pendiri gedung 27 lantai itu mengingatkan bahwa ketika menjadi kaya, bukan sekedar ingin membeli sesuatu, terus kalau sudah terkumpul maka tujuannya berakhir begitu saja. Namun harus memiliki tujuan yang besar dibaliknya.
"Contohnya, saya mendirikan Menara 165 ini atas dasar untuk memberikan manfaat yang lebih besar terhadap ESQ dan terus memberikan manfaat sebanyak banyaknya, seluas luasnya untuk khalayak."
Lebih lanjut, "Dengan training ini, mahasiswa diharapkan menjadi tidak negatif thinking terhadap uang. Dengan uang yang didapatkan dijalan yang benar dan digunakan untuk hal positif maka akan lebih banyak lagi yang bisa dibantu dan bisa lebih memahami antara kebutuhan serta keinginan."
<more>
Selebihnya, materi disampaikan oleh Coach Ramdhani. Menurutnya, menjadi kaya itu mempunyai arti yang sangat penting. Dengan mempunyai harta yang berkah dan banyak bisa membuat kita membantu orang lain melalui sedekah.
"Menjadi kaya itu juga suatu keharusan, namun niatnya buat untuk menunjukkan ke orang orang kalau kita kaya. Itu adalah pilihan dengan tidak menujukkan kita menggunakan barang bermerek, makan di tempat mewah dan sebagainya."
"Tentu, usaha untuk menjadi kaya dilakukan dengan cara yang positif yaa," lanjut trainer ESQ dengan gaya milenialnya.
Di akhir sesi, salah satu mahasiswi ESQ Business School memberikan pendapatnya terkait definisi milyarder.
"Mempunyai uang yang banyak jangan taruh dihati, namun letakkan ditangan. Pergunakan untuk hal hal baik dan jangan terlena akhirnya melakukan hal-hal negatif dengan harta yang banyak," kata Latiffa Queen.
Melihat fenomena yang ada, banyak orang ingin kaya, untuk itu mereka bekerja, dan melakukan berbagai upaya untuk memperoleh banyak uang. Namun realitanya, baru segelintir orang yang mampu mewujudkan keinginan jadi orang kaya dan benar-benar bebas finansial.
Kenapa begitu? Penyebabnya bukan karena minimnya sumber pemasukan atau besar kecilnya uang sebagai modal. Akar dari itu semua adalah pandangan (mindset) yang salah tentang kekayaan. Masih banyak yang belum mengetahui bagaimana caranya membentuk mindset untuk membangun aset secara tepat.
Padahal, kekayaan yang sesungguhnya akan benar-benar di raih, ketika kita mampu membebaskan diri dari jebakan ketakutan, prasangka, dan pengalaman masa lalu. Sadar atau tidak, selama ini banyak racun yang mengisi pikiran, perasaan, bahkan tindakan yang menghambat seseorang menjadi kaya.
Untuk itu, lewat formula yang dibuat oleh Ary Ginanjar mengatakan bahwa jika seseorang benar-benar ingin menjadi kaya dengan cara yang tepat dan mudah, langkah awalnya perbaiki dari akar.
Miliki blue print yang tepat mengenai kekayaan. Mulai dari mengenal sebab tidak kaya-kaya, memahami mindset, mengubah mindset, mengidentifikasi kondisi saat ini, hingga langkah-langkah perbaikan diri secara finansial untuk mencapai target kekayaan yang diinginkan.
