Kamis, H / 28 Maret 2024

EBS Leadership Summit, Sandi Uno: Pemimpin itu Bukan yang Terlahir, Tapi…

Kamis 25 Feb 2021 11:14 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Potret saat kegiatan berlangsung

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI) dan Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian (President ESQ Group dan Founder ESQ Business School) turut membuka acara salah satu event yang digelar oleh ESQ Business School (EBS). Event tersebut diselenggarakan pada Kamis (25/2/2021) secara virtual dan mengusung tema “EBS Leadership Summit 2021.”

 

Ada sekitar 1.200 pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia, yang ikut berpartisipasi di dalamnya. Mereka dipandu langsung oleh Coach Syaiful (trainer ESQ). Acaranya semakin menarik karena ada inspiring sharing dari Entrepreneur muda serta Alumni dari EBS yaitu Muhariyadi Kuncoro, S.Mn dan Muhammad Lutfi Aziz, S.Mn.

 

Tujuannya agar para peserta mendapatkan bekal ilmu serta pelatihan berharga. Tak hanya ilmu secara hard skill tapi juga soft skill agar mereka semakin siap menjadi pemimpin yang memberikan perubahan positif bagi kemajuan bangsa.


<more> 


“Kita juga bisa mengikuti jejak kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Namun setiap pemimpin itu akan diminta pertanggungjawabannya. Maka saya melihat adanya contoh potensi dari teman-teman EBS ini untuk menjadi pemimpin dengan pendekatan intelektual, emosional, spiritual,” papar Sandi dengan gagah mengenakan udeng.

 

Sandi Uno bersama Ary Ginanjar memberikan sharing motivasi pengalamannya sebagai ‘leader’ kepada para penerus bangsa itu. Harapannya, jejak positif dari kedua tokoh nasional itu dapat ditiru oleh generasi zelenials.


 

Para pemimpin itu bukan dari yang terlahir, tapi yang dikembangkan. Karena potensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin itu adalah anugerah dari Allah. Yang perlu disyukuri adalah perjuangan untuk menumbuhkan kepemimpinan.

 

Masalah itu harus kita anggap sebagai berkah dan hikmah. Sehingga krisis saat ini adalah hikmah agar kita bisa melahirkan kepemimpinan di masa depan yang membawa Indonesia menjadi Indonesia Emas 2045,” sambung pria berkacamata itu.

 


Ary turut mengangguk tanda sependapat dengan kalimat yang dipaparkan oleh Sandi Uno.

 

“Dulu juga om Ary gak sangka sampai bisa sebesar ini. Teman-teman om Ary dan om Sandi tidak sampai 5% yang berhasil, sebagian dari mereka tidak menjadi atau tidak dapat apa-apa. Itu yang bikin om Ary sedih,” tutur Tokoh Pembangunan Karakter itu.

 

Menurutnya, ukuran sukses dari kecerdasan intelektual itu hanya 10%, sedangkan kecerdasan lain seperti emosional dan spiritual itu mencapai 80-90%. Namun sayangnya, kecerdasan itu tidak diajarkan di kampus-kampus pada umumnya, ilmu kehidupan itu tidak ada dalam ‘silabus’.

 

“Sekarang siapa yang ingin tau ilmu itu? siapa yang mau seperti om Sandi atau om Ary? Katakan sayaaaa,” ajak Ary dengan semangat.

 

Para peserta serentak mengacungkan jempol, mengangkat tangan, serta menganggukan kepala, bahwa mereka juga penasaran dengan ilmu-ilmu yang diajarkan di kampus EBS itu. Mereka juga disuguhkan dengan gerakan ala tiktok untuk menambah energi semangat yang membara.

 



“Kepada Bapak Menteri bersama jajarannya, kami mempersembahan generasi muda ini dengan kompetensi yang akan terus EBS kembangkan, dengan keseimbangan IQ, EQ, dan SQ untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja dan menjadi pengusaha di seluruh sektor,” harap Leli Wakil Ketua 1 EBS.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA