Kamis, H / 16 Oktober 2025

Jaksa Grand Why Mampu Tegakkan Keadilan dan Wujudkan Indonesia Emas 2045, Ini Kata Ary Ginanjar

Jumat 26 Jan 2024 23:11 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Founder ESQ Group Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian diundang oleh Kejaksaan Agung RI untuk menjadi narasumber dan mengisi Seminar Motivasi Diklat Teknis Kejaksaan Agung gelombang 1 (Personal Development Program). Acara berlangsung pada Jumat tanggal 26 Januari 2024 di Gedung Bandiklat Kejaksaan Agung RI.


Ary Ginanjar-ESQ bukan pertama kalinya berkolaborasi dengan Kejaksaan Agung RI. Ary Ginanjar bersama tim dipercaya untuk mengisi Seminar Integrity Diklat Teknis 4 batch dengan total peserta 1000 orang eselon 3 dan 4 pada tahun 2023 dan Seminar Integrity pada PPPJ 2 batch dengan total peserta hampir 700 orang jaksa baru pada tahun 2023.



Dan kali ini, perhelatan yang bertema “Menyongsong 2024 dengan Makna Strategis Bagi Pemerintah untuk Menentukan Rencana Kerja Arah Kebijakan Pembangunan Kedepan” dihadiri oleh Kapusdiklat Teknis Fungsional Kejaksaan Dr. Heri Jerman, S.H., M.H, Kabid Penyelenggara Pusdiklat Teknis Fungsional Kejaksaan Fris Nalle, S.H., M.H, Lena serta peserta seminar kurang lebih ada 600 - 670 orang eselon 3 & 4 se-Indonesia (offline).

Moment tersebut dilatarbelakangi oleh adanya ungkapan dari Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin yang mengatakan bahwa dirinya akan membenahi Korps Adhyaksa untuk menciptakan penegakan hukum yang modern dan humanis.

Jargon "Penegakan Hukum Humanis dan Modern" menjadi suatu renungan yang mendalam dari segenap insan kejaksaan bahwa hukum yang baik adalah hukum yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan, karena hukum yang tertinggi adalah kemanusiaan itu sendiri. Hukum yang modern itu adalah hukum yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan menjamin kebutuhan hukum masyarakat.

<more>

Burhanuddin menyampaikan kata kuncinya agar kejaksaan ke depan eksistensi-nya dapat dipercaya oleh masyarakat yakni "Mereformasi diri dan Bertransformasi", yaitu mereformasi untuk mengubah pola pikir, perilaku yang nantinya menjadi budaya kerja Kejaksaan dan Bertransformasi, artinya mampu beradaptasi dan lincah dengan kebutuhan hukum masyarakat modern di era kekinian dan di masa yang akan datang

Untuk membantu wujudkan harapan dari Jaksa Agung RI beserta jajarannya, kehadiran Ary Ginanjar diharapkan mampu membangkitkan semangat dan integritas pegawai dalam membantu arah kebijakan pembangunan ke depan.

"Hari ini kita sedang menyaksikan para jaksa Indonesia Emas 2045. Berikan kepercayaan, berikan doa, berikan dukungan kepada Jaksa terpilih ini agar lahir Indonesia Emas 2045 yang kita idam-idamkan. 

Tetap optimis, positif thinking, lakukan saja yang terbaik. Dan percayalah Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita. Lakukan apa yang kita bisa dan tahu, maka Tuhan akan lakukan apa yang kita tidak ketahui," tutur Ary Ginanjar.



Pria yang pernah menjadi dosen itu sampaikan dan membuat kesepakatan bahwa salah satu output dari agenda kali ini adalah melahirkan para jaksa yang sukses, semangat dan bahagia dengan 4 rumus. 4 rumus itu adalah Managing Energy, Find your grand why, TalentDNA, Growth Mindset. 

"Saya di sini bukan mau ceramah dan pidato sebagai motivator. Saya di sini ingin melihat Anda bisa memanage energi dengan gerak, kata-kata, dan fokus kepada hal positif. 

Saya ingin melihat bahwa Anda menemukan grand why hari ini. Jaksa yang senantiasa tegakkan keadilan dan memiliki niat utama untuk mengabdi kepada Tuhan, Bangsa dan Negara," tutur Ary.



Lebih lanjut, "Saya juga ingin menyaksikan Anda menemukan passion Anda dengan TalentDNA, serta cintai pekerjaanmu. Lalu Anda membuat keputusan bahwa Anda akan growth mindset."

"Yang ke-4 inilah rumus yang paling berat (growth mindset). Kalau ini Anda kuasai maka Anda akan bisa menembus perjalanan yang jauh ke depan. Tapi kalau Anda tidak punya ilmu ini Anda akan mandet di tengah jalan.

Growth mindset diibaratkan mata lebah. Dia akan terus mencari bunga meskipun dia ada di tempat sampah. Artinya apa? Otak dia selalu mencari solusi di tengah keterbatasan dan kesulitan," tambahnya. 



"Setelah kalian jadi pemimpin di zaman Indonesia terbaik tahun 2045, tolong jangan lupakan guru-gurumu. Jangan lupakan Pak Heri, Pak Fris. Kami orang masa lalu dan Anda semua adalah orang masa depan.

Dan Anda akan membuat keputusan terbaik hari ini. Semoga akan lahir lagi di sini Baharuddin Lopa, akan hadir lagi di sini Bismar Siregar, Jenderal Hoegeng yang tidak bisa dibeli oleh siapapun," tutupnya.



Di ujung acara, Heri Jerman merasa kagum dengan suksesnya acara hari ini dan memberikan apresiasi kepada Ary Ginanjar beserta tim.

"Moment yang dibawakan oleh Pak Ary ini penuh dengan semangat dan berjalan sukses. Dengan kehadiran Bapak Ary Ginanjar yang sudah memberikan semangat kepada insan Adhyaksa tentu ini kita harapkan membawa perubahan yang lebih baik pada intuitif kejaksaan. 

Dan utamanya kita harus mempersiapkan insan kejaksaan, insan Adhyaksa di tahun 2045 menuju Indonesia Emas. Sehingga diharapkan bisa membawa perubahan dimulai dari detik ini," ungkapnya.



Disambungkan olehnya, "Tadi Pak Ary sudah jelaskan mengenai TalentDNA, saya ingin menambahkan bahwa kita semua harus bisa melepas kepalsuan kita. Mengapa? Karena diri Anda yang sebenarnya terlihat ketika tidak ada orang lain yang melihat.

Maka jadilah diri Anda sendiri untuk bisa membawa perubahan kepada diri kita dan utamanya kepada institusi kita."



Ia juga berharap, "Dengan adanya diklat ini kita akan semakin memahami lebih dalam diri kita. Saya berharap kita bisa lebih banyak menimba ilmu pengetahuan, lebih banyak membentuk karakter, khususnya kepada Anda."

Fris juga dengan wajah tersenyum mengatakan, "Yang diharapkan kepada seluruh peserta diklat periode 2024 gelombang pertama ini akan menjadi pemimpin masa depan yang berpikir dan berlandaskan pada hati nurani. Yang mana tadi telah disampaikan bahwa jaksa-jaksa yang diharapkan adalah jaksa yang mengutamakan sifat grand why-nya."



Seminar ini juga mendapat respon dari para peserta diklat.

Deo dan Helena Satker Kejaksaan Negeri Toba Samosir di Sumatera Utara tuturkan, "Ini pertama kali kami bertemu Pak Ary dan ini juga sesuatu yang baru buat kami. Ada 1 pesan yang menempel di pikiran saya apa yang diucapkan oleh Pak Ary. Pak Ary bilang bahwa cara terbaik untuk mengubah diri itu dengan mengajarkan kepada orang lain terkait apa yang telah diajarkan (didapatkan) kepada kita. Maka, harapannya apa yang kita dapatkan di sini, akan kita praktekkan di satker kita juga."



Maria dari Satker Kejaksaan Negeri Merauke sampaikan ,"Seorang jaksa itu harus mempunyai energi. Dalam artian sebagai jaksa kita harus mampu menghadapi segala sesuatu atau perkara dengan energi positif. Apalagi ditambah dengan talenta yang dimiliki oleh kita."





Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA