ESQNews.id, JAKARTA - Mengingat sekarang manusia hidup di
Era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) dimana jaman yang
serba berubah ubah, tak menentu, tak ada kepastian dan lainnya. Untuk
menghadapi era yang terjadi saat ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry
Warjiyo mempersiapkan ‘pasukannya’ sebaik dan sedini mungkin. Salah satunya
adalah dengan mengikutsertakan setiap insan BI untuk join di pelatihan Spiritual
Revival.
Training ini hasil kolaborasi dengan tim ESQ (ACT
Consulting). Tujuan training ini adalah untuk membentuk karakter calon pimpinan
masa depan Bank Indonesia yang Religius. Training Spiritual Revival ini adalah
program pembekalan pembentukan karakter sebagai rangkaian dari Program BI
Religi yang dicanangkan oleh Perry Warjiyo sejak pertama kali menjabat.
Oleh karenanya, telah berlangsung kembali Sekolah Pimpinan Utama Bank Indonesia (Sestabi) Angkatan 8 yang di dalamnya mempelajari dan memahami apa itu Spiritual Revival. Ada sekitar 38 orang (para calon deputi) yang menjadi peserta pelatihan. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2022 di Ruangan Daan Mogot, Gedung D, Bank Indonesia.
Dalam kesempatannya, Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ Group) menyapa para peserta melalui zoom meeting. Ia mengucapkan terimakasih kepada Perry beserta jajarannya, karena baginya Bank Indonesia sebagai ujung tombak kekuatan finansial bangsa Indonesia ini, telah mempercayakan pembangunan karakter karyawan dan transformasi budaya kerja pada ACT Consulting (ESQ) dalam program mewujudkan BI Religi.
“Pak Perry itu adalah alumni ESQ juga. Beliau menjadi Alumni ESQ di Washington pada tahun 2009. Dan Alhamdulillah di tahun 2018 beliau sudah menjadi Gubernur Bank Indonesia. Nah di sini kita jabarkan terkait cara berfikir dan mindsetnya beliau, melihat leadershipnya. Kalau dari gambar ini, kira kira beliau berangkat dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas?” tanyanya sambil membagikan sebuah gambar yang diberi judul ESQ Matrix.
Terlihat dan terdengar dari layar zoom meeting, bahwa insan BI rata rata menjawab dari atas ke bawah yaitu berangkat dari Grand Why. Urutan dari Grand Why itu di antaranya harus memiliki meaning and purpose dalam hidup (tahu siapa saya, dimana saya, dan mau kemana saya), berkontribusi, dan mengalami perkembangan, mendapat cinta serta relasi, sehingga jadi eksis dengan sendirinya, siap menghadapi segala tantangan, dan kepastian (gaji, penghasilan) akan mengikuti.

“Ada 3 alasan untuk menjadi seorang pemimpin. Yang pertama adalah
strong why, Anda memimpin dengan mencari kepastian dan karna Anda merasa
tertantang untuk memimpin. Yang kedua adalah big why, Anda memimpin karena demi
eksistensi diri, cinta dan relasi, mendapatkan rasa pertemanan dan kekeluargaan,
berkembang dan lainnya,” tutur Pria yang mengaku sudah mengajar selama 25 tahun
(akademisi) itu.
Lebih lanjut, “Dan yang terakhir atau alasan ketiga yaitu dorongan
untuk menjadi seorang pemimpin yakni karena the grand why. Grand Why itu adalah
ketika kita memahami siapa, dimana, dan akan kemana kita dalam kehidupan ini. Lalu
kita akan berkontribusi dalam hidup sebanyak banyaknya kepada masyarakat.”
Menurutnya, dengan pelatihan bersama ESQ inilah Perry ingin mempersiapkan ‘pasukannya’ untuk menjadi pemimpin yang berangkatnya dari The Grand Why (dari atas). Berangkatnya itu di mulai dari menemukan makna dan tujuan di hidup ini lalu ada dorongan yang begitu besar untuk berkontribusi setiap harinya ketika insan BI memimpin.
“Selain ESQ Matrix, untuk menghadapi era VUCA ini kita harus membuat bangunan SDM BI di masa depan. Ada atap, tiang dan fondasi. Atapnya itu kompetensi, dan tak cukup jika hanya itu. Harus diperkuat dengan 5 tiang atau super Agility yaitu change agility, mental agility, people agility, learning agility, result agility,” papar sang pendiri ACT Consulting itu.
Ditambahkan, Ary berkata, “Untuk punya agility, Anda harus
mempunyai penampang hati yang luas atau dinamakan dengan capability. Nah disitulah
letaknya Spiritual Revival, modal besar untuk masa depan pimpinan Bank
Indonesia. Terus sebarkan ilmu ini kepada adek adek kalian agar siap menjadi
pemimpin di tahun 2045.”
“Saya senang sekali, bisa bertemu dengan calon pimpinan pimpinan
masa depan Bank Indonesia. Mudah mudahan suatu saat nanti Anda akan menjadi
pimpinan yang betul betul jadi teladan bangsa Indonesia. Dan semoga BI menjadi sebuah
lembaga yang lebih dihormati, lebih disegani dan bermanfaat untuk bangsa dan negara,”
tutupnya.

Usai mendengarkan paparan dari pendiri Menara 165 itu,
acara dilanjutkan oleh kadernya yaitu Coach Iman G Herdimansyah (trainer ESQ).
“Seperti yang disampaikan oleh Gurunda kami, Pak Ary, beruntungnya menjadi pemimpin di BI karena selalu dibekali dengan Spiritual Revival untuk menemukan serta menguatkan The Grand Why, yakni Meaning & Purpose dalam memimpin,” katanya.
Sebagai informasi, program ini adalah program pembentukan karakter atau Personal Transformation Program pada diri karyawan baru di lingkungan Bank Indonesia. Salah satu yang dibahas adalah tentang makna bekerja, nilai bekerja sebagai Ibadah dan lainnya.