Jumat, H / 29 Maret 2024

KPHI : Kesehatan Calhaj Idealnya Dipantau Bahkan Sejak 3 Tahun Sebelum Berangkat

Jumat 25 Jan 2019 11:41 WIB

Reporter :AA

Komisi Pengawas Haji Indonesia

Foto: haji.kemenag.go.id

Idealnya pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji dimulai sejak tiga tahun sebelum berangkat, ujar Komisioner KPHI Bidang Kesehatan


ESQNews.id, JAKARTA – Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) mendesak pemerintah agar mengintensifkan pelayanan kesehatan calon jemaah haji sejak dari hulu di Puskesmas.


Komisioner KPHI Bidang Kesehatan Abidin Syah Siregar mengatakan setidaknya pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji itu dimulai sejak tiga tahun sebelum berangkat. “Itu penting disegerakan, agar yang berangkat haji itu orang sehat,” ujar Abidin, Kamis (24/1/2019), di Jakarta.


Kalaupun jemaah memiliki penyakit tertentu, lanjut Abidin, jika pemeriksaan kesehatan dilakukan sejak awal, petugas akan memperoleh riwayat penyakit tiap jemaah dan mengetahui apa saja obatnya. Abidin kerap menemukan jemaah yang ketahuan sakit menjelang berangkat atau mengalami gangguan jiwa ketika di tanah suci.


Dengan banyaknya jemaah haji yang sakit di tanah suci, ujar Abidin, biaya kesehatan menjadi sangat besar. Dalam lima tahun terakhir, kata Abidin, angka jemaah calon haji dengan risiko tinggi kian meningkat. Jika sebelumnya angka tersebut berada pada 40 persen, ujar Abidin, tahun 2018 angka itu naik menjadi 67,7 persen.


Dengan memperkuat sistem pelayanan di hulu, lanjut Abidin, secara otomatis orang Indonesia akan lebih sehat. Selain itu, imbuh Abidin, jika jemaah yang berangkat dengan risiko rendah, maka biaya kesehatan juga akan lebih efisien. Abidin juga mendesak agar pemerintah segera menyusun dan menetapkan standar pelayanan minimum kesehatan haji berikut indikator kesuksesan penyelenggaraan kesehatan haji.


Abidin, juga mendesak agar pemerintah menambah tenaga kesehatan di kelompok terbang. Saat ini tiap kelompok terbang yang terdiri dari sekitar 450 orang jemaah hanya ditangani oleh satu orang dokter dan dua perawat. Idealnya, kata Abidin, untuk tiap kloter pesawat tersebut diperlukan dua orang dokter dan enam perawat.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA