ESQNews.id, JAKARTA - Muda, sukses dan kaya adalah impian semua orang saat ini. Namun faktanya tak sedikit orang yang mengalami pasang surut kehidupan untuk mencapai apa yang di cita-citakan. Meski kerja keras telah dilakukan, hasilnya tetap tidak sesuai harapan dan tak seindah kata.
Tagline karena hidup tidak seindah kata menjadi tema program Q&A di MetroTV kali ini yakni "Tak Seindah Kata", yang sudah berlangsung pada Hari Minggu tanggal 14 Januari 2024 pukul 18.30 WIB.
Program Q&A menjadi spesial karena setiap pertanyaan selalu ada jawaban. Terkait tantangan-tantangan hidup yang sedang dialami orang, maka bisa di kupas tuntas jawabannya di sini, agar bisa membuat tahun 2024 menjadi lebih baik.
Oleh karenanya, MetroTV hadirkan bintang tamu spesial. Dimana ketiganya adalah motivator legenda lintas generasi yang pertama kalinya hadir satu frame di Q&A yaitu Merry Riana, Andrie Wongso dan Ary Ginanjar Agustian. Ketiga motivator itu hadir untuk memberikan jawaban dan ulasan inspiratif untuk khalayak.
Hadir juga di dalamnya para panelis yakni Hendri Satrio (Pakar Komunikasi Politik), Virgie Baker (Jurnalis Senior), Maman Suherman (Penulis), Sherly Annavita (Influencer), Duto Triadjie (Komika). Dan program ini tidak akan jalan tanpa adanya host yaitu Yohana Margaretha.
Yohana memandu acara dengan sangat asyik dan fun. Sesuai dengan nama programnya yaitu Q&A, maka sang host menampilkan 9 box (di layar) dan harus dipilih (satu per satu secara bergantian oleh motivator).
Dimana di dalam box itu akan ada topik-topik yang akan diulas bersama. Ada tantangan juga dari para panelis untuk 3 motivator. Kemudian, yang memilih box pertama kali yaitu Ary Ginanjar.
Founder ESQ Group itu memilih nomor 8 yang isinya membahas tentang wisdom. Ary mengawali sesi dengan bercerita saat dirinya menjadi pedagang celana jeans hingga menjadi motivator.
Ary katakan bahwa awalnya tidak bermimpi menjadi motivator, namun orang-orang penasaran dengan kisah hidupnya yang tertuang di dalam buku ESQ.
"Alasan saya membuat buku ESQ karena sepaham saya, Indonesia ini masyarakatnya atau SDMnya begitu banyak. Tetapi tidak punya kecerdasan emosional dan spiritual. Maka kita tidak akan pernah mencapai tujuan. Namun kalau Indonesia memahami 2 kecerdasan ini saya yakin Indonesia Emas 2045 akan tercipta," ungkap Ary.
Lebih lanjut, "Itulah mengapa saya punya misi untuk membangun moral karakter bangsa yang memiliki Grand Why untuk membangun bangsa atau negara ini berlandaskan nilai-nilai seperti integritas, kedamaian, kebersamaan dan lainnya.
Lalu yang kedua, masyarakat Indonesia harus memiliki mental solution mode bukan fokus ke problem mode. Jadi bisa diibaratkan dengan mata lebah dan lalat. Jika mata lalat itu adalah dikasih solusi sebesar apapun yang keluarnya adalah problem (mata yang selalu melihat hal-hal kurang baik atau sampah).
Sebaliknya, jika mata lebah itu dikasih problem seberapa banyaknya, yang keluar adalah solusi (mata yang selalu melihat hal-hal positif atau bunga yang indah)," jelas pendiri 17 anak perusahaan di bawah naungan ESQ itu.
Ary menyebutnya resourcefulness yaitu manusia-manusia yang memiliki kemampuan untuk berfikir solutif, yang memiliki kepercayaan diri. Sehingga bangsa Indonesia menjadikan SDM itu adalah nilai atau resources.
<more>
Adapun box yang dibahas terkait milenial. Ary menyampaikan hasil survey dunia tentang perbedaan baby boomers, Gen X, Gen Y, Gen Z.
Kalau baby boomers mereka berfikir bagaimana supaya aman tenang karena bapak dan ibunya hidup di zaman penjajahan. Sehingga fokus untuk mencari ketenangan. Sedangkan Gen X itu memikirkan bagaimana supaya kita bisa punya materi, rumah, mobil. Tetapi Gen Y dan Gen Z mereka ingin mencari asik-asik dan rasa nyaman. Sehingga saat mereka bekerja lalu dicolek kenyamanannya dia akan goyah dan resign.
"Maka dari itu diharapkan, Gen Y dan Z ini kita ingatkan untuk mencari tujuan hidupnya (Grand Why) agar dipikirannya tertanam senantiasa ingin berkontribusi. Lalu ditanamkan juga cara pikir yang growth mindset bukan fixed mindset. Agar selalu dipenuhi hal-hal yang positif bukan negatif. Kalau ini berhasil, mereka inilah yang akan jadi perubah-perubah bangsa," ucap Ary.
Dilanjutkan olehnya, "Yang lebih dahsyat lagi apabila mereka mengetahui talentDNA nya, keunikan dalam dirinya yang bisa membawa mereka pada kesuksesan. TalentDNA ini sudah bisa diidentifikasi sejak SMA."
TalentDNA merupakan sebuah tools untuk mengidentifikasi kecenderungan pola perilaku yang terus berulang di berbagai situasi secara alami, natural, dan spontan. Pola perilaku ini yang menggambarkan apa yang dirasakan, pikirkan, dan lakukan sehingga mempengaruhi bagaimana cara merespon dan mengambil keputusan dalam kehidupan secara otomatis.
TalentDNA mengungkap algoritma perilaku manusia yang membuat setiap orang itu unik dan berbeda.
Suara tepuk tangan terdengar dari para audiensnya yang mayoritas adalah mahasiswa. Di sela acara, ada seorang audien bernama Fikri Ahmad yang bertanya, "Seandainya Anda menjadi salah satu tim Capres, lalu motivasi apa yang akan Anda berikan kepada Capres tersebut?"
Pertanyaan itu dijawab oleh Ary, "Ingat lagu Indonesia raya? Bangunlah jiwanya bangunlah badannya. Jadi untuk membangun bangsa itu seperti membangun sebuah rumah ada fondasi, tiang dan atap. Yang namanya atap itu terdiri dari kompetensi, skill, knowledge (kementerian-kementerian).
Sedangkan tiang-tiang itu adalah nilai-nilai moral seperti integritas, komitmen, dan landasan hukum tetapi yang paling bawah yaitu fondasi yang membuat rumah itu tahan terhadap goncangan itu moralitas karakter bangsa."
Ary berpesan, "Pesan saya siapapun presidennya harus menjadikan SDM modal utama jadikan sumber kekuatan bangsa. Wujudkan Indonesia Emas 2045. Karena di tahun 2043 semua SDA diprediksi akan habis. Yang tersisa hanyalah SDM."
Setelah membahas satu per satu box yang telah dipilih yakni terkait wisdom, mental health, milenial, kepo +62, 2024, play or pass, serta box dengan tulisan "quotes of the day" menjadi penutup acara kali ini. Ketiga motivator memberikan kalimat singkat sebagai penguat khalayak.
Andrie sampaikan, "Bagi saya setiap hari adalah hari baru. Everyday is good, enough to a new life. Maka tidak usah khawatir soal tahun 2024. Selalu baru selama punya mental optimis dan mau belajar, mau berjuang habis-habisan. Sukses akan kita raih."
Merry katakan, "Musuh terbesar dari kesuksesan itu bukan kegagalan melainkan adalah ketakutan. Jadi masuk di tahun 2024 ini, kita harus hilangkan semua ketakutan jangan sampai kita dirantai dengan ketakutan itu. Rantai itu adalah kegagalan masa lalu dan kekhawatiran masa depan. Biasanya itu yang membuat kita enggak jalan. Maka lakukan yang terbaik, berprasangka baik, mengucap yang baik, berbuat baik. Saya yakin 2024 akan menjadi tahun yang baik juga."
Ary tuturkan, "Ada sebuah riset yang dilakukan Arnold Toynbee tentang bangsa gagal dan bangsa berhasil. Ia katakan bahwa sebuah bangsa akan mengalami kejayaan ketika otak menjadi panglima. Dan mengalami masa keemasan ketika otak dan hati disatukan. Tetapi suatu bangsa akan mengalami kegagalan ketika otak dan nafsu menjadi panglima. Sekarang mari kita pikirkan, selama ini dipikiran kita itu isinya otak, hati atau nafsu yang menjadi panglima?"
Sedangkan Kang Maman mewakili para panelis yang hadir sampaikan bahwa dirinya terkesima dengan bintang tamu hari ini. Menurutnya, 3 motivator itu luar biasa. Maman melihat mereka bukan hanya sebagai motivator tapi juga entrepreneur, educator, author, dan juga investor.
"Saya mendapatkan investasi banyak hari ini bahwa sejatinya hidup ini adalah panduan dan rangkaian mimpi perjalanan dan nasib.
Dan saya jadi punya rumus 4i. Jika kamu ingin sukses ada 4 modal i yang pertama adalah harus punya ingin yang kuat, lalu cari ilmunya, lalu ikhtiar sebaik baiknya dan ikhlaskan kepada yang di atas (Tuhan Yang Mahaesa)," tutupnya.
Selengkapnya di https://xtend.metrotvnews.com/