Senin, H / 06 Oktober 2025

Tumbuhkan Bisnis Secara Eksponensial dengan Islamic and Ethical Finance Ala Xaham.ID

Rabu 24 Apr 2024 22:56 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Di Indonesia, keuangan syariah terus bertumbuh Berdasarkan data OJK Juni 2023 market share keuangan syariah sebesar 10,94 persen terhadap total keuangan nasional.


Dalam konteks pertumbuhan bisnis, kekuatan keuangan Islam dan etis membuka peluang baru.


Bisnis dapat menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk konsumen dan investor yang peduli dengan prinsip-prinsip etis dan keberlanjutan. 


Hal ini membantu memperoleh kepercayaan pelanggan dan investor, meningkatkan citra merek, dan mengurangi risiko reputasi.


Untuk lebih lengkapnya, pembahasan ini dikupas tuntas dalam balutan Webinar yang digelar oleh PT. Xaham Fintek Ekuitas (salah satu unit bisnis ESQ, di bawah naungan Ary Ginanjar Agustian) secara cuma-cuma.


PT. Xaham Fintek Ekuitas atau disebut juga sebagai Xaham.ID adalah Penyelenggara Layanan Urun Dana berbasis teknologi informasi (Securities Crowdfunding).




Webinar yang dilaksanakan pada Rabu, 24 April 2024 ini mengusung tema "The Power of Islamic and Ethical Finance - Unlocking for your business growth”.


Dalam kesempatannya, hadir 2 narasumber yang expert di bidangnya itu yakni Dr. Aries Muftie (Pakar islamic finance) dan Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ).


"Mengapa kita perlu mempelajari soal ethical finance, islamic finance? Karena, itu menyangkut dengan sebuah tauhid. Tauhid sebagai bagian dari kekuatan tapi ada kekuatan yang lainnya.


Spirit tauhid ini sebetulnya spirit beribadah kepada Allah SWT, rela berkorban bukan hanya harta namun jiwa," kata Aries Muftie.


Lebih lanjut dijelaskan oleh pria yang berkecimpung di dunia pemerintahan maupun swasta puluhan tahun tersebut, "Selain tauhid, ada spirit yang kedua yang kita sebut aqidah atau akhlaqul karimah (etika dan moral). 


Inilah lahan Pak Ary Ginanjar yaitu character building. Sedangkan spirit yang terakhir yaitu syariah atau norma."




"Jadi 3 topik ini yang kita bahas untuk menghadapi Era VUCA juga (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Maka kalau tidak di topang dengan digitalisasi kaitan ini akan kurang bermanfaat," sambungnya.


Berkaitan dengan tema yakni Islamic and Ethical Finance, Aries (Pria yang berpengalaman menjadi anggota Penasehat Presiden di Komite Ekonomi Nasional) itu membahas perihal seorang Professor Yahudi, Hilip K Hitti, dengan bukunya “History of Arabs”. Lalu Malek Bennabi dia bikin di bukunya “The Problem of Civilization Birth”. Dan Arnold J Toynbee dengan bukunya yang berjudul “A Study of History".


"Inti dari ketiganya saya menyimpulkan bahwa betapa pentingnya etika itu dan kenapa ekonomi bisnis secara islam itu sangat penting? Karena dia menjaga daripada keserakahan.


So, Islam sebagai solusi, sudah saya sebut tadi spirit tauhid, aqidah dan syariah ditambah digitalisasi modern terkini."


<more>


Menurut Aries Selaku Dewan Pakar ESQ, Dengan spirit ini bukan hanya menyelamatkan bisnis kita bertumbuh di dunia tapi juga mendapatkan manfaat hingga bekal kita ke akhirat kelak.


"Dan karena sekarang dunia pun sudah mengenali ethical sehingga perusahaan dikenal dengan 3P. Orientasinya kepada Profit boleh, tapi profitnya itu jangan sampai merusak Planet dan jangan sampai merusak People," papar Aries, yang pernah menjadi Komisaris di beberapa BUMN tersebut.




Disambung pembahasan webinar kali ini oleh Ary Ginanjar.


"Diketahui, tidak cukup kita hatinya islamic, hatinya ethic. Tetapi ekonominya belum islamic dan belum ethic. Karna itu keuangannya pun perlu syariah," ujar Ary.


Ary menambahkan, "ESQ ini kan hati dan pikiran yang dibangun, tetapi bagaimana dengan financenya? Nah sebab itu, ini kombinasi yang elegan, kombinasi yang sempurna, kombinasi antara islamic dan ethic. 2 hal ini dikawinkan oleh Dr. Aries Muftie itu pakar dibidang islamic finance. 


Dan saya mencoba belajar jadi pakar dibidang ethical-nya. Kombinasi itulah mengapa hari ini kita bertemu untuk sama-sama membincangkan bagaimana the power kombinasi antara islamic dan ethic. 


2 ini lah yang menjadi islamic ethic finance yang tentu dia ini bukan hanya sekedar aturan regulasi bahwa sebuah organisasi keuangan, sistem keuangan yang berlandaskan syariah karna itu tidak akan meledak," jelasnya.




Pria yang menaungi 17 perusahaan di bawah ESQ itu katakan, "Jadi dari sini berarti saya hanya ingin menambahkan 2 saja kekuatan yaitu bagaimana unlocking-nya itu. Supaya ekonomi syariah ini tumbuhnya bisa 25%. Maka kita harus memulai dari niat. 


Niat kita ini dipecah menjadi 3 strong why yaitu hanya angka, big why itu karna emotional energy tetapi ada juga grand why. Kalo grand why itu adalah bukan lagi thinking tapi sudah giving. 


Kalau strong why yang penting saya punya angka sekian, kalau big why saya ingin terbaik di Indonesia, tapi kalau grand why itu sudah giving jadi dia adalah sudah rahmatan lil alamin."


Menurut Ary, grand why yaitu sebuah niat luhur niat mulia the more you give the more you get. Jadi kita dilahirkan dimuka bumi ini untuk giving sebenarnya bukan strong why. Strong why itu how to life sedangkan big why itu bagaimana kita punya eksistensi tapi grand why, how to give.


"Nah Profesor Dr. Aries Muftie ini dari dulu ekonomi nya berfikir ke rakyat, cara berfikirya tentang keumatan, ke masyarakatan itu yang disebut dengan grand why. Namun grand why sendiri tidak cukup dia harus memiliki kekuatan lain yang di sebut dengan growth mindset," lanjut Ary.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA