Senin, H / 13 Mei 2024

Kemenko Perekonomian Serius Internalisasikan BerAKHLAK, Siap Siaga Kawal Ekonomi Bangsa & Jadi Role Model Manajemen Talenta

Rabu 11 Oct 2023 20:45 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Dalam perkembangannya, Kemenko Perekonomian terus melakukan implementasi (penguatan) budaya kerja seiring dengan meleburnya nilai-nilai organisasi K/L menjadi BerAKHLAK. Setelah budaya kerja BerAKHLAK diresmikan Presiden Joko Widodo pada 27 Juli 2021, yang kemudian diatur dalam Surat Edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021. Dan baru-baru ini BerAKHLAK telah disahkan menjadi Undang-Undang ASN oleh DPR RI.


Budaya kerja BerAKHLAK sendiri terbagi atas 7 nilai yakni Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Secara tak langsung, Kemenko Perekonomian telah merealisasikan Core Values tersebut dalam kesehariannya. Terbukti saat menangani 2 tantangan besar sekaligus yakni PC-PEN (mampu Menangani Covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional).

“Bersyukur dengan adanya kolaborasi dari tim, kami bisa menangani tantangan-tantangan yang ada. Ini masih banyak ruang untuk dapat kita tingkatkan. Diharapkan kesemuanya dapat terinternalisasi dan memunculkan rasa bangga melayani bangsa dari para ASN dengan baik untuk hari ini dan seterusnya,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso ketika memberi sambutan pada Sosialisasi Core Values ASN BerAKHLAK di Hotel Borobudur Jakarta, pada Rabu 11 Oktober 2023.

Pada kegiatan sosialisasi yang dihadiri oleh pegawai Kemenko Perekonomian dari level Eselon 1 hingga staff ini, Kemenko Perekonomian turut mengundang Ary Ginanjar Agustian (Founder ACT Consulting International).

“Kami butuh bantuan Pak Ary Ginanjar dan tim untuk memotivasi kita semua, dan beliau juga mempunyai potret budaya kerja dan perilaku referensi BerAKHLAK dari K/L lain juga, sehingga bisa kita jadikan referensi untuk mendorong kembali budaya kerja BerAKHLAK di lingkungan Kemenko Perekonomian ini,” ujar Sesmenko Susiwijono.





Dengan dinamika perekonomian nasional dan global yang terjadi saat ini, dan Kemenko Perekonomian yang menjadi “motor” kebijakan ekonomi penting di Indonesia, dengan penerapan budaya kerja BerAKHLAK diharapkan segenap pegawai Kemenko Perekonomian mampu untuk terus menjaga komitmen memberikan kinerja yang terbaik.

“Jadi ini kesempatan sangat baik untuk kita semua. Kita akan bisa mengambil Core Values ASN BerAKHLAK yang akan jadi pedoman bersama dalam berperilaku, berinteraksi, dan bekerja di Kemenko Perekonomian. Nilai-nilai dasar kita sebenarnya sudah teruji di berbagai situasi sulit selama ini, namun perlu ditingkatkan lagi dari sisi pendokumentasian hasil pekerjaan. Selain itu, nilai-nilai yang sudah ada dalam diri kita sebagai ASN harus semakin didorong agar mampu berkinerja lebih baik lagi,” tegas Pria asal Ponorogo itu.

Acara Sosialisasi dan Internalisasi Budaya Kerja yang diselenggarakan tersebut juga merupakan rangkaian dari kegiatan dalam rangka pembangunan nilai BerAKHLAK dan diharapkan seluruh pegawai dapat menerima manfaat dari penyelenggaraannya. Selain itu, kegiatan-kegiatan lain dalam mendorong capaian Reformasi Birokrasi juga terus didorong dengan melibatkan kolaborasi seluruh unit kerja untuk mendapatkan kinerja optimal.

"Saya percaya kepada Pak Ary serta tim yang kami rasa dan akui di negara kita ini mereka kompeten di dalam penguatan budaya kerja salah satunya (perilaku SDMnya).

Ini awal yang baik bagi kami. Ke depannya kami juga akan berkolaborasi lagi dengan ACT Consulting atau ESQ. Karena kami perlu hal-hal seperti ini," ucap pria yang juga alumni ESQ di tahun 2004.





Untuk mencapai hal itu semua dan terkait penguatan budaya kerja di lingkup Kemenko Perekonomian, Ary Ginanjar berikan motivasi, sharing ilmu (hasil risetnya selama 25 tahun) yang sudah dibuktikan langsung hingga saat ini.

"Saya mau apresiasi Kemenko Perekonomian yang berhasil menggaet berbagai prestasi. Salah satunya saat menghadapi PC-PEN yakni 2 tekanan luar biasa yang ditangani secara bersamaan (menyelamatkan nyawa manusia karena pandemi covid-19 serta menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia).

Sedangkan di negara-negara lain ada 2 jenis, yang satu ekonominya bangkit tapi korban jiwa banyak. Dan ada juga negara yang korban jiwanya sedikit tapi ekonomi jatuh. Untuk itu saya salut sama Kemenko Perekonomian, yang bisa membangkitkan kedua-duanya adalah Indonesia," tutur Ary.

Pendiri ESQ Group juga mengapresiasi Sesmenko Perekonomian yang berkesempatan hadir membuka acara. Menurut Ary, Susiwijono sudah memiliki 5 A (Super Agility) terbukti mampu hadapi segala tantangan dan rintangan tentu dengan berkolaborasi dengan timnya.

"Pak Susiwijono itu change agility yakni mampu beradaptasi dengan perubahan apapun, lalu mentalnya kuat atau mental agility yakni mampu bertahan dalam kondisi apapun, people agility yakni mampu bekerja sama dengan siapapun, learning agility yakni mampu memahami dan mempelajari hal baru dengan cepat, dan result agility yakni mampu tetap berprestasi dalam kondisi apapun, sudah terlihat bukti-bukti Kemenko Perekonomian mampu melejitkan prestasi,” terang motivator nasional.

Dilanjutkan olehnya, "Termasuk yang Indikator ekonomi Indonesia masih menunjukkan prospek dan ketahanan yang baik di tengah kekhawatiran risiko resesi global. Tumbuh impresif, perekonomian Indonesia selama 7 kuartal berturut-turut konsisten tumbuh di atas 5 persen dengan pertumbuhan pada triwulan II tahun 2023 mencapai 5,17%

Tanpa disadari, saya teringat dengan filosofinya dari reog ponorogo, dibelakangnya merak sedangkan depannya singa. Kombinasi keduanya yaitu antara kelembutan hati, keindahan dan kekuatan. Maka ASN di Kemenko Perekonomian semuanya harus punya 5A ini seperti yang dicontohkan oleh Pak Susiwijono."

Ary sampaikan bahwa agar Kemenko Perekonomian tetap survive dalam kondisi apapun. Ary tampilkan dari layar presentasinya terkait potret model transformasi untuk Kemenko Perekonomian.

"Ibaratkan sebuah bangunan yang kokoh, harus ada fondasinya yaitu corporate culture (core values BerAKHLAK dan employer branding Bangga Melayani Bangsa. Kemudian tiangnya ada PC-PEN, ini semua dijalankan oleh orang-orang yang bertalenta (perhatikan manajemen talenta setiap SDMnya). Tiang berikutnya yaitu growth mindset. SDMnya harus punya pemikiran atau merespon secara positif apapun yang terjadi. Barulah atapnya yaitu kinerja kita.

Berbicara soal talenta, kami punya life tools TalentDNA. Dimana semua orang bisa tumbuh berkembang dengan 3 E (Enjoy, Ease dan Excellent). Dimulai hari ini, dimulai dari Kemenko Perekonomian bersama jajarannya, bikin organisasi yang paling solid dengan manajemen talenta. Sehingga harapannya Indonesia Emas akan terwujud," sambungnya.

Menurutnya, setelah masing-masing individu mengetahui talentDNA nya, mereka akan bisa berkolaborasi dengan siapapun. Mengapa ini penting? Karena ada riset bahwa 86% pegawai menilai bahwa kurangnya kolaborasi dan komunikasi yang tidak efektif adalah penyebab kegagalan utama di tempat kerja. Bahkan 92% pegawai setuju bahwa hal itu mengakibatkan keterlambatan dalam memenuhi deadline dan kerugian.


<more>


Paparan dari Ary Ginanjar disambut positif oleh para peserta, salah satunya dari Kepala Biro Hukum dan Organisasi I Ktut Priatna.

"Luar biasa kami mendapat pencerahan-pencerahan dari Pak Ary dalam memberikan pemahaman untuk kita bagaimana membangun core values BerAKHLAK ini yang sudah sah jadi UU. Menarik juga, adanya pembahasan bagaimana pengalaman Jepang dan Korea membangun bangsa dengan core valuesnya. Sehingga itu menjadi fondasi untuk kami yang mendorong Indonesia semakin optimis Indoneisa Maju 2045.

Ada lagi program yang disampaikan oleh Pak Ary dan tim yaitu talentDNA. TalentDNA ini akan memetakan, menggali potensi dari masing-masing individu. Bisa dibayangkan setiap individu atau pejabat itu akan dikenali apa kelebihannya, apa karakteristiknya, apa bawaan 'bayinya' sehingga yang bersangkutan bisa mengembangkan potensi dirinya. Sedangkan organisasi juga bisa mengetahui sebenernya dimana tempat yang cocok untuk setiap anggotanya," papar Ktut.

Pria keturunan Bali dan Sunda ini katakan, "Maka hal ini sangat kami rekomendasikan untuk diterapkan sehingga setiap K/L/D dapat memahami dengan jelas karakter dari setiap SDMnya, menempatkan diposisi yang tepat untuk menjadi organisasi yang lebih maju."

Tak hanya Ktut, M. Syaifullah (Asisten Deputi Pangan Kemenko Perekonomian) akui pentingnya mengetahui talenta diri dan tim.

"Saya sangat setuju perlunya ketahui talenta, menempatkan seseorang sesuai dengan keinginannya atau passion-nya. Karena jika dipaksakan bekerja atau melakukan suatu hal bukan dengan passionnya itu tidak akan bisa mengeluarkan potensinya secara optimal.

Maka talentDNA ini sangat penting untuk diketahui tiap individu agar orang bisa mengeluarkan ide-ide gilanya. Saya juga sebagai pimpinan, harus menjadi role model bagi anak buah saya. Saya juga harus mengenal DNA saya sebelum mengenal DNA anak buah saya," tutupnya.

Siang harinya, acara dilanjutkan oleh kader dari Ary Ginanjar yakni Rendy Yusran. Ia expert paparkan cara membangun kapabilitas Change Agent sekaligus meningkatkan kemampuan Change Agent dalam menginduksi cara kerja baru yang proaktif, berinisiatif, dan inovatif. Semua ini bertujuan untuk pembangunan atau penguatan budaya kerja.

Menurut Rendy, pembangunan budaya membentuk perilaku yang dipengaruhi oleh values yang menjangkar pada belief. IQ (kecerdasan intelektual) dan EQ (kecerdasan emosional) dianggap sebagai syarat penting yang harus dipenuhi dari pengembangan para karyawan.

Namun, IQ dan EQ saja tidaklah cukup masih diperlukan satu dimensi penting lainnya untuk menanamkan nilai dan karakter yang baik yaitu SQ (soulset/kecerdasan spiritual) karena SQ adalah aspek terdalam dari diri manusia. Untuk itu Penggabungan  IQ, EQ dan SQ adalah hal yang sangat penting untuk menanamkan sikap mental yang kokoh kepada ASN. 


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA