Senin, H / 13 Mei 2024

Di Hadapan Menteri serta Jajaran Petinggi PUPR, Ary Ginanjar Jelaskan Hasil Risetnya Selama 1/4 Abad

Jumat 08 Sep 2023 18:32 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA – Untuk menyamakan persepsi dan komitmen dari pimpinan dalam menjalankan manajemen risiko di unit organisasinya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RI (PUPR) gandeng ACT Consulting International dan instansi atau lembaga lainnya untuk laksanakan Workshop Manajemen Risiko bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Pejabat Eksekutif) pada tanggal 7 September 2023 di lantai 17, Gedung Kementerian PUPR, Jakarta. 

Dengan perhelatan ini, Kementerian PUPR berharap bahwa Budaya Risiko yang terbangun di setiap lini mampu meminimalisir terjadinya kegagalan atau kecelakaan konstruksi.

Berkesempatan hadir Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama M. Zainan Fatah (Sekjen PUPR), Khalawi (Kepala BPSDM), Achmad Subkhi (Sekretaris BPSDM) bersama jajarannya. Dengan berbagai narasumber, salah satunya Ary Ginanjar Agustian (Founder ACT Consulting International).

Dalam upaya memenuhi harapan dari Kementerian PUPR, dengan penuh semangat, Ary Ginanjar membagikan hasil risetnya mempelajari ilmu character building, corporate culture dan lainnya (berasal dari berbagai sumber) selama seperempat abad di hadapan Menteri PUPR beserta para rekannya tanpa bermaksud mengajari ‘ikan hiu berenang.’ 

Ary membahas terkait cara memahami core values BerAKHLAK dengan basis Manajemen Resiko.

“Ada 5 langkah untuk membangun pemimpin (SDM) bertalenta berbasis BerAKHLAK di PUPR. Yang pertama harus perkuat fondasinya yakni corporate culture, pastikan kita sebagai leaders pemikirannya harus Growth Mindset bukan Fixed Mindset.

Lalu pimpinan di sini harus memiliki kemampuan komunikasi atau cara meng-handle milenial dan zelenial dengan ilmu coaching, serta pastikan kita menempatkan orang di tempat yang tepat sesuai dengan talenta atau DNA nya. Baru kita bisa tingkatkan dengan kompetensi-kompetensi lainnya dengan istilah jadi magister super specialist,” papar Ary Ginanjar.



Dikatakan Ary kepada para peserta yang merupakan mayoritas Eselon I & II PUPR, bahwa untuk mempertahankan sebuah lembaga, kementerian, instansi dan lainnya harus perkuat fondasinya (corporate culture) yakni core values dan core purpose. Kabar gembiranya, ASN sudah punya core values dan core purpose yang seragam, dengan core values BerAKHLAK dan core purpose Bangga Melayani Bangsa.

“Corporate culture ini yang dimaksud Pak Bas, gak hanya infrastruktur saja tapi kami ingin meninggalkan  legacy atau siapkan fondasi yang kokoh agar PUPR bisa bertahan hingga 100 tahun ke depan. 

To live, to learn, and to leave the legacy. Sebelum ajal datang, mari siapkan fondasi yang kuat yaitu generasi yang bermoral berkarakter dan takwa Untuk Indonesia Emas 2045,” lanjut sang motivator nasional itu.



Pria yang memiliki 17 perusahaan di bawah  naungan ESQ Group itu sampaikan, “Setelah fondasinya kuat, untuk merespon masalah dan merespon perubahan kita harus hadapi dan punya pemikiran yang growth mindset. Karena jadi pemimpin masa depan itu harus no JEB. No Justification, No Excuse, No Blaming.

Sudah ada 2 langkah, kemudian langkah ke tiga yaitu tentang coaching. Harvard Business Review memberikan tiga tips bagaimana caranya untuk menangani mereka (generasi milenial dan zelenial) yakni dengan social networking, people development and coaching, serta collaboration.

Metode Coaching adalah sebuah teknik bertanya dan mendengarkan seseorang tanpa ada unsur menasehatinya. Tujuannya adalah untuk menggali potensi yang ada pada dirinya, perencanaan strategi, bahkan mempunyai perencanaan untuk menyelesaikan permasalahannya tanpa diberikan saran atau masukan dari orang lain.

<more>

“Pendekatan dengan generasi milenial, zelenial itu berbeda tekniknya. Lalu, apalagi setelah di-coaching? Para leaders atau insan PUPR harus tahu talenta dirinya dan sekitarnya. Sebisa mungkin, untuk menempatkan orang harus di posisi yang tepat agar kinerja pun melesat. 

Contohnya, untuk memilih orang yang tepat dalam pencegahan penanganan resiko harus tahu talentDNA nya. Dengan begitu, kita bisa tingkatkan dengan kompetensi-kompetensi lainnya dengan istilah jadi magister super specialist,” tutupnya.




Paparan dari Ary Ginanjar direspon positif oleh Menteri PUPR bersama rekan-rekan yang hadir.

"Namun tentu yang paling susah adalah implementasinya. Saya kira yang disampaikan Pak Ary tadi, kita meski growth dan maju. Itu semua dilandasi dengan BerAKHLAK.

Di sesi ini kita bisa rasakan, banyak ilmu yang didapatkan, bagaimana kita berkomunikasi dengan milenial, semisal makan siang bersama, kuliner dengan ngobrol dengan mereka.

Saya setuju, cara komunikasi dengan mereka itu harus di coaching bukan di ceramahi. InsyaAllah akan kita teruskan, budayanya harus kuat dan berani serta berjiwa seni.

Orang-orang yang ada di sini, 30 persen harus menjadi trendsetter. Untuk PUPR Growth," ujar Pak Bas.



"Kami keluarga besar PUPR mendapat pencerahan dari Pak Ary yang sudah lama berinteraksi dengan pegawai. Peristiwa hari ini menjadi tonggak sejarah, beliau bicara depan seluruh pejabat.

Kesempatan kali ini Pak Ary membahas cara bagaimana agar kita bisa menjadi organisasi yang bertahan lama ke depan untuk mencapai yang kita inginkan," ungkap Sekjen PUPR.

Dilanjutkan olehnya, "Pak Menteri menyampaikan meninggalkan legacy bukan sekedar infrastruktur, tapi organisasi dengan SDM kompeten.

Dengan cara seperti itu makin yakin yang disampaikan Pak Ary kita jadi lebih siap.  Fondasi yang harus kita gunakan bersama yaitu corporate culture, harus kokoh.



Hal lain, disamping kemauan perubahan diiisi oleh pemimpin yang melakukan perubahan tidak menutup dirinya atas perubahan, bagaimana pemimpin berkomunikasi dengan generasi muda yang berbeda mindset.

Terima kasih Pak Ary dan tim, kita bisa maju bersama lebih baik menuju Indonesia Emas 2045. Untuk itu, mari kita terus konsisten menerapkan manajemen resiko.

Kita juga ingin bukan sekedar formalitas, tapi karena memang ingin menerapkan prinsip manajemen resiko dalam rangka menjalankan tugas," tutupnya.

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA