Minggu, H / 28 April 2024

Serius Cegah Korupsi, KPK Rangkul ACT Consulting International Bahas Hal Penting Bersama Ratusan Lembaga di Indonesia

Kamis 10 Aug 2023 19:11 WIB

Reporter :Nisa Mufidah

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Banyaknya kasus korupsi di lembaga merajalela secara kolektif bak penyakit menular. Good Corporate Governance menjadi cara menekan angka korupsi melalui kebijakan dan aturan tegas, dan hal itu dapat dimulai dari integritas kuat yang dilakukan masing-masing individu.


Dalam pencegahan korupsi, ESQ/ACT Consulting International menggelar webinar bertajuk Living Integrity dengan menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai narasumber.


Hadir narasumber Wawan Wardina selaku Deputi Pendidikan dan Peran serta Masyarakat KPK (melalui zoom) juga Ary Ginanjar Agustian sebagai Founder ACT Consulting International.


Kegiatan yang diikuti lebih dari 800 lembaga mulai dari BUMN, swasta, kementerian, pusat, hingga daerah ini dilaksanakan pada Kamis (10/9/2023). Hal ini menunjukkan bahwa semua serius untuk membangun Indonesia Bebas Korupsi.




“Acara ini berlangsung menjadi pencerahan bagi masyarakat. Dengan wajah indah KPK terjun langsung ke masyarakat di dalam pendidikan pencegahan anti korupsi.” Sapa Ary Ginanjar kepada para partisipan yang hadir dan memberikan apresiasi penuh kepada KPK.


Dengan berlangsungnya Webinar Living Integrity, menunjukkan bahwa pentingnya menumbuhkan nilai integritas dalam diri yang akan membentuk perilaku di kehidupan sehari-hari dan pekerjaan sehingga bisa membedakan perilaku positif dan negatif.


Nilai integritas juga akan membantu menghadapi tantangan baik itu dari internal maupun eksternal organisasi serta berusaha untuk memahami contoh perilaku apa saja yang membuat diri dapat konsisten menjaga nilai integritas dan cara menghadapinya ketika ada ajakan terhadap pelanggaran nilai.


Untuk menumbuhkan kesadaran dan implementasi terhadap nilai integritas, Ary Ginanjar membagikan bahwa korupsi terjadi karena ada perkalian dari niat dan kesempatan. Maka penting untuk mengetahui niat dalam diri masing-masing.




“Saya akan bagikan bagaimana melakukan manajemen niat, ada tiga niat. Yang pertama strong why yakni orang yang bekerja dengan orientasi mendapatkan materi sehingga pedulinya sebatas kesejahteraan ekonomi sematai. Kedua big why, dengan tujuan mencari harga diri, membutuhkan pengakuan, pangkat. 


Yang ketiga, inilah grand why. Tujuan utama pada pengabdian. Dan inilah yang membedakan.” Jelas Ary Ginanjar, Pendiri ESQ Group yang menjadi narasumber pertama dalam webinar Living Integrity.


Ary melanjutkan, “Jadi, ketika niatnya sudah salah, niatnya hanya berada sampai di strong why dan big why, maka kesempatan untuk korupsi datang, sudah habis semuanya.” 


Kemudian bisa pula dilihat dari teori belief system. Yang mana banyak hal mampu mengubah mindset dengan contoh iklan rokok yang mengubah mindset bahwa merokok itu adalah jantan bukan sakit paru-paru.


<more>


Inilah yang terjadi di Indonesia bahwa hedonisme yang disebabkan oleh terfokuskan niat pada strong why, dan flexing yang lahir dari fokusnya niat pada big why, merubah mindset dan menjadi konsep penanaman yang salah sehingga lahir korupsi.


“Kisah Jepang yang menjadi disiplin karena meningkatkan kualitas manusia mulai dari hakim, jaksa, advokat, atau rakyat biasa. Integritas menjadi harga mati bagi mereka sehingga masuk dalam belief system mereka.” Ujar Ary Ginanjar.


Maka sudah sepatutnya melahirkan banyak manusia yang tidak lagi sekedar fokus pada strong dan big why, namun dalam grand why. Membentuk konsep integritas.


“Untuk membentuk konsep integritas, kita perlu menjelaskan pada stakeholder tujuan dalam bekerja, tujuan dalam hidup.”


Sehingga perlu agen perubahan anti korupsi yang merupakan garda-garda terdepan dalam tiap lembaga, tiap rumah, tiap pendidikan.




Wawan Wardiana selaku narasumber kedua juga menyetujui apa yang dijelaskan oleh Ary Ginanjar, bahwa tidak hanya KPK yang membentuk konsep integritas, namun seluruh masyarakat ikut berkontribusi dan menjadi agen atas perubahan anti korupsi.


“Saat ini, dalam melaksanakan tugas dalam struktur melalui tiga pendekatan oleh KPK. yang pertama, pendidikan yang membangun nilai integritas dan anti korupsi pada seluruh masyarakat, ini yang sedang kita perjuangkan untuk membangun nilai kepada masyarakat Indonesia.


Kedua, pencegahan yakni perbaikan sistem, dengan sistem yang bagus untuk meniadakan orang yang melakukan korupsi.


Dan yang ketiga adalah efek jera pada pelaku.” Wawan memberikan paparan kepada peserta webinar yang hadir pada pagi hari itu.




Wawan juga menyebutkan bahwa tiga pendekatan anti korupsi yang dilakukan KPK tidak mungkin efektif jika tidak ada kontribusi masyarakat untuk membangun konsep integritas.


Maka menjawab pertanyaan peserta mengenai upaya pencegahan, bahwa anti korupsi adalah tugas kita semua. Inilah maksud dari living integrity, semua menciptakan lingkungan, kehidupan yang integrity, mulai dari rumah.




“Jika anda seorang ayah, maka lakukanlah tugas anda sebagai seorang ayah untuk menegakkan integritas, jika anda seorang guru, maka tegakkanlah integritas sebagai guru. Ini adalah gerakkan nasional sehingga pencegahan korupsi adalah panggilan batin dan jiwa kita semua.


Apabila berhasil, maka Indonesia akan berintegritas dan bebas korupsi.” Ary Ginanjar menambahkan sebagai penutup dan membakar semangat para partisipan yang hadir dari berbagai lembaga untuk bergerak bersama anti korupsi.




Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA