ESQNews.id, JAKARTA - Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian sampaikan beberapa solusi agar Kementerian Pertanian (Kementan) bisa terus survive hadapi Badai El Nino atau rintangan apapun di Era VUCA ini. Sekaligus memberikan tips trik agar seluruh target serta harapan Kementan tercapai.
Kemudian, ia juga memberikan beberapa sudut pandang terkait anti korupsi yang sudah tak asing diperbincangkan oleh publik.
Demikian disampaikan Ary saat menghadiri Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) sekaligus Pembinaan Mental bertema "Sinergi Berantas Korupsi, Wujudkan Swasembada Pangan" yang digelar di Auditorium Utama Kantor Pusat Kementan, Jakarta Selatan, Kamis 14 Desember 2023.
Berkesempatan hadir di dalamnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Plt. Sekjen Prihasto Setyanto, Plt. Itjen Dedi Nursyamsi, Para Eselon 1-4 serta seluruh Insan Kementerian Pertanian (yang hadir luring atau daring). Serta turut mengundang narasumber selain Ary yakni Arief Tri Hardiyanto (Irjen Kemenkominfo), dan Gandjar Laksamana Bonaprapta (Praktisi Hukum, Dosen Fakultas Hukum UI).
"Solusi hadapi badai elnino ada 3 yaitu Find Your Purpose (the highest purpose), Find Your Values (the inner values), and Build Your Growth Mindset (strength at growth mindset). Untuk lebih detailnya, sudah saya rangkum dan jadilah sebuah 'bangunan'," ungkap Ary.
Terlihat di sebuah layar presentasi, terdapat 1 gambar (bangunan) yang terdiri dari Fondasi, Tiang serta Atap. Ini juga yang Ary Ginanjar paparkan bagaimana caranya agar tidak korupsi tapi hidup happy.
"Agar bangunannya kuat, maka kita harus punya fondasi. Fondasi atau core values ASN (Kementan) adalah BerAKHLAK. Ini sudah tertera dalam UUD yang disahkan langsung oleh DPR RI.
Kemudian tiangnya adalah para ASN harus memiliki niat kerja yang Grand Why, pikirannya Growth Mindset, dan High Energy (semangat membara ketika kerja). Setelah itu baru pertajam skill dan kompetensi (bagian atapnya)," sambungnya.
Pemilik Mesjid tertinggi di dunia no. 2 itu sampaikan bahwa dalam hidup manusia ada 3 motivasi yakni strong why, big why dan grand why.
"Kalau strong why kita bekerja hanya untuk mencari cuan. Ini yang membuat KPK kewalahan menangkap pelaku korupsi. Jika kita bekerja hanya untuk big why artinya supaya dihormati, dihargai jabatannya atau pangkatnya.
Sedangkan grand why, sudah dipastikan Anda bekerja karena cinta kepada sesama, berkontribusi untuk negeri. Seperti core purpose ASN yaitu bangga melayani bangsa. Selama ini, motivasi kerja Anda di Kementan termasuk yang mana? Bisa dijawab masing-masing yah," jelas Ary sambil tersenyum.
Kemudian, cara berpikir ASN harus growth mindset. Maksudnya, ketika ada badai mungkin Anda melihatnya sebagai kehancuran di Kementan, tapi Anda juga bisa melihat ini keberkahan dari Tuhan.
"Saya melihat kebenaran di balik ini semua. Jadi apapun event yang terjadi, namun respon Anda-lah penentunya mau negatif atau positif itu akan menentukan hasilnya.
Jadi Anda menentukan sebuah respon apakah badai ini sebuah kehancuran atau kebenaran. Apakah ini sebuah kesempatan (petunjuk dari Tuhan) untuk Kementan atau ini sebuah hukuman. Itu pilihan Anda. Event ditambah respon itulah penentu hasilnya," tutur Pria yang pernah berkecimpung sebagai abdi negara selama 7 tahun.
Dilanjutkan oleh Ary, "Setelah itu, Anda juga perlu managing energy. Perhatikan energi Anda. Menurut bukunya Dr. David Hawkins yang berjudul Power vs Force, SDM yang punya sikap mental terbaik itu disebut constructive zone (SDM yang energinya minimum 200. Jangan sampai Anda berada di desructive zone.
Mengapa energi ini penting? Karena rumus kinerja adalah kompetensi dikali energi. Lalu bagaimana caranya? Kita bisa lihat para atlit untuk raih juara. Mereka gunakan Gerak, Kata, Fokus yang positif.
"Namun, itu semua tidak akan berjalan kalau Anda tidak membuat keputusan. Jadi kesimpulannya adalah Anda membuat keputusan dulu, bahwa Kementan akan menjadi Kementan Grand Why dan dimulai dari diri sendiri.
Maka 1 jam ini adalah sebuah titik dimana Anda mendeklarasikan bahwa Anda telah membuat keputusan terbaik menjadi ASN Grand Why Bangga Melayani Bangsa. ASN Kementan yang meninggalkan legacy yang positif, dikenang namanya dengan kebaikan. So, tinggal kita buktikan di tahun depan yah," tutupnya diiringi lagu kebyar-kebyar.
Sebelum memulai sesi dari pendiri ESQ, acara yang digelar oleh Kementan itu dibuka oleh Andi Amran.
Mentan menilai bahwa Ary Ginanjar adalah orang atau motivator yang hebat.
"Beliau adalah orang yang hebat. Dan beliau juga diidolakan banyak orang. Kalau nasihat-nasihatnya dilakukan insyaAllah sukses."
Menteri Pertanian juga dalam sambutannya meminta seluruh jajaran kerjanya di lingkup Kementan untuk menjauhi dan memerangi tindak pidana korupsi sampai ke akar-akarnya. Memerangi korupsi dinilai penting karena saat ini Kementan tengah fokus pada capaian swasembada.
"Saya minta tolong jangan ada yang main-main karena saat ini masyarakat umum bisa melaporkan baik melalui aplikasi maupun tatap muka dengan saya. Yang melapor nanti akan dapat hadiah berupa bibit sampai traktor," tegas Amran.
Untuk diketahui, Kementan baru saja me-launching aplikasi sarana pengaduan masyarakat Whistleblowing System (WBS) bernama Kanal Pengaduan Elektronik bagi Masyarakat atau yang disingkat KALDU EMAS. Kemudian ada juga aplikasi Saluran Informasi Internal Kementan atau Si INTAN dan Sistem Informasi Gratifikasi Pertanian atau SIGAP-UPG versi 2.0. Ary Ginanjar ikutserta dan menjadi saksi atas peluncuran itu.
<more>
Sementara itu, Plt. Inspektur Jenderal Kementan, Dedi Nursyamsi memberikan tanggapan kepada para narasumber yang hadir. Salah satunya kepada Ary Ginanjar.
"Pak Ary sangat luar biasa dalam memberikan bahkan membakar motivasi dan semangat kepada kita semua untuk bangun dari keterpurukan akibat elnino internal maupun eksternal.
Kita juga semua bertekad untuk mencapai swasembada pangan alias produktivitas beras 6,5 ton/hektar," ungkapnya.
Lebih lanjut, "Nah, Pak Ary Ginanjar dengan berbagai metodeloginya mengajak kepada kita semua agar kita bisa berpikir Grand Why. Karena dengan Grand Why itu kita pasti akan mampu mencapai cita-cita kita yaitu Swasembada Pangan Nasional."
Menurutnya, yang paling besar berkontribusi terhadap pencapaian swasembada pangan adalah seluruh Insan Pertanian. Berbicara soal swasembada pangan pasti harus berbicara juga soal produksi. Berbicara soal produksi berarti harus berbicara soal SDM Pertanian. Karena sesungguhnya SDM Pertanian-lah yang memberikan kontribusi paling tinggi.
"Seperti yang dikatakan oleh Dr. Ary Ginanjar yang namanya inovasi, teknologi, sarana dan pra sarana itu hanya berkontribusi 25% terhadap produktivitas. Peraturan perundangan mulai dari Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Wali Kota sampai Kepala Desa itu juga 25%. Ternyata yang memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan produktivitas 50% nya adalah SDM Pertanian, yakni Anda," bebernya.
Selanjutnya, adapun tanggapan dari Tin Latifah (Itjen Kementan) terkait moment hari ini.
"Harapan kami dengan mengundang Pak Ary Ginanjar bahwa kita semua bisa merubah mindsetnya. Sehingga apapun yang terjadi di Kementerian Pertanian bisa menjadi hikmah dan membawa Kementerian Pertanian bisa mencapai apa yang telah dicita-citakan atau apa yang telah ditargetkan."