ESQNews.id, BOGOR - Penatnya bekerja dari senin sampai jum’at ternyata tidak menghalangi para pegawai BPJS Ketenagakerjaan untuk mengikuti Pelatihan Growth Mindset pada hari Sabtu, 11 November 2023.
Training yang dilaksanakan oleh BPJS Ketenagakerjaan berkolaborasi dengan ACT Consulting International untuk memberikan pemahaman dan pelatihan untuk menanamkan growth mindset dalam tiap pegawai yang ada di BPJS Ketenagakerjaan.
Dengan visi mewujudkan jaminan sosial ketenagakerjaan yang terpercaya, berkelanjutan, dan mensejahterakan seluruh pekerja Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan senantiasa berupaya untuk meningkatkan SDM di dalamnya agar selaras dengan visi perusahaan.
Salah satu upaya dalam menanamkan visi dan melakukan implementasinya, BPJS Ketenagakerjaan mengasah para pegawainya untuk dapat memiliki pemikiran yang growth mindset, sehingga dalam banyak kondisi apapun akan berusaha mengupayakan yang terbaik untuk visi perusahaan yang ingin mensejahterakan seluruh pekerja di Indonesia.
Training Growth Mindset “How To Navigate Your Mind Toward Success” yang dilaksanakan di Learning Center BPJS Ketenagakerjaan, Tanah Sareal, Bogor diikuti oleh 160 orang dan disambungkan dengan zoom meeting yang berjumlah 900 partisipan.
<more>
Bergabung pula Direktur Umum dan SDM, Abdur Rahman Irsyadi dalam ruangan memberikan sambutan,
“Dalam keseharian dari senin sampai jum’at bekerja terus bahkan sabtu minggu juga tidak dipungkiri bisa bekerja. Maka hari ini mari kita luangkan waktu satu hari sebentar saja untuk refreshing, kita charge kembali energi supaya lebih kuat dan endurance untuk mencapai visi misi BPJS,” Ujar Abdur Rahman Irsyadi yang kemudian disambung kembali,
“Kemudian hari ini kita akan training growth mindset, yang mana growth mindset ini harus kita latih dan improve.”
Direktur Umum BPJS Ketenagakerjaan tersebut juga mengatakan bahwasannya saat ini sedang ada sebuah revolusi, ada target yang diperbarui untuk mencapai sustainable growth. Dengan target 70 juta jumlah populasi tenaga kerja bisa menjadi peserta BPJS.
Karena bagi Abdur Rahman Irsyadi, growth saja tidak cukup, namun harus sustainable atau berkelanjutan dengan tema AGILE yang terdiri atas Adaptive, Growth, Innovative, Loyalty, dan Excellent. Sehingga BPJS Ketenagakerjaan perlu mengatur langkah dan gerak untuk menjadi kunci perubahan.
“Serta kita juga wajib mengasah dari berbagai kegiatan yang menunjang untuk terus tumbuh salah satunya dengan kegiatan ESQ training growth mindset supaya lebih produktif setelah ini, lebih kontributif, percaya diri, dan juga bergerak secara antusias.”
Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan yakni Muhammad Zuhri juga memberikan sambutan untuk para peserta yang hadir baik online maupun offline dengan mengatakan ada 3 perspektif yang harus dimiliki oleh para pegawai BPJS Ketenagakerjaan untuk meraih growth mindset.
“Yang pertama, kita yakini bahwa pekerjaan saat ini adalah pemberian Allah yang memiliki nilai luhur dan baik untuk membantu melindungi para pekerja dan tidak semua orang dipilih untuk memiliki tanggung jawab ini.
Kemudian nomor dua, amanah ini diberikan kepada BPJS Ketenagakerjaan bukan main-main, melainkan ada dalam UUD45, UU40, serta turunannya. Maka jika kita tidak serius menjalaninya, negara dan bangsa akan menuntut kepada kita.
Terakhir, amanah ini diberikan oleh seluruh pekerja yang percaya dengan BPJS yang membuat BPJS Ketenagakerjaan ada sampai hari ini. Maka berikan yang terbaik kepada seluruh pekerja, untuk bangsa dan negara yang kita cintai.”
Zuhri juga berpesan bahwa dengan growth mindset, BPJS Ketenagakerjaan akan mendapat energi yang luar biasa sehingga dapat memberi semangat agar dapat betul betul memberikan pengabdian yang baik serta ikhlas serta luhur dalam bekerja. Karena tak hanya mindset yang dibangun, tapi hati dan nurani pun sama pentingnya.
Melanjutkan dari apa yang disampaikan direksi BPJS Ketenagakerjaan mengenai perhatiannya terhadap growth mindset seluruh pegawai, Ary Ginanjar (Founder ACT Consulting International) mengapresiasi atas inisiatif BPJS Ketenagakerjaan menciptakan lingkungan growth mindset.
“Bahagia sekali saya ketika diundang oleh BPJS Ketenagakerjaan, melihat judul trainingnya Growth Mindset.
BPJS Ketenagakerjaan adalah lembaga pertama yang menyadari hal ini setelah perusahaan Microsoft di Amerika.”
Mengisahkan cerita tumbangnya Microsoft luncuran Bill Gates, saham menurun dan mencari siapa yang bisa menyelamatkan Microsoft di era digital dan muncullah Satya Nadella yanh kini menjadi CEO Microsoft.
“Hadirlah terobosan-terobosan baru, dan akhirnya Microsoft kembali bangkit dan mampu mencapai angka target karena menyadari bahwa rumusnya adalah growth mindset.
Dan saya yakin, dengan target baru BPJS Ketenagakerjaan akan tercapai asal berhasil menanamkan growth mindset seperti mata lebah.” Jelas Ary Ginanjar.
Mata lebah yang dimaksud adalah bagaimana lebah meskipun berada di tempat sampah, yang dia cari adalah madu. Sedangkan mata lalat, di kebun bunga sekalipun yang dicari adalah sampah.
Founder ACT Consulting International tersebut juga mengatakan bahwa growth mindset adalah hal sederhana yang menyakitkan, karena ini adalah transformasi besar-besaran dan jika berhasil dapat menjadi aset terbaik di Indonesia.
Satya Nadella ketika dipanggil oleh Direktur Telkomsel menyebutkan ada tiga hasil dari kemajuan di Microsoft yakni Impact, Growth Mindset, dan Strategi. Sehingga ketika berhasil growth mindset, karakter yang tumbuh adalah mendapati 5 Agile (mental agility, change agility, people agility, learning agility, dan result agility).
“Hidup kira akan penuh dengan goncangan, tantangan seperti gempa. Seperti kisah Imperial Hotel pada tahun 1923 yang ketika gempa bangunan itu tetap kokoh karena miliki pondasi yang kuat. Maka bangunlah pondasi dengan 4 rahasia sukses
pertama, managing energy kemudian find your grand why, ketiga talentDNA, dan growth mindset.”
Dalam empat rahasia sukses, Ary mengajak para peserta untuk mengenal level energi dan berusaha untuk senantiasa dalam energi yang tinggi untuk saling menularkan energi positif dalam lingkungan kerja.
Sedangkan untuk menemukan grand why, perlu diketahui ada 3 dorongan manusia ketika melakukan sesuatu yaitu strong why yang hanya berorientasi pada materi, big why yang berorientasi pada rasa ego kebanggaan atas suatu jabatan,
Maka kedua why tersebut tentu tidak cukup untuk mencapai visi mulia BPJS Ketenagakerjaan, maka dibutuhkan grand why, fokus dengan dorongan untuk kesejahteraan banyak orang, untuk bangsa dan negara. Mensejahterakan Pekerja Indonesia.
“Nah untuk menjadikan tim solid, maka harus mengenal satu dengan yang lain. Mengenal kemampuan dan potensi yang dimiliki untuk saling bersinergi dan menghasilkan performa luar biasa, target akan tercapai.
Yaitu dengan TalentDNA, sebuah alat ukur yang diluncurkan ESQ untuk melihat potensi yang dimiliki oleh masing-masing manusia.” Jelas Ary Ginanjar.
TalentDNA membantu manusia untuk menghindari skill trapped yaitu skill yang dipaksakan tidak selaras dengan potensi yang sudah ada dalam dirinya secara naluriah. Hal berbahaya tersebut Ary jelaskan bahwa orang yang dapat berada dalam skill trapped akan terbiasa dengan skill tersebut namun bisa menderita karena tidak melakukan skill yang sesuai dengan DNA-nya.
“Maka kita berkumpul dengan TalentDNA yang berbeda dan disatukan oleh grand why.
Yang membuat kita akan passionate adalah energi. Maka 4 kunci kesuksesan tersebut lengkap sudah dengan ditambah satu lagi yaitu growth mindset.”
Teori growth mindset adalah apapun yang terjadi akan dapat dilalui tanpa melakukan justification, excuse, dan blaming.
Sehingga tidak terjadi fixed mindset yang akan mematikan perusahaan.
“Semoga lembaga ini menjadi contoh pertama talenta di Indonesia. Mencapai target dengan panjang umur dan bahagia dengan TalentDNA. Sukses selalu BPJS untuk melindungi seluruh tenaga kerja.” Salam Ary Ginanjar menutup sesinya.
Dalam kesempatannya juga, hadir Dirut BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo yang menyapa lewat zoom meeting karena saat ini sedang berada di Singapura.
"Terimakasih Pak Ary dan tim atas kesempatannya hadir memberikan pelatihan Growth Mindset. Saya menilai ini penting, agar para pimpinan dan pegawai di BPJS Ketenagakerjaan bisa lebih berkembang dalam berpikir terutama hal positif. Harus AGILE di tengah era yang tidak pasti."