ESQNews.id, JAKARTA - Pakar Pembangunan Karakter Bangsa, Ary Ginanjar Agustian menjadi salah satu pengisi dalam acara Pembinaan Mental dan Kepribadian Pegawai Ditjen PPMD. Acara yang berlangsung di Fave Hotel PGC, Jakarta Selasa (16/10) juga dihadiri oleh Dirjen PPMD, Taufik Madjid.
Dalam penyampaiannya Ary Ginanjar mengatakan bekerja adalah sebuah bentuk ibadah yang didahului dengan niat. "Apa kata nabi? Semua tergantung niatnya," ujar dia.
Ary Ginanjar kemudian mencontohkan dalam sebuah kemajuan perusahaan transportasi Indonesia yakni Kereta Api Indonesia. Berawal dari label kumuh dan tiket dikuasai calo, akhirnya KAI bisa bertransformasi menjadi transportasi pilihan yang tak kalah nyaman dari pesawat terbang.

"Saya berpikir hampir sama dengan jawaban bapak ibu ketika ditanya apa yang harus dirubah dari KAI? Saya menjawab membenahi manajemen, sistem, SDM, meningkatkan pelayanan, tapi semua itu salah," ujar dia.
Tentu yang terpenting adalah niat awal dari saat ingin memulai merubah. Apakah hanya untuk berniat mendapat gaji, atau berniat yang lebih baik lagi seperti membuat semua menjadi lebih baik dan nyaman.
Ary Ginanjar kemudian mengungkapkan, niat adalah peran paling penting dalam setiap pekerjaan. Dengan contoh pengusaha sukses luar negeri seperti Jack Ma atau Marc Zuckerberg, berawal dari niat mulai membantu sesama agar urusan menjadi lebih mudah.
"Jack Ma membuat Alibaba untuk apa? Agar masyarakat Cina jauh lebih mudah dalam menggerakkan ekonomi," jelas dia.
Hal tersebut semestinya tertanam dalam pribadi masing-masing terlebih untuk Pegawai pemerintahan. Mengabdi agar negara menjadi lebih baik.

Sedangkan Dirjen PPMD, Taufik Madjid mengatakan apa yang dijelaskan oleh Ary Ginanjar adalah sesuatu yang dia cari selama ini.
"Saya bersyukur dengan apa yang saya rindukan sebenarnya. Ini hal yang kita bicarakan tentang skil, kemampuan, kapasitas kita, mungkin kalau tidak dilakukan secara simultan, dengan kekuatan, nilai-nilai penguatan karakter kita saya kira itu akan sangat susah kita ingin mendapatkan tipikal manusia yang paripurna," kata Taufik.
Taufik mengatakan, memang sudah banyak yang membahas manusia ini adalah makhluk yang paling sempurna. Akan tetapi ini menjadikan manusia jumawa, kita tidak mampu memaksimalkan kesempurnaan yang tuhan berikan.
"Apa yang tersembunyi dan menjadi potensi diri kita ini kita keluarkan. Dan pak Ary memicu agar kekuatan yang ada pada diri kita keluar, untuk menjadi manusia yang paripurna dalam bertugas di kementerian ini," ujar dia.

Taufik yakin, jika konsep bekerja dengan niat dari dalam ini ditanamkan, program pemerintah untuk memfasilitasi dan membina unit kerja yang lain 74957 desa di 504 kabupaten di 33 provinsi.
Saat ini, lanjut dia, ada 25 juta penduduk yang miskin, dan lebih dari setengahnya atau 15 juta jiwa berada di desa. Taufik berpesan kepada anak buahnya agar menanamkan niat membantu sesama dan membangun negeri dalam setiap tugas.
"Kedepan kita harus objektif dan tujuan kita hadir di kantor dengan tujuan bukan karena kebetulan, tapi ditunjuk bersama untuk menyelesaikan persoalan bangsa untuk pengentasan kemiskinan. Masyarakat desa membutuhkan kehadiran kita, mudah-mudahan apa yang disampaikan menjadi pemicu untuk memotivasi kita," ujar dia mengakhiri.



