Senin, H / 06 Oktober 2025

Ekonom: Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Masih Jadi Tantangan Pemerintah

Jumat 15 Mar 2019 09:19 WIB

Reporter :AA

Dr Muhamad Chatib Basri

Foto: chatibbasri.net

Lapangan pekerjaan untuk lulusan SMA ke atas minim, berbanding terbalik dengan pengangguran lulusan SMP ke bawah, khususnya untuk lulusan SD turun drastis dari 55 persen ke 10 persen.


ESQNews.id, JAKARTA - Ekonom mengatakan masalah ketersediaan lapangan kerja masih menjadi tantangan pemerintah, khususnya untuk para lulusan SMA ke atas.


Ekonom Chatib Basri yang juga mantan Menteri Keuangan era pemerintahan SBY ini mengatakan tingkat pengangguran muda usia 15 hingga 24 tahun memang turun dari 22 persen menjadi 20 persen. “Tetapi pengangguran lulusan SMA ke atas naik dari 52 persen menjadi 60 persen,” jelas dia dalam diskusi di Jakarta, Kamis (14/3/19).


Menurut dia, tingginya pengangguran di kalangan ini yang dijadikan lawan politik Presiden Joko Widodo sebagai argumen yang menyebut pemerintah tidak berhasil menyediakan lapangan kerja. “Isu pengangguran kerap kali muncul di tahun politik,” imbuh Chatib.


Chatib menjelaskan untuk pengangguran lulusan SMK juga tergolong tinggi sekitar 30 persen. Tingginya pengangguran lulusan SMK menurut dia adalah karena alat-alat yang tersedia di SMK untuk pelatihan kerja tidak sesuai dengan yang ada di perusahaan.


Dilansir dari Anadolu Agency, Chatib menambahkan kondisi ini berbanding terbalik dengan pengangguran lulusan SMP ke bawah, khususnya untuk lulusan SD turun drastis dari 55 persen ke 10 persen. Menurut dia, hal ini berarti bahwa lapangan kerja yang tercipta dalam empat tahun terakhir mayoritas untuk lulusan SMP ke bawah.


“(Lapangan kerja untuk SMP ke bawah) Mungkin juga karena ada Gojek dan Grab yang tidak butuh skill,” jelas Chatib. Dia menambahkan penyebab masyarakat berpendidikan SMA ke atas sulit mendapatkan kerja karena lapangan pekerjaan yang tersedia tidak memberikan penghasilan yang sesuai harapan.


“Mereka mau bekerja kalau gajinya pas. Kalau tidak, ya mending di rumah. Tapi kan di Indonesia tidak ada tunjangan untuk penganggur,” imbuh Chatib. Sementara untuk masyarakat berpendidikan rendah, tidak terlalu mempermasalahkan gaji karena mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali harus bekerja.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA