ESQNews.id, JAKARTA - Pada hari Selasa, 3 Oktober 2023 DPR mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi UU dalam Rapat Paripurna.
Telah resmi core value BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmoni, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) menjadi core values para ASN di Indonesia. Dan Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) menjadi kementerian pertama dalam 1x24 jam merespon perwujudan ASN BerAKHLAK dengan menyelenggarakan pelatihan.
“Core values dirujukkan sebagai budaya kerja ASN. dalam hal ini Kemenkominfo merasa ada banyak hal yang perlu kami perbaiki. Hal ini sudah dilakukan survey independen untuk identifikasi aspek kerja ASN semakin dekat dengan BerAKHLAK.” ujar Sekretaris Jenderal Kemenkominfo, Mira Tayyiba dalam sambutannya (04/10/2023).
Melanjutkan, “Yang kedua adalah kami lakukan asesmen TalentDNA pada tanggal 20 September 2023 untuk memetakan pola kecenderungan perilaku dalam pengambilan keputusan.
Dua langkah awal tersebut kami harapkan punya tolak ukur yang jelas. Dan ini menjadi penting karena pegawai 30% di usia 31 - 40 tahun yang disayangkan karena tidak punya meaningful purpose.”
Mira Tayyiba juga mengatakan bahwa sebagai organisasi dibutuhkan modal kerja, karakteristik yang baik dan tidak selalu transaksional yang akhirnya meningkatkan potensi terhadap organisasi.
Melalui hasil asesmen TalentDNA, Mira Tayyiba berharap setiap orang dalam Kemenkominfo memahami keterbatasan yang ada, tapi tak berfokus pada keterbatasan namun ada kompetensi diri yang akan mendorong langkah dalam pengembangan diri dan pelayanan masyarakat.
<more>
Pada kegiatan Optimalisasi Budaya ASN BerAKHLAK, penyampaian hasil survei Organization Culture Health Index (OCHI) dan Pembacaan Hasil TalentDNA yang dilaksanakan di Hotel Borobudur Jakarta itu, hadir pula Budi Arie Setiadi, Menteri Kominfo yang memberikan sambutannya dengan potongan kata-kata indahnya.
“Hiduplah jangan sekedar hidup, dan hidup penuh cinta mati penuh cerita.” Ujarnya.
Dilanjutkan dengan paparannya mengenai kesuksesan digital ada dua kunci yaitu inovasi dan transformasi.
“Pak Presiden juga mengatakan bahwa era sekarang bukan lagi tentang negara kuat atau lemah, tapi cepat atau lambat yang menjadi penting. Sehingga sepakat bahwa budaya menghasilkan perubahan, dan perubahan digerakkan oleh budaya. Dan Presiden sudah mencanangkan ASN BerAKHLAK yang menjadi core values dan bukan sekedar momentum, namun semangat kolaborasi lintas disiplin.”
Dan semenjak UU ASN disahkan, Kementerian Kominfo adalah kementerian pertama yang langsung merespon perwujudan ASN BerAKHLAK dengan menyelenggarakan pelatihan, menunjukkan bahwa kecepatan menerima perubahan ada. Dan harapan Menteri Kominfo tersebut ASN lainnya juga bisa sama-sama mewujudkan ASN BerAKHLAK untuk Indonesia Maju.
Menteri Kominfo tersebut juga menyebutkan bahwa transformasi berhasil ada empat unsur yakni tujuan aspiratif, inisiatif dan pragmatis yang seimbang, mesin eksekusi, dan tim transformasi.
“Empat hal ini berbarengan dengan survei indeks budaya dan TalentDNA. Saya harap untuk dapat meluaskan core values BerAKHLAK.”
Ary Ginanjar Agustian sebagai founder ACT Consulting International yang berkolaborasi dengan KemePANRB dalam penilaian (survei) kesehatan budaya kerja seluruh ASN itu, setuju dengan Budi Arie.
“Kunci untuk bertahan Kominfo hingga Indonesia Emas 2045 adalah kuatnya fondasi, dan fondasi adalah budaya.”
Terutama Kemenkominfo yang memiliki peran penting dalam kemajuan Indonesia Emas 2045, mengajak seluruh masyarakat untuk adaptif menghadapi perubahan terutama di era digital ini.
Dan Kemenkominfo menjadi role model bagi ASN lainnya, menjadi lembaga pertama yang merespon UU ASN BerAKHLAK, sudah melakukan pemeriksaan seluruh tubuh Kemenkominfo melalui OCHI (Organization Culture Health Index) dan pemeriksaan talent seluruh jajaran eselon 1 dengan TalentDNA.
Seperti tagline Kemenkominfo, Indonesia terkoneksi, makin digital makin maju. Maka Ary Ginanjar menjelaskan bahwa rumah yang kuat tahan gempa adalah fondasinya kuat.
Sehingga Ary memaparkan bentuk rumah transformasi Kemenkominfo di era digitalisasi dengan fondasi budaya BerAKHLAK yang kuat, kemudian tiang yang menyanggah adalah growth mindset dan digital mindset, dan di dalamnya ada manajemen talenta, ditutup dengan atapnya dengan kinerja.
“Untuk berpijak lebih lama, kaki kita harus kuat. Bukan sekedar growth mindset, maka tiang keduanya adalah digital mindset, dengan rumus satu dibagi nol, yaitu infinity atau tidak terhingga. Melaju kecepatan tak terhingga, semakin terkoneksi semakin maju.” Ujar founder ACT Consulting International tersebut.
Kuncinya kembali pada Indonesia semakin digital semakin maju. Hal ini juga perlu adanya dorongan dari masing-masing talenta di Kemenkominfo untuk terus beradaptasi. Yakni melalui manajemen talenta. Menempatkan orang yang tepat pada tim yang tepat, pada posisi yang tepat.
Manajemen talenta ini menggunakan tools dari ESQ atau ACT Consulting International yaitu TalentDNA. Sebuah alat untuk mengidentifikasi kecenderungan pola perilaku secara alami, berulang, natural, dan spontan yang menggambarkan apa yang dirasakan, dipikirkan sehingga mempengaruhi bagaimana orang merespon dan mengambil keputusan secara otomatis.
TalentDNA mengungkap algoritma perilaku manusia yang membuat tiap manusia itu unik dan berbeda, sehingga dapat muncul kolaborasi untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Kemenkominfo sudah melaksanakan asesmen TalentDNA, dan pada hari ini dibacakan masing-masing tim, untuk saling mengetahui dan memahami TalentDNA satu timnya.
“Sekarang kami jadi tau apa keunggulan dari masing-masing, kita punya kontribusi terhadap kegiatan yang dilakukan, kita kontribusi dengan memahami kelebihan kita, tim kita, supaya bisa bekerja lebih efektif. Semoga dengan ini, tim Kominfo akan jauh lebih kuat.” Ujar Sekertaris Jenderal Kominfo, Mira Tayyiba.
Kelanjutan dari TalentDNA ini akan dilaksanakan beberapa program pertemuan lebih lanjut, sehingga dapat betul-betul menguatkan tim di Kominfo dan lebih maju lagi.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Kominfo, Usman mengatakan, “Ini dapat menjadi bekal bagi kita semua lebih baik di masa depan. Kita dapat menghargai orang lain sesuai dengan DNA Talent-nya masing masing. Dan juga menjadi basis argumen untuk pengembangan organisasi, karena kita tahu Kominfo juga perlu perbaikan menjadi lebih baik.”