ESQNews.id, JAKARTA - Dikatakan ada “bakat”
karena kelainan biasanya bersifat bawaan/turunan/familial, dengan riwayat atopi
pada diri sendiri atau pun keluarganya. Jadi, eksim bukan penyakit yang menular
tetapi menurun.
Atopi?
Atopi ialah
kecenderungan seseorang untuk bereaksi berbeda/berlebihan dengan membentuk zat
anti/antibody spesifik bila berhadapan dengan alergen yang umum dijumpai,
misalnya terhadap tungau debu rumah, makanan tertentu, dan sebagainya.
Pada individu
tersebut maupun keluarganya cenderung terjadi asma, sering bersin/rintis
alergika dan eksim susu, serta beberapa bentuk biduran/gidu/kaligata/urtikaria.
Selain itu, juga dapat terjadi allergic
march.
Apa yang dimaksud dengan allergic march?
Allergic march ialah
suatu kondisi perubahan atau perkembangan alergi dalam perjalanan hidup seseorang
dengan bakat atopik. Artinya, dengan bertambahnya usia bentuk alerginya bisa
bertambah dengan atau berubah menjadi bentuk alergi lainnya.
Misalnya, saat
bayi dia mengalami eksim, mungkin saja nantinya eksim menghilang tetapi dia
mengalami asma atau rhinitis. Atau eksimnya menetap dan kelainan alerginya
bertambah dengan asma atau rhinitis, umunya eksim susu merupakan manifestasi
alergi yang pertama muncul.
Bagaimana kita bisa mengenali eksim susu?
Bila pada anak berusia antara 0-2 tahun dengan riwayat atopik (baik pada dirinya sendiri maupun keluarganya) dijumpai eksim terutama di pipi. Selain itu, mungkin dijumpai beberapa tanda lainnya yang dapat dikenali, misalnya kulit yang kering, eksim di tangan dan kaki, kelopak mata yang ‘gelap’, bercak-bercak putih serupa panu, keluhan gatal bila berkeringat, kelainan yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan emosi, dan sebagainya.
Pencegahan
Bila dalam keluarga jelas ada bakat atopik, pencegahan sebenarnya sudah dapat dimulai dari saat janin. Dalam kandungan dengan cara hidup sehat, termasuk hindari rokok. Kemudian, untuk mencegah munculnya kelainan, ditekankan pentingnya ASI eksklusif (hanya mendapat ASI pada 3-6 bulan pertama kehidupannya). Untuk hal ini terdapat tiga alasan utama yaitu 1) dengan menghindari susu sapi, maka bayi akan terhindar dari sensitasi alergen; 2) ASI dianggap memiliki faktor yang dapat melindungi selaput lendir usus bayi, sehingga dapat mengurangi akses alergen bila nantinya bayi mendapat makanan tambahan; 3) ASI dapat mengurangi kemungkinan infeksi saluran cerna yang dapat meningkatkan kepekaan usus terhadap bahan asing.
Sedangkan untuk
mencegah kekambuhan, selayaknya dicari dulu faktor pencetus pasti meskipun
sering sulit dilakukan. Kesulitan lainnya ialah, kalau pun penyebabnya telah
diketahui kadangkala susah bagi seseorang untuk menghindarinya.
Bagaimana
menangani eksim susu?
Upayakan segera berobat, apalagi bisa dijumpai infeksi ikutan yang ditandai adanya nanah, pembesaran kelenjar getah bening setempat, atau pun demam.
Pernah diterbitkan di ESQ Magazine No. 02/V Januari 2009