ESQNews.id, JAKARTA - Menurutnya, busana Muslimah adalah busana yang paling cocok dan sesuai dengan kondisi wanita. Ke manapun pergi, wanita sangat cocok mengenakan busana Muslimah. Ke mana saja kita bisa tampil dengan busana Muslimah," katanya.
Ia menambahkan, dengan memakai jilbab seorang wanita akan tampak lebih cantik. Sebab, auranya bisa keluar. "Yang tadinya kecantikannya 60 persen, begitu memakai jilbab kecantikannya bertambah 30 persen," jelas Hayum yang biasa merancang sendiri baju-bajunya, termasuk baju untuk lebaran nanti.
Lain lagi dengan Susan Hadi Ningrum (25). Alumnus ESQ Eksekutif Angkatan 39, ini mulai memakai busana Muslimah sejak empat bulan lalu. Tepatnya setelah menikah. Meski karyawati sebuah perusahaan asuransi ini sebenarnya sudah lama berniat mengenakan busana Muslimah. Hanya ia belum siap, lahir dan batin.
"Saya ingin menyempurnakan jalan hidup menuju akhirat kelak," papar Susan tentang pilihannya mengenakan busana Muslimah.
Setiap manusia, suatu saat akan dipanggil menghadap Allah SWT. Namun, tak seorangpun tahu kapan waktu itu tiba. Karena itu kata Susan, kita harus menyiapkan 'pertemuan' itu dengan baik. "Untuk bertemu dengan Sang Pencipta, kita harus bersih dan sempurna. Dengan berbusana Muslimah inilah saya mencoba menyempurnakan hidup," ucap Susan.
Menurut Susan, memakai busana Muslimah memiliki beberapa keuntungan. Di samping nyaman secara fisik dan batin, rasa percaya diri makin bertambah.
Saat
pertama kali mengenakan busana Muslimah, Susan merasakan aura yang berbeda. Ia
merasa ada 'sinar' yang selalu mengiringi ke manapun ia pergi.
"Subhanallah, saya merasa tidak sendiri," terang Susan yang sudah
menyiapkan bahan pakaian menjelang lebaran tahun ini.
Sementara itu Nika Bellarinatasari mengaku memakai busana Muslimah sejak setahun lalu. Tapi keinginan untuk berjilbab sudah timbul sejak 3 tahun silam. Waktu itu ia banyak pertimbangan. Mulai dari takut tidak mendapat pekerjaan sampai takut tak memperoleh jodoh karena pria tidak berani mendekati. Bahkan ada rekannya yang tak lulus gara-gara sang dosen tak suka wanita berjilbab.
Tapi yang oenting kita disini untuk belajar, Nika biasa membeli busana Muslimah yang sudah jadi. Tapi, ia lebih suka membeli pakaian padu padan untuk busana Muslimahnya. Yang penting model dan warnanya cocok serta tidak melanggar aturan agama. Meski begitu Nika mengaku tak mempunyai anggaran khusus untuk membeli busana Muslimah. Ia mengaku jarang membeli busana. "Dalam setahun bisa dua kali atau lebih. Tapi bisa tiga kali dalam sebulan." Nika biasanya membeli busana Muslimah bila ada acara khusus. Misal, menghadapi hari raya Idul Fitri.