ESQNews.id, JAKARTA – Rasulullah SAW bersabda, "Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah," (HR Muslim). Senyum dinilai sedekah, karena orang yang tersenyum mampu memberikan rasa aman dan rasa persahabatan., Senyum merupakan bagian dari keajaiban kehidupan. Saat kita senyum sebenarnya bukan untuk orang lain melainkan untuk diri kita sendiri, yang menimbulkan hormone endorphin sehingga membuat diri merasa bahagia.
Beda halnya apabila Anda melakukan ini: Pandanglah wajah Anda di cermin, lalu tersenyum. Selanjutnya Anda cemberut, maka Anda akan melihat wajah yang tadinya rupawan tiba-tiba menjadi tidak menyenangkan. Terlebih lagi jika marah, maka wajah Anda akan menjadi buruk dan menyeramkan.
Senyum tulus dan penuh ketenangan akan mampu meluluhkan kemarahan seseorang. Oleh karena itulah sebaiknya kita membiasakan diri bersikap tenang dan murah senyum. Senyuman merupakan tanda keakraban dalam pergaulan sehingga dapat menghangatkan suasana. Bila kita mampu tersenyum sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah SAW, maka pertengkaran dan permusuhan dapat dihindari.
Dengan murah senyum seseorang dapat terjaga dari penyakit stress dan depresi. Jantungnya akan berdetak normal, sehingga terhindar dari ketegangan. Menjalani kehidupan lapang dan ceria membuat tubuh tetap sehat dan awet muda. Menurut para dokter, pada saat senyum hanya dibutuhkan 17 otot wajah. Oleh karena itu senyum dapat menyebabkan wajah tetap segar dan sehat. Berbeda dengan pada saat cemberut atau marah, membutuhkan jumlah otot dua sampai empat kali lipat, karena itulah orang pemarah akan kelihatan lebih tua dan lekas keriput.
Secara filosofi, senyum adalah ekspresi optimisme dan harapan. Senyum adalah sikap membangun. Pantaslah jika Imam Hasan Al-Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh senyum. Mengetahui betapa dahsyatnya senyuman, di Moscow, Rusia, ada sekolah yang mengajarkan senyum.
William Shakespere pernah mengatakan: "Apa yang Anda kehendaki akan lebih cepat diperolehi dengan senyum daripada memotong dengan pedang,"
Senyum juga menggambarkan karakter orang yang mempunyai sifat lembut, ramah, dan bersahaja. Untuk memotivasi para sahabat, suatu hari Rasulullah SAW berpesan, "Janganlah kalian menganggap remeh kebaikan itu, walaupun itu hanya bermuka cerah pada orang lain," (HR Muslim).
Maha pemurah Allah yang menilai senyum, yang begitu banyak manfaatnya tersebut, sebagai suatu bentuk ibadah yang dibalas dengan pahala.
Pernah diterbitkan di Nebula ESQ Magz Edisi 1