Harapan keluarga untuk selalu superior
Keluarga yang memberikan anak-anak dukungan
yang sedemikian besar sehingga keluarga itu percaya bahwa sang anak adalah
superior dan sempurna. Ketika suatu saat sang anak tumbuh dan menghadapi tugas
yang menantang, ia mulai meragukan persepsi orang tua tentang kehebatan
dirinya. Atau mungkin mereka justru menyembunyikan kesulitannya agar tidak
mengganggu image keluarga terhadapnya. Sebagai akibat dari kesulitan-kesulitan
normal ini, ia menjadi yakin bahwa ia hanya rata-rata bahkan di bawah
rata-rata.
Hubungan imposter feeling dengan kesuksesan
Imposter feeling berhubungan dengan ketidakmampuan menginternalisasi kesuksesan masa lalu dan sekarang. Kesuksesan yang diraih tidak mengubah bagaimana perasaan terhadap diri sendiri dan tidak mengurangi rasa tidak kompeten.
Ketakutan untuk Sukses
Orang yang memiliki imposter feeling cenderung untuk mudah menginternalisasikan kegagalan. Orang seperti ini biasanya takut untuk sukses dan khawatir akan tanggungjawab yang menyertainya. Padahal jika seseorang ingin lebih sukses atau kesuksesan meningkat diperlukan dua hal yaitu keinginan dari dalam dan persepsi dari luar.
Tekanan untuk Tidak Gagal
Ada sejumlah tekanan agar tidak gagal untuk
menghindari “diketahui”. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan untuk menikmati dan
menginternalisasikan kesuksesan.
Mengatasi Imposter Feeling
Jika Anda memiliki imposter feeling, tidak berarti bahwa Anda berada pada kondisi tersebut selamanya. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi perasaan ini dan untuk menanggulangi ketika perasaan itu muncul.
- Buat grup diskusi dengan orang-orang yang memiliki perasaan sama, untuk dapat mendiskusikan gejala perasaan ini sehingga Anda tidak merasa sendirian.
- Identifikasi perasaan-perasaan tersebut. Sadari ketika Anda dihinggapi imposter feeling, bahwa ini hanya perasaan saja, bukan kenyataan. Kesadaran merupakan langkah awal untuk mengubahnya
- Lakukan pengecekan sendiri. Tanyakan dan pikirkan kembali jika imposter feeling muncul seketika. Usahakan untuk mendatangkan pikiran yang lebih seimbang.
- Pahami perbedaan antara perasaan dan kenyataan. Banyak orang cenderung percaya bahwa “Jika saya merasa sangat bodoh, pasti karena memang saya bodoh.” Ketika Anda menangkap perasaan ini ubah menjadi pernyataan “Jika saya merasa bodoh tidak berarti saya seperti itu.”
- Ingat bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna, dan kita tidak harus menjadi seorang yang sempurna.
- Gambarkan tentang kesukesan. Tuliskan semua langkah yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan. Jika perlu ambil kursus atau banyak membaca buku. Makin banyak Anda tahu tentang tujuan Anda, makin mudah untuk meraih kesuksesan.
- Perlu disadari bahwa Anda tidak harus tahu segala sesuatu. Kuncinya adalah dapat mencari dan menemukannya ketika Anda membutuhkannya.