NEWS
Membangun Optimisme di Tengah Harapan yang Terus Dipupus Kesulitan Bertubi-tubi
ESQNews.id, JAKARTA - "Tepi Waktu" adalah sebuah pertunjukan teater yang diinisiasi oleh para penerima Beasiswa Program Fellowship UAG University yang diselenggarakan pada Sabtu, 12 April 2025 di Salihara Art Space, Pasar Minggu.
Pementasan ini merupakan passion project yang dilandaskan pada semangat kolektif bertajuk “Saling Jaga Generasi Emas.”
Pertunjukkan ini juga sukses menyedot perhatian sekitar 300 penonton. Di antara yang hadir adalah Prof. Dr. H. Fasli Jalal, Ph.D., Founder ESQ Group Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian beserta keluarga, jajaran pimpinan dan tamu kehormatan ESQ Corp, para Fellows sekaligus orang tua ideologis, civitas akademika UAG University, serta para undangan lainnya.
Menariknya, hadir pula seorang wisatawan mancanegara yang turut menikmati pertunjukan ini.
Ary Ginanjar sampaikan, "Awalnya saya hanya ingin menikmati karya mereka, tapi ternyata saya mendapatkan penerus ESQ untuk visi Indonesia Emas 2045.
Saat ini suara saya sudah habis, saya sadar bahwa 25 tahun saya bersuara, kini waktunya digantikan. Saya yakin Allah sudah mengaturnya, dengan hadirnya Hasbi, Naufal, dan teman-teman lainnya para Mahasiswa/i UAG University dan ESQ Business School yang akan meneruskan suara saya untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Mereka bukan sekadar menghadirkan pertunjukkan teater, tapi menyampaikan pesan yang selama ini saya bawa. Saya merasa diberi semangat baru, karena Allah telah menunjukkan generasi penerus di ESQ.
Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya," tuturnya.
Lebih dari itu, pertunjukkan ini juga merupakan hadiah khusus untuk sang pendiri ESQ Corp, Dr. (H.C.) Ary Ginanjar Agustian, sekaligus menjadi momen deklarasi semangat menuju Indonesia Emas 2045 kepada masyarakat luas, khususnya komunitas seni.
Ary memberikan pesan penuh makna seusai menyaksikan pertunjukan: “Lakukan apa yang kamu tahu. InsyaAllah, Allah akan lakukan apa yang tidak kamu tahu."
Kisah Satya, Cermin dari Realitas
"Tepi Waktu" mengangkat kisah perjuangan Satya, seorang pemuda yang gigih menghadapi kerasnya kehidupan namun tak pernah lelah memberi yang terbaik.
Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata Naufal Ramadhan, salah satu penerima Beasiswa Program Fellowship UAG University sekaligus anak asuh dari Dr. (H.C.) Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt.
Harapan dari Panggung
Melalui pementasan ini, para penggagas berharap masyarakat turut terinspirasi untuk bergerak bersama menjaga dan mendukung generasi emas masa depan.
Pertunjukkan ini juga menjadi seruan penuh harapan bagi para "Satya" lainnya di luar sana untuk terus berjuang—karena keajaiban bisa saja datang… di Tepi Waktu.
Perjuangan ini masih dan akan terus berlanjut. Melalui website Fellowship UAG University dan media Instagram Saling Jaga Generasi Emas, kita bisa melihat cerita dan proses yang dilalui bersama.
Sebuah Keberhasilan Kolektif
Kesuksesan "Tepi Waktu" adalah cerminan dari kolaborasi yang solid dan kontribusi dari berbagai pihak. Tidak dapat dipungkiri, pementasan ini takkan terwujud tanpa dukungan dari para sponsor yang dengan tulus berpartisipasi dalam proses produksi.
Beberapa sponsor yang berperan penting dalam keberlangsungan acara ini antara lain: Freshmangoes, GEN 8, Bank BSI, ESQ Kemanusiaan, Inspire 165, Paragon Corp, Miracle Woman, CV Kabayan, dan Rooliaglow. Melalui dukungan mereka, para sponsor telah menjadi mitra dalam mewujudkan misi besar “Saling Jaga Generasi Emas”.
Lebih dari Sekadar Pertunjukkan
Teater "Tepi Waktu" bukan sekadar karya seni. Ia adalah bentuk ungkapan syukur dan terima kasih dari para penerima beasiswa kepada para donatur Program Fellowship UAG University.
Salah satu tokoh penting di balik terwujudnya program ini, Bapak H. Ibnu Sina, S.Pi., M.Si yang berperan sebagai penggagas kerja sama antara Pemerintah Kota Banjarmasin dan Program Fellowship UAG University menyampaikan apresiasinya melalui unggahan di akun Instagram pribadi:
“Tahniah atas pementasan Teater Tepi Waktu... tentang jejak perjuangan keluarga dan generasi muda yang haus akan pendidikan. Semoga semakin banyak talenta terbaik yang dihantarkan oleh orang-orang baik di negeri ini.”
Memantik Api Semangat Perjuangan
Teater ini merupakan bagian dari ekosistem pembelajaran UAG University—kampus karakter yang dikenal sebagai University of Life. Dalam semangat pendidikan transformatif, UAG University menerapkan metode SKID (Spiritual, Kreativitas, Intelektual, dan Dampak) sebagai fondasi dalam mendidik para mahasiswa untuk tidak hanya pintar, tapi juga bermakna bagi lingkungannya.
Dari ide awal yang berangkat dari pertanyaan besar “Apa Grand Why kita sebagai generasi penerus bangsa?”, para mahasiswa Fellowship UAG University mulai menyusun gagasan teater ini sebagai bentuk refleksi sekaligus kontribusi nyata.
Prosesnya tak mudah—penuh jatuh bangun—namun justru di situlah kreativitas diuji dan tumbuh.
Sosok kunci di balik keberhasilan ini adalah Coach Desy Yuliana, Direktur Business Development UAG University. Beliau menjadi mentor yang tidak hanya mendampingi teknis produksi, tetapi juga sebagai inisiator dan mediator ide.
Ia mendorong lahirnya gagasan pementasan ini, memfasilitasi dialog antara mahasiswa dan pihak eksternal, hingga memastikan setiap detil terlaksana.
Pendekatannya yang inspiratif dan suportif membuat para mahasiswa percaya diri untuk melangkah lebih jauh dan berani mengaktualisasikan potensi terbaik mereka.
Semangat kolaboratif juga terpancar dari keikutsertaan mahasiswa lintas kampus. Salah satunya adalah Agil Maulana, mahasiswa semester 6 dari Institut Kesenian Jakarta. Ia bergabung karena diajak oleh temannya yang berkuliah di UAG University untuk mendukung produksi ini.
“Saya mau terlibat karena saya cinta seni dan berteater,” ujarnya.