Jumat, H / 29 Maret 2024

Waspada, Implementasi AKHLAK BUMN Mengalami Penurunan

Selasa 28 Sep 2021 07:47 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Erick Thohir, Menteri BUMN

Foto: instagram

ESQNews.id, JAKARTA - Di tahun kedua implementasi core values AKHLAK BUMN, ACT Consulting kembali melakukan riset pemetaan dan pengukuran indeks kesehatan budaya kerja AKHLAK. Selama periode Februari – September 2021, ACT Consulting International telah dilakukan pemetaan dan pengukuran terhadap 91 BUMN serta anak perusahaan (anper) menggunakan metode ACHI (AKHLAK Culture Health Index). Melalui riset dan kajian tersebut, diketahui Indeks Implementasi AKHLAK, yaitu sejauh mana nilai-nilai AKHLAK diimplementasikan baik yang dialami maupun yang diamati oleh para karyawan dalam perilaku kerja sehari-hari.

Metode ACHI inilah yang menjadi referensi digelarnya AKHLAK Award. Erick Thohir, Menteri BUMN hadir sebagai Keynote Speaker di acara “Refleksi 1 Tahun AKHLAK BUMN” dan AKHLAK Award 2021. Acara tersebut digelar oleh ACT Consulting pada Kamis (15/7/2021) melalui Zoom Meeting dan Youtube. Dalam ajang AKHLAK Award 2021 itu, turut mengundang 4 Mantan Menteri BUMN di antaranya Tanri Abeng, Sugiharto, Mustafa Abubakar, dan Dahlan Iskan.





Menurut ACT Consulting International, indeks rata-rata implementasi AKHLAK di bulan September 2021 semakin mendekati situasi di lapangan, mengingat semakin banyak jumlah BUMN dan Anper yang sudah melakukan pemetaan dan pengukuran. Namun penambahan jumlah BUMN dan Anper tersebut, ternyata justru menunjukkan trend penurunan rata-rata indeks implementasi AKHLAK. Jika per Februari 2021 angka rata-ratanya tercatat pada 44,5% maka pada September 2021 menjadi 42,9%. Nilai tersebut berada di kategori C, artinya pegawai kadang-kadang mengimplementasikan AKHLAK dalam perilaku kerja sehari-hari.





Dari hasil pemetaan dan pengukuran terakhir, dua di antara nilai AKHLAK, yaitu Amanah dan Adaptif, mengalami peningkatan rata-rata indeks implementasi dibandingkan hasil pengukuran pada bulan Februari. Namun sayangnya, mayoritas atau empat di antara nilai AKHLAK, yaitu Kompeten, Harmonis, Loyal dan Kolaboratif justru mengalami penurunan rata-rata indeks implementasi jika dibandingkan data per Februari 2021. Peningkatan rata-rata indeks implementasi Amanah yakni dari 43,0% menjadi 47,9%, sedangkan Adaptif dari 35,6% menjadi 36,7%. Adapun penurunan indeks implementasi empat nilai lainnya adalah sebagai berikut:

1. Rata-rata indeks implementasi Kompeten per Februari 2021 yakni dari 55,1% menjadi 50,5% pada September 2021 mengalami penurunan sebesar 4,6%.





2. Rata-rata indeks implementasi Harmonis per Februari 2021, yakni dari 39,0% menjadi 38,7% pada September 2021 mengalami penurunan sebesar 0.3%.





3. Rata-rata indeks implementasi Loyal per Februari 2021 40,5% menjadi 34,4% pada September 2021 mengalami penurunan sebesar 6,1%.





4. Rata-rata indeks implementasi Kolaboratif per Februari 2021 yakni dari 54,2% menjadi 49,3% pada September 2021 mengalami penurunan sebesar 4,9 %.




Pemetaan dan pengukuran AKHLAK ini perlu dilakukan oleh semua BUMN dan Anper agar bisa dilakukan langkah antisipasi terhadap pelanggaran integritas, kegagalan berkompetisi di era global juga perpecahan di dalam organisasi. Dan yang terpenting, setelah dilakukan pemetaan dan pengukuran harus segera ditindaklanjuti dengan program intervensi, seperti internalisasi AKHLAK pada level individu, yang terukur, terencana dan komprehensif.

Para pimpinan dan pengambil keputusan juga harus memberi perhatian dan hadir untuk mengawal implementasi AKHLAK. Salah satu upaya dalam membangun nilai-nilai AKHLAK adalah dengan membentuk agen perubahan sehingga menstimulus dan menjaga nilai AKHLAK.


<more>


Nilai yang paling besar penurunannya adalah Loyal sebesar 6.1%. Bukan hanya mengalami penurunan paling signifikan,  nilai indeks implementasi Loyal juga paling rendah yaitu 34,4%. Hal ini tentu perlu sangat diperhatikan mengingat Loyal adalah nilai yang cukup krusial dalam budaya kerja perusahaan. Nilai Loyal rendah juga bisa menjadi indikasi bahwa karyawan bekerja bukan untuk kontribusi dan dedikasi melainkan bersifat transaksional.

Nilai Loyal juga penting untuk mencegah masuknya nilai-nilai yang membahayakan seperti radikalisme. Meneg BUMN Erick Thohir pernah menyampaikan bahwa Presiden memberikan pesan terkait pentingnya nilai Loyal di BUMN agar para karyawan bekerja bukan semata-mata kepentingan pribadi namuan bagian dari membangun negeri.

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA