Jumat, H / 29 Maret 2024

Rakernas Forsesdasi 2022 Bersama ACT Consulting, Alex Denni: Change Leader Bagi ASN

Rabu 25 May 2022 10:34 WIB

Reporter :EDQP

Alex Denni, Deputi bidang SDM Aparatur KemenPANRB

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Transformasi kinerja aparatur sipil negara (ASN) terus digenjot untuk mempercepat terwujudnya ASN dan birokrasi berkelas dunia. Deputi bidang Sumber Daya Manusia Aparatur, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Alex Denni menegaskan bahwa pada lingkup ASN daerah, Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia (Forsesdasi) memegang peran kunci sebagai pemimpin perubahan (change leader) guna memastikan transformasi dapat diimplementasikan menyeluruh.


"Teman-teman Sekretaris Daerah baik provinsi, kabupaten, maupun kota merupakan change leader bagi ASN di daerah, tidak cukup hanya menjadi role model, tapi harus menjadi guardian bagi core values ASN sesuai panduan perilaku BerAKHLAK," ujarnya saat menjadi narasumber Rapat Kerja Nasional Forsesdasi di Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Senin 23 Mei 2022.


Dijelaskan, pekerjaan rumah dalam rangka transformasi menyeluruh ASN masih sangat banyak. Pemerintah telah membagi fokus transformasi menjadi transformasi organisasi, transformasi SDM Aparatur, dan transformasi sistem kerja.




Transformasi organisasi dilakukan dengan delayering eselonisasi dan membangun organisasi yang agile, fleksibel, dan kolaboratif. Sementara itu, transformasi sistem kerja dilakukan dengan pendekatan digitalisasi pelayanan publik dan digitalisasi proses bisnis pemerintah.


"Untuk transformasi SDM Aparatur, kami punya strategi 6P, yang salah satu P-nya adalah penguatan budaya kerja dengan landasan BerAKHLAK yang merupakan singkatan dari Beriorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, serta employer branding Bangga Melayani Bangsa," jelas Alex.


Pada kesempatan tersebut, Alex juga meminta agar Forsesdasi berperan dalam mengawal dan bertanggung jawab atas implementasi semua inisiatif terkait transformasi ASN di unit kerja masing-masing. Pimpinan daerah juga diharapkan dapat memberikan umpan balik untuk kesuksesan implementasi manajemen ASN berbasis sistem merit di unit kerja masing-masing.


Transformasi budaya kerja ASN dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan perubahan mindset, langkahnya adalah dengan internalisasi core values BerAKHLAK dan employer branding Bangga Melayani Bangsa. Internalisasi tersebut diwujudkan melalui lahirnya peta jalan (roadmap) penguatan budaya BerAKHLAK.




Asisten Deputi Penguatan Budaya Kerja SDM Aparatur Kementerian PANRB Damayani Tyastianti menyebut bahwa fokus roadmap dibagi menjadi tiga poin utama, yakni sosialisasi dan internalisasi, aktivasi, dan penguatan. “Tahun 2022 fokusnya adalah sosialisasi dan internalisasi budaya, sementara untuk tahun 2023 kita akan masuk pada tahap aktivasi. Harapannya pada 2024, budaya BerAKHLAK bisa masuk pada level penguatan atau bisa lebih cepat dengan kolaborasi dengan Bapak/Ibu di Forsesdasi,” jelasnya.


Selain langkah sosialisasi dan internalisasi, aktivasi, dan penguatan, juga akan dilakukan pengukuran tingkat kesehatan organisasi (indeks BerAKHLAK), employee engagement, dan employer branding yang rencananya dimulai tahun 2022 sebagai baseline. Pengukuran ini akan dilakukan setiap tahun oleh Kementerian PANRB, Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Kepegawaian Negara (BKN).



<more>


Rapat Kerja Nasional Forsesdasi merupakan wujud koordinasi dan komunikasi antar Sekretaris Daerah dengan mengusung Tema Penguatan Implementasi Reformasi Birokrasi Melalui Transformasi Core Values ASN BerAKHLAK. Acara yang digelar secara hibrida ini dihadiri oleh Sekretaris Jendral Kementerian Dalam Negeri Suhajar Diantoro, Ketua Umum Forsesdasi Lalu Gita Ariadi, Pendiri Lembaga Training ESQ Ary Ginanjar Agustian, serta Sekretaris Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota se-Indonesia.


Dalam kesempatannya, Ary Ginanjar Agustian mengawali paparannya dengan memberikan 4 definisi dari Budaya Kerja.


"Apa itu budaya kerja? Budaya kerja adalah terkait dengan apa yang kita lakukan di sekitar kita, ‘sesuatu' yang akan kita tinggalkan kepada generasi berikutnya, apa yang kita lakukan ketika tidak ada yang melihat, serta mindset yang mengatur perilaku pegawai. Inilah yang disebut dengan Core Values BerAKHLAK," tuturnya dengan wajah yang sumringah.




Sang Motivator Indonesia memberikan 2 cara untuk mengimplementasikan budaya kerja ASN BerAKHLAK, yaitu dengan cara timur dan cara barat. Cara timur adalah dengan menanamkan perilaku, values, dan beliefs system. Sedangkan cara barat yaitu menggabungkan antara Values, System serta Leadership.


"Tanamkan nilai nilai tersebut dalam keseharian bapak dan ibu. Anda adalah Sekda yang menjadi role model bagi ASN lainnya. Anda juga harus temukan makna dalam bekerja, agar mudah dalam mengimplementasikan nilai nilai BerAKHLAK di kehidupan sehari hari," lanjutnya.




Penulis buku ESQ itu menambahkan, "Lalu apa dampaknya jika pegawai telah menemukan makna dan tujuan bekerjanya? Pegawai yang menemukan makna bekerja cenderung bekerja lebih keras, lebih kreatif dan lebih tahan banting sehingga 3x lebih tinggi kemungkinannya untuk bertahan di organisasinya. 4x lebih terikat dengan pekerjaannya, 7x lebih baik dalam hal kepuasan bekerja. Hal itu semua memberikan dampak positif terhadap kinerja organisasi. Saat pegawai menemukan makna bekerja, maka organisasi tersebut mendapatkan kepuasan pelanggan yang lebih baik."


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA