ESQNews.id, JAKARTA – “Muhammad Ali, mantan petinju
professional asal Amerika Serikat itu masih harum namanya hinga saat ini bahkan
nanti. Karena, dibalik kesuksesan dia punya visi dan misi yang hebat. Selain lihai
dalam olahraga yang paling penting dan terkenal dari abad ke-20 ini, ia juga
memiliki karakter yang menjadi teladan untuk kita semua,” demikian yang
disampaikan oleh Coach Iman Herdimansyah kepada 250 peserta Training ESQ Next
Chapter.
Pelatihan online ESQ digelar pada Sabtu-Minggu (3-4/7/2021)
melalui zoom meeting. Ratusan peserta asal Malaysia dan Indonesia itu dipandu
langsung oleh Coach Iman Herdimansyah (trainer lisensi Dr. (H.C) Ary Ginanjar
Agustian). Ditemani oleh rekannya yaitu Coach Eka Chandra dan Coach Bayu.
“Ada hubungannya antara kejuaraan dunia sang legendaris Muhammad Ali itu dengan training yang sedang kita laksanakan ini. Apakah Ali menjadi petinju semata-mata karena skill yang dia punya? Atau ada hal luar biasa di baliknya? Mari kita simak video berikut ini,” ajak Iman dari Studio lantai 23 Menara 165.
Tim ESQ menayangkan sebuah video perjalanan Muhammad Ali
sebelum menjadi seorang petinju. Terlihat lika liku kehidupannya yang penuh
perjuangan. Singkat cerita, setelah mengalami berbagai rintangan, dia memutuskan
untuk menjadi petinju dunia. Bukan hanya sekedar olahraga yang ia sukai, tapi
ada makna yang kuat di dalamnya.
“Saya ingin bertinju demi persamaan hak. Salah satunya tidak ada perbedaan antara kulit putih dengan kulit hitam,” kata Pria legendaris dalam videonya. Karena pribadinya itulah, dia menjadi sosok yang disegani dan dihormati seluruh dunia.
Di layar zoom meeting, peserta training terlihat
terkagum-kagum oleh sosok petinju dunia itu. Mereka memberikan respon positif
di kolom chat.
Suasana webinar jadi penuh haru, ditambah lagi multimedia
dari ESQ yang berteknologi modern. Seperti penataan lampu, layar (green
screen), sounds system dipersembahkan khusus untuk peserta training. Tujuannya agar
mereka selalu menikmati setiap sesinya, meskipun berjalan dari pagi hingga sore.
“Kira-kira apa pesan yang bisa kita ambil dari beliau?”
tanya Iman.
Jawaban dari para peserta mulai bermunculan di kolom chat. Rata-rata
mereka sepakat menjawab dengan dua kata yaitu visi dan misi.
“Ya betul sekali. Sosok Muhammad Ali diibaratkan dengan koin
yang terdiri dari dua sisi. Jika koin itu memiliki satu sisi maka tidak akan
berharga. Sama halnya dengan Ali sang juara dunia ini. Dia memiliki dua sisi dalam hidupnya, ia
memegang visi dan misi untuk mencapai tujuannya,” jelas trainer ESQ itu.
Iman juga menjelaskan bahwa persamaan hak menjadi tujuan utama Muhammad Ali. Sedangan tinju hanyalah sebuah jalan menuju goalsnya.
“Itu yang disebut dengan The Grand Why, tujuan luhur selama kita hidup hanya untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pak Ary merumuskan 7 tangga di dalamnya yaitu untuk mengingatkan bahwa ketika kita sudah memiliki makna dan tujuan hidup kita, kita bisa dapatkan semua anak tangga di bawahnya,” sambungnya.
Tak hanya mengenalkan sejarah dari Muhammad Ali, Coach Bayu dan Coach Eka juga mengajak para peserta untuk senam Muhammad Ali. Supaya energi mereka tidak padam dan bertambah semangat. Seketika itu, musik pun dilantunkan, diiringi dengan background Muhammad Ali pada layar zoom.
Kegiatan semakin seru dengan adanya beberapa permainan atau game. Aktivitas yang menghadirkan tawa, kehebohan, kegembiraan itu menambah antusiasme dari peserta.