Rabu, H / 15 Mei 2024

Mengulang Teori Komisaris Utama Bank KB Bukopin Syariah, Ary Ginanjar: Bangun Kapasitas Terlebih Dahulu untuk Capai Target Segini!

Jumat 26 May 2023 20:57 WIB

Reporter :Nisa Mufidah

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Untuk menjadikan Bank KB Bukopin Syariah sebagai bank syariah pilihan yang tumbuh dan kuat, Bank KB Bukopin Syariah berkolaborasi dengan ACT Consulting dalam pelaksanaan Personal Transformation Program yang diadakan di Ruang Gibraltar, Menara 165, Jakarta Selatan.


Program training motivasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan Bank KB Bukopin Syariah yang diikuti oleh 41 orang dari Group Head, Kepala Departemen, dan Pemimpin Cabang diadakan pada tanggal 26 - 27 Mei 2023.


Hadir pula Mustafa Abubakar selaku Komisaris Utama memberikan sambutan percikan semangat kepada para peserta training. 




“Bukopin sempat mengalami goncangan luar biasa. Isu muncul dari krisis kepercayaan diri, bagaimana karyawan skeptis karena sebaik apapun tetap akan dipimpin orang luar. 


Kesulitan kedua muncul pada masa pandemi, yang mana secara umum bisnis semua mengalami kesulitan.




Dua kesulitan telah kami hadapi, dan sekaranglah Bukopin Syariah ingin terbang. Dan saya langsung ingin Pak Ary membantu mengobarkan semangat untuk bangkit.” Tuturnya sambil menyambut Ary Ginanjar.


<more>




Dengan kondisi yang dihadapi saat ini, para direksi Bukopin meyakini dengan keadaan syariah akan lebih baik karena dari segi laba sudah sangat terlihat. Namun, tentu semangat membara memajukan Bank KB Bukopin Syariah tidak bisa hanya berhenti di level direksi saja supaya bisa mencapai target.


Perlu semangat yang sama dari level di bawahnya untuk bisa bersama-sama memajukan Bank KB Bukopin Syariah dengan fokus pada market yang sudah ada dan mengoptimalkannya.


“Saya masih ingat ketika Pak Mustofa berbicara beberapa tahun lalu di Menara 165, pemaparannya sebagai dirut BULOG dan kesuksesannya ketika itu.


Kita hanya tinggal melakukan kisah Pak Mustofa untuk kedua kalinya.” 


Ary Ginanjar melanjutkan, “Dalam membentuk manusia, membangun bisnis kita butuh pondasi yang disebut dengan kapasitas. Kapasitas ini adalah keluangan hati, kapasitas jiwa. 




Yang kedua, dibutuhkan agility. Kemampuan dalam menahan goncangan atau gempa. Change agility, kemampuan menghadapi perubahan. Mental agility, mental yang tahan meski banyak sekali goncangan. People agility, kemampuan untuk dapat beradaptasi dengan banyaknya karakter manusia. Learning agility, kemampuan untuk belajar, belajar, belajar setelah belajar, mau terus belajar. Dan result agility.


Barulah yang ketiga kompetensi.”


Banyak yang didapati perusahaan mementingkan nomor tiga terlebih dahulu. Organisasi selama ini yang dibangun duluan bukanlah pondasinya terlebih dahulu atau kapasitas, melainkan kompetensi.


Ketika Mustafa Abubakar berbicara beberapa tahun lalu yang sudah Ary sebutkan pada pembukaan, Mustafa membalik teori-teori yang ada pada banyaknya organisasi. 




Membangun mulai dari kapasitas, bukan kompetensi. 


“Kita suka terbalik. Sai dulu, thawaf, baru wukuf. Sehingga bukan zam-zam yang keluar, melainkan banjir bandang.


Maka, kita haruslah arina manasikana. Wukuf, thawaf dulu, barulah sai. Inilah tata cara Bukopin Syariah untuk mengikuti ajaran Ibrahim AS.” Ary menambahkan sebuah filosofi haji dalam pembicaraannya pagi itu di Ruang Gibraltar, Menara 165.


Ketika mengikuti konsep model membangun kompetensi terlebih dahulu, target susah tercapai. Ada bagian yang terlewat sebagai langkah awal.


Kapasitas lah yang seharusnya dibangun terlebih dahulu. Seperti banyak kisah kesuksesan. Salah satunya Ary menyebutkan penemu pesawat terbang dunia.




Kita mengetahui bahwa penemu pesawat adalah Wright Brothers, padahal pada masa itu Langley-lah yang diberikan mandat oleh pemerintah untuk membuat pesawat terbang.


Ketika ditanya mengapa bisa Wright Brothers menciptakan pesawat terbang? “ I want to change the world.” dia memiliki kapasitas besar untuk memberikan perubahan bagi dunia.


Sedangkan Langley mengatakan itu hanyalah semata tugas pemerintah. Sehingga yang membedakan di antara keduanya adalah niat.


Ketika dihadapkan dengan target, yang difokuskan adalah WHAT, apa sistem yang akan dijalankan, apa promosi yang akan diluncurkan, apa langkah-langkah yang akan diperhatikan. Sedangkan dalam riset Salmon Sineck mengatakan bahwa yang difokuskan pada awal ada WHY. Kenapa target tersebut mesti tercapai? Apa yang mendorong tercapainya target tersebut?


“Dan Rasulullah sudah mengatakan ini sebelumnya, innamal a’malu binniyat (sesungguhnya segala sesuatu tergantung pada niatnya). Kuatkan niatnya. Inilah yang diperlukan untuk mencapai target.” 


Ditampilkan melalui slide show, Ary menunjuk ada tiga niat dorongan ketika hendak mencapai target.


Yang pertama, strong why. Dorongan ini berdasarkan materi saja dan akan fokus pada jumlah yang didapatkan untuk kesenangan fisikal. Ketika salah fokus meniatkan diri mencapai target untuk kenaikan gaji, kemudian dapat membeli barang mewah, ini akan menjebak diri pada output hedonism. 


Pada dorongan yang kedua adalah big why, yang memiliki titik fokus pada kesenangan emosional. Ingin mencapai target guna mendapatkan promosi jabatan, kebanggaan atas pencapaian target yang dipuja-puja oleh banyak orang. Dan ketika niat dimulai dari strong why, akan membuat diri menjadi senang berbangga hati, flexing.


Apa yang seharusnya ada dalam niat kita mencapai target?


“Serupa dengan kisah pencetus google, apa yang dia lakukan untuk membuat google? Apakah bermula dari strong why dan big why? 


Dia ingin membantu temannya membuat skripsi. Inilah kapasitas. Ini kita sebut dengan Grand Why.”


Dorongan yang besar, dorongan hati untuk bisa berkontribusi lebih dari sekedar kesenangan fisikal dan emosional, melainkan dorongan spritual yang bisa membuat semua bersatu dalam visi misi perusahaan.


“Inilah yang akan dikupas dalam training dua hari, menyatukan tiga kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual untuk mencapai target Bank KB Bukopin Syariah!” Tutup Ary dalam sambutan paginya kepada para peserta training Personal Transformation Program.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA