Rabu, H / 15 Mei 2024

ACT Consulting International Bimbing Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak, Membentuk Pemimpin yang Kuat Melalui BerAKHLAK & TalentDNA

Senin 16 Oct 2023 14:05 WIB

Reporter :NM

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Untuk membentuk pemimpin yang kuat dan berhasil, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPPA) berkolaborasi dengan ACT Consulting International melaksanakan pelatihan Internalisasi Nilai BerAKHLAK.


KPPPA merupakan kementerian pada kabinet Indonesia Maju yang memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pemberdayaan perempuan dan di bidang perlindungan anak.


Dalam rangka mewujudkan visi KPPPA yaitu menjadi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang Profesional, Ekual, Dedikasi, Unggul, Loyalm dan Integritas (PEDULI) dalam mewujudkan kesetaraan gender dan perlindungan anak untuk mendukung tercapainya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong, KPPPA melaksanakan pelatihan pada tanggal 25 September 2023.



Pelatihan yang dilaksanakan bersama dengan ACT Consulting International untuk internalisasi core values BerAKHLAK, dipandu oleh Coach Arief G. Rahman, professional trainer lisensi Dr. Ary Ginanjar.


“Siapapun yang masuk dalam kementerian ini akan berkualitas, akan bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, dan semoga kementerian ini akan menjadi sebuah kementerian yang membentuk karakter.” ujar Coach Arief mengambil perhatian para peserta yang hadir.


<more>


Peserta dari KPPPA dijelaskan kembali mengenai pentingnya core values BerAKHLAK untuk menuju visi misi lembaga, bekerja dengan Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmoni, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.


BerAKHLAK diharapkan dapat mewabah ke seluruh ASN yang ada di KPPPA, melalui para pimpinan yang hadir menjadi seorang role model yang memaksimalkan impact-nya kepada yang lain.



“Dampaknya hanya 1% apabila pemimpin hanya mensosialisasikan pentingnya budaya. Ditambah lagi menjadi 5% apabila pemimpin menunjukkan perilaku sehari-hari yang sesuai dengan budaya.


Dan menjadi 18% apabila pemimpin dapat mengelola organisasi dan bisnis sesuai dengan budaya.” Sebut Coach Arief yang bersumber dari CEB 2017 Culture Workforce Survey & Benchmarking Survey bagaimana dampak terhadap keselarasan karyawan vs budaya kerja.


Dilanjutkan, bahwa pemimpin berhasil adalah pemimpin yang mampu dan mau menciptakan cara atau metode dengan gaya kepemimpinan untuk melakukan pengaruh dalam mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik.


“Praktik baik core values BerAKHLAK bukan hanya sekedar untuk pemenuhan bukti dukung dan seremonial. Melihat kepada Kemenko Marves yang produk utama agen perubahannya adalah inovasi, sehingga diharapkan kepada seluruh unit kerja menyiapkan inovasi layanan.” 


Terlebih dalam generasi kerja saat ini tidak hanya baby boomer saja, tapi di dalam lingkungan lembaga pekerjaan ada generasi X, generasi milenial, dan generasi Z. yang dimana pemimpin harus menjadi role model kepada anggota untuk bersama-sama mengimplementasikan nilai BerAKHLAK sebagai budaya.


Dengan ini, perbedaan generasi menyebabkan juga bedanya penanganan yang harus dilakukan, seperti Gen Z lebih suka penanganan secara individual, sehingga perlu mengenal potensi dan tantangan bagi diri mereka untuk pekerjaan.



Dalam hal tersebut, Coach Arief juga memberikan sebuah life tools yaitu Talent DNA yang dikeluarkan oleh ESQ untuk mengetahui potensi dalam diri masing-masing orang, sehingga mereka akan bersinar dalam pekerjaannya masing-masing. 


Apabila semua anggota ASN dalam KPPPA sudah mengetahui Talent DNA masing-masing maka visi untuk mencapai Perempuan Berdaya, dan Anak Terlindungi akan tercapai menuju Indonesia Maju.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA