Senin, H / 29 April 2024

Ary Ginanjar: Pentingnya Paku Integritas KPK, Agar Indonesia Bebas Korupsi

Sabtu 29 Jul 2023 13:56 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Kembali digelar agenda rutin yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menggandeng ESQ (ACT Consulting International), Program Pelatihan Penguatan Anti Korupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas yakni Paku Integritas pada tanggal 27 Juli 2023 di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan.

Paku Integritas merupakan bagian dari pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan antikorupsi khusus bagi para penyelenggara negara di Kementerian/Lembaga.

Peserta yang hadir pada kegiatan Paku Integritas pada Kamis kemarin adalah para pejabat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkopukm), dan Kementerian Agama (Kemenag). Termasuk Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki yang baru dilantik pertengahan bulan ini juga turut hadir.

Pelatihan sehari penuh ini juga melibatkan pasangan mereka yang digelar di ruangan terpisah.





Adapun narasumber pelatihan untuk eselon satu, antara lain Pimpinan KPK Jilid 1 Tumpak Hatorangan Panggabean yang memberikan materi Delik Korupsi, Pendiri Rumah Perubahan Rhenald Kasali dengan materi Implementasi Integritas dalam Pelaksana Tugas sebagai Penyelenggara Negara, dan materi Penguatan Internalisasi Integritas oleh Pendiri ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian.

Pembukaan kegiatan dibawakan oleh Dian Novianthi selaku Direktur Diklat Anti Korupsi KPK yang melakukan laporan dari pelaksanaan pelatihan selama satu hari penuh.

“Kegiatan pelatihan penguatan anti korupsi ini diselenggarakan oleh KPK sebagai upaya kesadaran pengetahuan anti korupsi serta meningkatkan integritas penyelenggara negara yang sebelumnya sudah melalui tahap executive briefing yang diikuti oleh tiga kementerian.

Dengan harapan, akan terbangunnya karakter integritas dan menjadi teladan dalam menjalankan peran dan tugas.”





Sementara itu, Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana menuturkan tahun ini KPK mengadakan lima kali pelatihan PAKU Integritas. “Pelatihan kali ini adalah batch kedua,” katanya.

Menurut Wawan, fokus utama pelatihan, yaitu pendalaman, merawat, dan mengimplementasikan integritas dalam kehidupan sehari-hari sebagai penyelenggara negara. Dengan begitu, diharapkan terbangunnya karakter penyelenggara negara yang berintegritas dan sebagai teladan dalam menjalankan peran dan tugas di lingkungan kerja masing-masing.

“Tujuan kedua, diharapkan usai mendapatkan pelatihan ini, bapak/ibu bisa menghindari perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme,” Wawan menambahkan.





Selain pelatihan kelas, peserta juga mendapatkan pengenalan rumah tahanan KPK. Peserta akan diajak berada di rutan koruptor selama beberapa menit untuk merasakan suasana di dalam sel penjara.

Ditambah dengan sambutan dari Wakil Ketua KPK Alexander Marwata juga mengatakan bahwa korupsi masih menjadi persoalan berat di Indonesia. Meski sebagian pihak menilai Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan lembaganya dikritik sebagai “kampungan”, KPK tak akan pernah berhenti untuk menindak koruptor. “Jelas-jelas dia (penyelenggara negara) ‘terima’ duit, masak kita diamkan,” katanya.

Oleh karenanya, bagi Alex materi pendalaman tentang integritas melalui Paku Integritas penting bagi penyelenggara negara. “Bapak/ibu punya tanggung jawab, karena tempat benteng moral bangsa ini. Kalau enggak bisa menjaga integritas, panutan kita siapa lagi,” katanya.





Kepada peserta pelatihan, ia menaruh harap agar tidak mencari tambahan-tambahan pendapatan selain yang diberikan negara. “Kerja saja yang baik. Ini yang menurut kami menjadi kunci untuk menjaga integritas."

Itulah berbagai pernyataan mengenai Paku Integritas dari para pimpinan KPK. Dan acara selanjutnya adalah sesi motivasi dari Ary Ginanjar Agustian yang dibuka dengan pertanyaan kenapa angka korupsi bukan semakin baik tapi semakin buruk? 

“Kita ingin hasil Indonesia bebas korupsi, dalam prosesnya melakukan pendidikan pencegahan korupsi, nah kita butuh identitasnya, yaitu pendidikan integritas. Maka, Paku Integritas inilah.” 





Dilanjutkan oleh Ary, "Dalam kesempatan ini, saya menekankan perlunya pendidikan dan perubahan perilaku selain dari penindakan dan pencegahan korupsi yang telah dilakukan. Integritas menjadi kunci yang harus ditanamkan dalam hati yang terdalam sehingga masuk ke alam bawah sadar sebagai panduan moral bagi para penyelenggara negara.

Ary juga mengatakan bahwa apa yang didengar, dirasakan, dan dilihat berkali-kali itulah yang membangun kita melalui alam bawah sadar. Sehingga pada kegiatan sore hari, para peserta berangkat untuk ke rutan.

Perjalanan ke rutan ini memiliki banyak pemaknaan, bahwa korupsi betul-betul menjadi perhatian, yang mana perlu kehati-hatian dalam bekerja, menjadikan pekerjaan adalah bagian dari kontribusi bukan sekedar mata pencaharian dan jabatan saja.

Hal ini Ary sebutkan dalam tiga dorongan, yakni strong why, big why, dan grand why.

Strong why adalah dorongan yang titik fokusnya adalah uang, hanya materi, harta menjadi kunci gerak bagi mereka. Sehingga output dari fokus ini adalah hedonisme, semakin banyak materi yang didapatkan akan semakin bahagia, semakin sedikit pun akan semakin sedikit bahagianya, sehingga banyak cara akan dilakukan untuk mencapai fokusnya. 


<more>


"Inilah yang bahaya ketika ASN berfokus kepada strong why, korupsi akan semakin sulit dituntaskan," ucapnya.

Adapula yang sudah selesai dengan fokus materi, namun fokusnya pada emosional. Mulai fokus terhadap jabatan, sehingga kebahagiaannya dipaku dalam tingginya penghormatan, jabatan, posisi, dan lain sebagainya. Inilah yang akan menciptakan flexing dari dorongan big why.

ASN untuk mencegah korupsi harus mengatur fokus utamanya, bukan sekedar strong why dan big why. 

“Yang kita cari orang seperti apa? Orang yang punya grand why. Hidupnya adalah pengabdian. Menyerahkan hidup untuk Tuhan, masyarakat, negara. Inilah di Paku Integritas," ujar Ary Ginanjar.

Ini bentuk identitas yang diajarkan, bagaimana integritas itu dikenalkan dimulai dari dorongan grand why. Jadikan sosok ASN adalah identitas yang integritas, untuk membangun alam bawah sadar Indonesia.





Motivator Nasional sampaikan bahwa Rumus terjadinya korupsi merupakan kombinasi dari niat dan kesempatan. Meskipun kesempatan telah di tutup berulang kali, namun peluang tersebut masih tetap ada. 

"Jika niat untuk melakukan korupsi belum surut. Maka perbuatan korupsi akan terus muncul. Maka perbaiki dulu niat kita semua."

Sebab itu, ucapnya, Program Paku Integritas hadir untuk mengubah dan memperbaiki niat, serta menanamkan nilai integritas.

"Semoga dengan hadirnya ESQ mampu memberikan pencerahan agar integritas terjaga, sehingga tercipta Indonesia yang bebas dari korupsi."





Di akhir sesi, ESQ menghadiahkan kepada para peserta untuk dilakukannya hipnoterapi bersama yang dipandu oleh Coach Bram, Direktur Hipnoterapi ESQ. Sebagai oleh-oleh untuk membangun alam bawah sadar para peserta untuk melakukan integritas. Sebagai kesadaran penuh bahwa integritas perlu dibangun.

Paparan dari Ary, Pendiri Menara 165 itu mendapat feedback positif dari peserta.




Suharti (Sekjen Kemendikbudristek) katakan, "Hari ini saya mengikuti pelatihan Penguatan Anti Korupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas. Dan kami mendapatkan manfaat yang luar biasa. Materi-materi yang diberikan juga sangat relevan. Untuk memastikan diri kami menjadi Penyelenggara Negara yang Anti Korupsi dan memastikan bahwa program ini juga nanti berdampak pada institusi kami di Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi."





Nizar (Sekjen Kemenag) juga sampaikan, "Menarik, sangat penting untuk menopang kondisi bangsa yang sedang mengalami penurunan moral terutama dalam bidang korupsi. Maka hadirnya ESQ yang memberikan pencerahan yang sungguh luar biasa dengan pendekatan yang menyentuh kalbu. Itu saya rasa menjadi bagian yang sangat menyentuh dan akan tertancap dalam sanubari kami dan teman-teman. InsyaAllah akan menjadi panduan pedoman untuk melangkah, sehingga khususnya di Kementerian Agama bisa memiliki integritas yang tertancap dalam sanubari, alhasil negara dan bangsa ini bisa terhindar dari korupsi."

Sekilas info, untuk tahapan selanjutnya usai pembekalan nilai-nilai antikorupsi, peserta Paku Integritas akan mendapatkan pelatihan dan pelatihan. Lalu, tahap ketiga, peserta akan mengikuti sertifikasi Ahli Pembangun Integritas (API).


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA