Senin, H / 06 Oktober 2025

Cara Mengendalikan Emosi, Agar Anak Tak Mengikuti (2)

Kamis 09 Jan 2020 09:41 WIB

Author :Ida S. Widayanti

Ilustrasi

Foto: amenclinics.com

ESQNews.id, JAKARTA - Jika hal itu sering diucapkan ibu, suatu saat ketika anak sudah dewasa, kemudian sedang capek dan banyak pekerjaan, lalu ibu bertanya maka sang anak bisa berkata, ”Ibu bisa diam tidak, saya lagi capek!” Mungkin si ibu sakit hati pada anaknya, padahal dulu ibulah yang menanam sikap tersebut pada anaknya.


Akan tetapi, jika ibu dalam keadaan capek berkata, ”Ibu memang capek, tapi masih ada sisa tenaga untuk berjalan dan berbicara dengan kalian. Capek bisa hilang kalau kita istirahat, makan, dan minum.” Atau perkataan lain yang bisa membuat anak-anak memahaminya maka anak pun akan meniru sikap seperti itu.


Saat lelah, penting bagi ibu untuk mengelola diri agar jangan sampai terpancing emosi, sebab emosi bisa menular. Daniel Goleman dalam bukunya Social Intelligence menyatakan bahwa di dalam otak terdapat banyak syaraf cermin (mirror neuron) yang dapat memantulkan aktivitas sel otak orang lain.


<more>


Tanpa disadari, manusia akan saling menyalin ekspresi wajah, pola nafas, dan gerakan tubuh orang lain. Jika ibu dalam keadaan lelah dan marah berhadapan dengan anak, perasaan tersebut akan menjalar pada anak.


Sehingga ia bisa balik mengekspresikan kemarahannya pada sang ibu. Akibatnya, ibu tentu akan merasa tidak senang atau tidak nyaman.


“Jika ibu dalam keadaan lelah masih bisa tersenyum dan bersikap ramah, anak pun akan tetap merasa nyaman. Pancaran kebahagiaan di wajah ibu juga akan menular pada sang anak. Anak akan memiliki konsep di pikirannya bahwa ibu adalah sosok yang menyenangkan dalam situasi apa pun. Hubungan ibu dan anak pun akan terjalin dengan indah,” papar sang penulis Ida S. Widayanti, dalam bukunya yang berjudul Mendidik Karakter dengan Karakter.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA