Aktivis HAM dan ahli pertanian, juga budayawan, HS Dillon
berpulang menghadap sang Illahi.
ESQNews.id, JAKARTA – HS Dillon, Beliau adalah salah satu
panutan dalam ekonomi pertanian. Yang berpendapat bahwa kita, sejak awal tidak
pernah mau menjalankan pertanian dengan baik, karena pemerintah kurang
berpihak kepada petani. Pemerintah lebih berpihak kepada pengusaha besar.
Ia mencontohkan, sewaktu era Presiden Soekarno ada land reform. Namun rencana itu semua digagalkan oleh tuan-tuan tanah. Pemerintah
tidak berkutik dan rencana itu gagal. Juga pada era Presiden Soeharto sekitar
tahun 1973 hingga 1983, kita berjuang keras memajukan pertanian hingga bisa
swasembada beras.
Gurunda ahli pertanian ini wafat karena serangan jantung, di
RS Siloam Bali pada (16/9) pukul 18.27 WITA. Berikut adalah kicauan terakhir
beliau di Twitter.

HS Dillon sosok yang sangat dikagumi banyak orang. Merangkum
dari akun IG @millennialsfarmer ini daftar karirnya:
. Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Pengembangan dan Perdagangan
Komoditas (1990–1996)
. Direktur Eksekutif Centre for Agricultural Policy Studies
(CAPS)(1997-2019)
. Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian
Indonesia (1996-1999)
. Vice President Asian Society of Agricultural Economists
(1996-1999)

Doa, kesedihan, pendapat yang ditorehkan oleh warganet masih
dirasakan hingga kini melalui beberapa komentar di IG maupun Twitter.
“Pak Dillon adalah
pribadi yang menembus batas, mengalahkan semua bentuk demarkasi yang membelah
kehidupan manusia.”
“Ia juga percaya,
kemiskinan semestinya bisa diatasi seandainya keserakahan tak menyelimuti
kehidupan kita.”
“Banyak hal telah diperbuat, ia dedikasikan seluruhnya untuk merayakan kehidupan, untuk kemanusiaan.”
“RIP PAK HS DILLON. Bagi saya Almarhum adalah Senior, Guru, Teman bicara damai maupun ‘berantem’ juga sama2 pecinta kesenian, bagi Pak Dillon seni budaya, iptek, politik dan alam semesta sejajar, semua patut kita urus dg baik dan penuh cinta kasih. Beristirahatlah dg tenang di keabadian disisi Tuhan YME, Pak Dillon.”



