Jumat, H / 17 Oktober 2025

Kiat Menjaga Khusyuk dalam Shalat, Patut Dicoba!

Rabu 17 Jul 2019 12:00 WIB

Reporter :Titin Nuryani L. Wiyono

ilustrasi

Foto: Islamudina

Shalat adalah rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Seorang muslim wajib menunaikan shalat 5 waktu. Namun, terkadang sifat hati yang mudah terbolak-balik cenderung melalaikan seorang muslim untuk menjaga ibadah shalatnya.

 

Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan tentang ini, "(Dalam shalat lima waktu), diantara dua shalat, pada diri seorang hamba (bisa saja) terjadi kelalaian, kegersangan, kekerasan dan keberpalingan hati, ketergelinciran serta kesalahan-kesalahan, hingga (hal ini) menjauhkan hatinya dari Rabb nya, menyingkirkan dari kedekatan dengan-Nya, (lalu) jadilah sebuah hati yang terasing dari peribadatan kepada-Nya" (Asraarush Shalaah, Ibnul Qoyyim. Hal 10)

 

Tak hanya menjaga shalat 5 waktu, namun kita pun perlu menjaga khusyuknya shalat yang kita kerjakan agar Allah SWT menerima ibadah shalat kita.

 

Sahabat Rasulullah SAW Hatim Ashad R.A punya kiat untuk menjaga khusyuknya shalat:

 

Bayangkan :

1. Ka'bah ada di hadapan

2. Kaki di titian shirat

3. Ada surga di kanan

4. Ada neraka di kiri

5. Malaikat Izrail di belakang

6. Sedang melaksanakan shalat terakhir


Kiat ini patut kita praktekkan sehari-hari untuk menjaga kekhusyukan shalat kita. Atau dapat juga menanamkan mindset bahwa shalat adalah sebuah kebutuhan, bukan semata sebagai kewajiban dan shalatnya kita hanya sekedar menggugurkan kewajiban.


Anggaplah shalat adah sebuah jamuan Allah kepada hamba-Nya. Ibnul Qoyyim rahimahullah pun juga menjelaskan hikmah diulang-ulangnya panggilan shalat sehari semalam lima kali, beliau bertutur, "Tatkala kekeringan (kelalaian hati) senantiasa mengancam dari waktu ke waktu dan kegersangan jiwa datang silih berganti, maka panggilan untuk menghadiri hidangan hati (shalat) selalu diperbarui dari waktu ke waktu, sebagai rahmat dari Allah bagi hati itu. Sehingga ia senantiasa memohon siraman (hujan yang bermanfaat) kepada Dzat yang di tangan-Nya ada hujan yang mengguyur hati tersebut, ia memohon hujan rahmat-Nya agar tidak kering, yang diharapkan bisa menumbuhkan rerumputan dan bebuahan keimanan dan agar tidak terputus dari materi pertumbuhan (keimanan)" (Dzauqush Shalaah, Ibnul Qoyyim. Hal 9)

Ibnul Qoyyim rahimahullah pun juga menjelaskan hikmah diulang-ulangnya panggilan shalat sehari semalam lima kali, beliau bertutur, “Tatkala kekeringan (kelalaian hati) senantiasa mengancam dari waktu ke waktu dan kegersangan jiwa datang silih berganti, maka panggilan untuk menghadiri hidangan hati (shalat) selalu diperbarui dari waktu ke waktu, sebagai rahmat dari Allah bagi hati itu. Sehingga ia senantiasa memohon siraman (hujan yang bermanfa’at) kepada Dzat yang di tangan-Nya ada hujan yang mengguyur hati tersebut, ia memohon hujan rahmat-Nya agar tidak kering, yang diharapkan bisa menumbuhkan rerumputan dan bebuahan keimanan dan agar tidak terputus dari materi pertumbuhan (keimanan)” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim. Hal.9).

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/25200-hakekat-shalat.html
Ibnul Qoyyim rahimahullah pun juga menjelaskan hikmah diulang-ulangnya panggilan shalat sehari semalam lima kali, beliau bertutur, “Tatkala kekeringan (kelalaian hati) senantiasa mengancam dari waktu ke waktu dan kegersangan jiwa datang silih berganti, maka panggilan untuk menghadiri hidangan hati (shalat) selalu diperbarui dari waktu ke waktu, sebagai rahmat dari Allah bagi hati itu. Sehingga ia senantiasa memohon siraman (hujan yang bermanfa’at) kepada Dzat yang di tangan-Nya ada hujan yang mengguyur hati tersebut, ia memohon hujan rahmat-Nya agar tidak kering, yang diharapkan bisa menumbuhkan rerumputan dan bebuahan keimanan dan agar tidak terputus dari materi pertumbuhan (keimanan)” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim. Hal.9).

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/25200-hakekat-shalat.html

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA