ESQNews.id - Menebus dosa? Ataukah meninggikan derajat diri? Jelas Allah Swt yang mengetahui. Selebihnya, adalah kejujuran manusia itu sendiri. Sebab, di jaman yang semakin tua ini, tidak sedikit yang berlumuran dosa, justru merasa diuji dan sangat PD merasa hendak ditinggikan derajatnya ketika ditimpakan derita, dilanda musibah yang menyakitkan. Perasaan begini, tidak bisa mengantarkan diri untuk instrospeksi, tidak menggerakkan hati untuk segera menyadari kesalahan dan berbenah diri.
Semakin didera luka, semakin PD saja dengan rasa bangga bahwa diri sedang dalam ujian yang hendak meninggikan derajatnya. Parahnya lagi, setiap kesalahan yang telah menjadi kebiasaannya, semakin tertutupi oleh rasa hebat tadi. Manusia model begini yang tertutup hati dari kucuran hidayah-Nya. Tidak mengakui kesalahan, justru ingin dinomorsatukan.
Baca juga : Bersandar yang benar [Part 1]
Di lain pihak, bagaimana dengan mereka yang hidupnya baik-baik saja, gampang semuanya, karier dunianya melesat pesat, padahal akhlaknya tidak baik-baik amat, justru perangainya jauh dari ketaatan kepada Allah Swt dan hidup dipenuhi akhlak tidak mulia di hadapan makhluk-makhluk-Nya? Ups. Jangan iri dengan kenyataan hidup yang demikian ini. Apalagi merasa diperlakukan tidak adil oleh Allah Swt lantaran mengagumi mereka yang ditakdirkan begitu jalan hidupnya. Sekali-kali jangan. Ingatlah Fir'aun, ingat juga Qorun. Memang begitu jika Allah Swt tidak menyukai seorang hamba.
Dibuatnya mereka lalai dengan dunia. Dibikinnya mereka sibuk oleh bunga-bunga dunia. Dibutakan mata hatinya oleh hiruk pikuk kesenangan dunia. Sehingga tidak sedetik pun hati terbersit untuk ingat Allah Swt. Sebaliknya, jika pun merasa hidup berat, jalan hidup penuh luka yang seakan tidak berujung. Maka, ingatlah Rasulullah Saw, manusia paling mulia yang pernah ada. Sebetapa pun hebatnya derita yang kita kenyam, tidak ada secuil kuku dibanding duka lara yang beliau Saw tanggung sepanjang hidup.
Sederhananya, sandarkan hidup dan mati hanya kepada Allah Swt. Apa pun dan bagaimana pun kondisi diri, jangan sekali pun melirik makhluk untuk dijadikan sandaran. Biar pun sang makhluk tadi diliputi keberlimpahan dunia. Misalkan, di satu waktu, diri tidak berpekerjaan, dalam pandangan mata dhahir tidak memiliki sumber penghasilan, maka jangan pernah sekali pun memilih makhluk untuk dijadikan sandaran hidup. Tidak usah sibuk mencari teman yang kaya raya. Tidak perlu merayu lawan jenis untuk bisa bersembunyi di balik ketiaknya demi tercukupi kebutuhan sehari-hari. Jangan merendahkan diri di hadapan sesama makhluk hanya agar mendapatkan fasilitas dunia. Jaga wibawa. Diri ini tercipta sebagai manusia.
Malaikat saja diperintah-Nya sujud, masa' hanya demi dunia diri memilih hina di antara makhluk? Dari itu, menganggur, kemudian menjadikan diri hanya bersandar dan satu-satunya yang "dijibno", dijadikan sandaran hanyalah Allah Swt, Yang Maha Berbelas Kasih atas ketersediaan uang, atau berupa rezeki lain yang pastinya jauh lebih tinggi kualitasnya dibanding uang, lantas ruginya di mana? Sebaliknya, jika sebagai pekerja misalnya, dengan jadwal gajian yang rutin, sedang ketika berkebutuhan akan sesuatu hal yang menjadi sandaran dan satu-satunya yg "dijibno" adalah uang gajian tadi, lalu untungnya dimana?
Memang, seringkali kemapanan hidup dan suasana yang selalu membahagiakan, menjadikan manusia gampang sekali lalai, lupa dengan Allah Swt yang merahmati semua yang ada. Begitu sebaliknya, ketika dalam derita, hidup tidak kunjung mentas dari ketidaknyamanan, Allah Swt selalu menjadi penghias bibir dalam dzikir-dzikir yang syahdu. Padahal, ketika diri dalam kondisi bahagialah, diperintah ingat kepada Allah Swt. Maka, di saat diri dilanda duka lara, Allah Swt akan mengingat kita. "Ta-'arrof ilallahi firrokho-i, ya'rifuka fissyiddati." (H.R. Tirmidzi).
Dan sungguh. Beruntunglah manusia beriman yang dalam kondisi dan situasi apa pun, hanya Allah Swt yang dijadikan satu-satunya sandaran hidup.
*M. Nurroziqi. Penulis buku-buku Motivasi Islam. Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya.
Ingin tulisanmu dimuat di ESQNews.id? kirimkan ke email kami di [email protected]