Senin, H / 06 Oktober 2025

Jadi Jembatan untuk Beragam Sektor, Rima Ginanjar Gelar Training Dekarbonisasi Bagi SDM PT. Telkom Indonesia

Kamis 20 Feb 2025 21:54 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Salah satu perusahaan telekomunikasi yang sudah mulai menerapkan dekarbonisasi adalah PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk.


PT. Telkom Indonesia membekali karyawannya dengan penerapan dekarbonisasi di lingkup perusahaan serta mulai menerapkan prinsip dekarbonisasi pada seluruh anak perusahaannya.


PT. Telkom Indonesia bersama Rima Ginanjar Zero Carbon Solutions mengadakan Training Dekarbonisasi pada tanggal 19 – 21 Februari 2025 di Telkom Learning Center, Grogol, Jakarta Barat.




Melalui training ini, PT. Telkom berharap semua lini perusahaan dapat menerapkan konsep dekarbonisasi dalam perusahaannya dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.


Di hadapan 39 orang (Karyawan Perusahaan dan Anak Perusahaan PT. Telkom Indonesia), Gunawan Wasisto Ciptaning Andri (Vice President Sustainability PT. Telkom) memberikan sambutan pembuka pelatihan.


Yang selanjutnya 39 orang tersebut dipandu langsung oleh para pakar dekarbonisasi dan zero carbon yakni Rima Ginanjar, B.A.Sc., M.Sc., Reza Hariyadi, S.Mn., M.Sc., Ricky Risnauli, B.E.E., M.B.A.




Gunawan Wasisto mengatakan, "PT. Telkom Indonesia memiliki perencanaan untuk Net Zero 2060 mendatang. Dengan adanya pelatihan dekarbonisasi ini, bisa dijadikan sebagai wadah pemahaman komprehensif seputar dekarbonisasi bagi SDM PT. Telkom Indonesia.


PT. Telkom Indonesia pun sudah memiliki data tercollect secara real time seputar emisi yang dihasilkan, untuk nantinya akan dihitung menjadi laporan berkelanjutan tahun 2024.


<more>


Adapun demikian, untuk konsisten menghitung emisi karbon PT. Telkom Indonesia sejak tahun 2020, butuh support untuk memaintain data hingga data tersebut layak untuk dipertanggungjawabkan.


Masing-masing anak perusahaan Telkom diharapkan memiliki planning dan strategi masing-masing terkait sustainability untuk mewujudkan Indonesia Zero Carbon 2060.


Banyak klien mitra yang saat ini sudah mulai aware mengenai sustainability, jika perusahaan Telkom sudah memahami aspek yang ada di dalamnya, mitra dan ekosistem yang dibangun pun akan mengupayakan menuju Net Zero."


Lalu dia berharap, "Event ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk bisa saling sharing antar anak perusahaan. Pesan saya, keberlanjutan harus menjadi komitmen kita, untuk keberlanjutan anak cucu kita dan keberlanjutan dari bisnis kita."




Diketahui, Dekarbonisasi merupakan sebuah proses pengurangan emisi karbon dan gas rumah kaca (GRK) lainnya dari atmosfer secara signifikan.


Dekarbonisasi menjadi sebuah titik fokus global sejak diadakannya Paris Agreement 2015 dimana negara-negara berkumpul dalam sebuah forum dan berkomitmen dalam menahan peningkatan suhu rata-rata global jauh di bawah 2 derajat celcius dibandingkan dengan tingkat pra-industri.


Selain itu, mengejar upaya membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat celcius dibandingkan tingkat pra-industri.


Dekarbonisasi harus dilakukan di berbagai sektor. Sektor telekomunikasi pun harus menjadi sorotan untuk melakukan upaya dekarbonisasi.


Sektor telekomunikasi meskipun tidak tersorot sebagai sektor yang menyumbang emisi karbon yang besar, tetap harus melakukan dekarbonisasi karena menjadi jembatan untuk sektor-sektor lainnya.


Banyak perusahaan telekomunikasi sudah mulai menerapkan dekarbonisasi dalam kegiatan operasional perusahaannya.




Disampaikan oleh Ahmad Reza Hariyadi, Training Dekarbonisasi merupakan sebuah wadah untuk empowering people.


"Ini berkaitan dengan kita meninggalkan bumi yang layak, dan kita dapat memastikan bumi memiliki lingkungan yang layak.


Transisi energi menjadi energi yang lebih ramah emisi menjadi lebih mudah diwujudkan di seluruh wilayah, mengingat perkembangan teknologi yang semakin berkembang, maka semakin possible daerah-daerah terpencil pun dapat mengimplementasikan energi yang lebih bersih.




Sehingga, Infrastruktur dapat diremajakan kembali menjadi lebih sustainable dan lebih ramah lingkungan. Dan setiap organisasi harus melakukan upaya penurunan karbon. Tanpa dukungan dari setiap lini sektor, upaya penurunan karbon tidak akan maksimal."




Lalu, Rima Ginanjar memaparkan terkait climate change yang ternyata benar terjadi, bukan hanya sekedar report atau berita.


"Dengan peningkatan emisi karbon, suhu bumi pun meningkat, dan akan melibatkan kenaikan air laut yang dapat mengancam daratan (pulau tenggelam).


Setiap aktivitas pasti memakai karbon. Kita tidak bisa menghindari pemakaian emisi, tetapi kita bisa menyeimbangkan pengeluaran emisi karbon dengan penetralisirnya.




Meskipun menggunakan energi bersih, jika penggunaan energi belum maksimal maka tingkat emisi pun masih belum bisa dikatakan efisien. Maka perlu ada efisiensi energi sebelum adanya transisi energi secara massive.


Seperti, industri telekomunikasi pun berhadapan dengan tantangan emisi yang cukup besar. Setiap email yang dikirim, menghasilkan emisi. Setiap infrastruktur yang dibangun pun menghasilkan emisi. Maka dari itu, perlu adanya pemahaman dekarbonisasi untuk mengefisienkan seluruh operasional perusahaan.


Klien menjadi kunci dari sustainability, karena mereka menjadi kunci apakah decide untuk memilih dan menerapkan konsep sustainability ini ke lingkungan sehari-hari."




Sedangkan, Ricky Risnauli katakan bahwa Emisi Karbon yang dihasilkan, dapat dipertanggung jawabkan dengan adanya pajak karbon.


"BUMN memiliki lingkup yang besar dalam penurunan emisi karbon. Salah satunya yang sering dilewatkan adalah sektor telekomunikasi. Padahal BUMN harus bersinergi bersama untuk menurunkan emisi karbon secara maksimal.


Saat ini, perlu adanya effort dari segala pihak yang berkepentingan guna menciptakan ekosistem yang lebih menghargai emisi karbon.


Dengan adanya program yang baik, maka perdagangan karbon akan lebih aktif sehingga tingkat emisi karbon akan mudah untuk diturunkan."




Pentingnya Training Dekarbonisasi


Dekarbonisasi


• Proses pengurangan atau penghilangan karbon dioksida (CO2) dan emisi gas rumah kaca (GRK) lainnya dari atmosfer secara signifikan.


• Salah satu sektor yang menyumbang emisi karbon tertinggi di Indonesia adalah sektor industri dan sektor manufaktur dan konstruksi. Untuk sektor industri, berkontribusi terhadap 1/3 emisi karbon.


Hal ini dikarenakan sebagian besar energi yang digunakan oleh sektor industri, manufaktur, dan konstruksi masih menggunakan bahan bakar fosil.


• Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-10 di dunia sebagai negara penghasil emisi karbon tertinggi.


Ekosistem Pasar dan Pasar Karbon


• Pasar Karbon adalah sebuah sistem untuk membeli dan menjual kredit karbon yang merupakan instrumen yang memungkinkan perusahaan, pemerintah, dan organisasi lain dalam mengatasi emisi gas rumah kaca.


• Yang diperdagangkan dalam perdagangan karbon adalah hak atas emisi gas rumah kaca dalam satuan setara ton CO2.


• Terdapat 2 jenis pasar karbon, yaitu Wajib dan Sukarela.


• Pasar Karbon wajib terbentuk karena adanya regulasi.


• Pasar Karbon sukarela terbentuk karena adanya keinginan sendiri untuk mengurangi gas rumah kaca.


Standar Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca


• Standar perhitungan terdiri dari 2 standar yang secara umum biasa digunakan, GHG Protocol dan ISO 14064-1.


• Terdapat 3 jenis perhitungan emisi gas rumah kaca : Inventarisasi Organisasi, Inventarisasi Proyek, dan Inventarisasi Produk.


• Tujuan standar perhitungan emisi gas rumah kaca untuk membantu perusahaan dalam menyiapkan perhitungan emisi yang benar dan adil.


• Kelompok yang dapat menggunakan standar ini, antara lain : Perusahaan, Organisasi, Pembuat Kebijakan atau Regulator, dan Organisasi lainnya seperti LSM, NGO, Instansi Pemerintah, Universitas.


Pelaporan Emisi Gas Rumah Kaca


• Dasar-dasar pelaporan emisi gas rumah kaca harus relevan, lengkap, konsisten, transparan, dan akurat.


• Terdapat dua informasi yang tercantum dalam laporan, Informasi Wajib dan Informasi Opsional.


• Informasi yang Wajib tercantum dalam laporan meliputi, Deskripsi Perusahaan, Batasan Organisasi, Batasan Operasional, Periode Pelaporan, dan Total Emisi Lingkup 1 dan 2.


• Informasi yang Opsional meliputi, Emisi Lingkup 3, Emisi Lebih Lanjut, Pernyataan Verifikasi GRK Apapun, Informasi Perubahan Emisi yang Tidak Memicu Baseline.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA