Senin, H / 06 Oktober 2025

Angkasa Pura Indonesia Melangkah Jadi World-class Airports, Ary Ginanjar Suguhkan Ini Kepada Dirut serta Ratusan Top Leaders

Kamis 27 Feb 2025 19:36 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Dalam kesempatannya, Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ Corp) diundang oleh PT. Angkasa Pura Indonesia dan hadir di acara Injourney Airports Leaders Meeting 2025 sebagai narasumber, yang diikuti langsung oleh Direktur Utama Faik Fahmi beserta 130 orang lainnya dari beragam level (GM: 37 cabang, CEO Regional: 6 wilayah, Group head: 28 orang, 1 Anak Perusahaan: AP Aviasi, Deputy Region: 24 orang).


Diketahui, PT. Angkasa Pura Indonesia adalah perusahaan BUMN yang dibentuk melalui penggabungan PT. Angkasa Pura I dan PT. Angkasa Pura II pada 23 Februari 2025. Perusahaan ini kini mengelola 37 bandara yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk wilayah barat, tengah, dan timur.



Bertempat di Hastinapura Ballroom, Mandiri University, Jakarta Barat, pada tanggal 27 Februari 2025 Ary Ginanjar didampingi oleh Raja Azmi Bin Raja Nazuddin (ACT Consulting di Malaysia sekaligus Former Group CEO and CFO of Malaysia Airports Holdings Berhad), Coach Arief Rahman (Trainer ESQ) dan tim.


Sebagai upaya untuk memenuhi harapan dari Angkasa Pura Indonesia (Injourney Airports), Ary Ginanjar memaparkan materi bertemakan "Welcoming The New Horizon: Leading with Purpose, Committed to Change."



Kurang lebihnya Angkasa Pura Indonesia sedang fokus terkait mempererat kolaborasi antara Angkasa Pura 1 dan 2 (menyelaraskan visi, misi, meaning & values), Peningkatan Infrastruktur (Meningkatkan kapasitas dan kualitas bandara yang dikelola), Transformasi Digital (Mengadopsi teknologi untuk efisiensi dan kenyamanan penumpang), Keberlanjutan Lingkungan (Fokus pada praktik ramah lingkungan dan pengurangan emisi) dan lainnya.


"Sebuah survei terhadap CEO menemukan bahwa faktor utama kegagalan adalah meremehkan kesulitan menggabungkan 2 budaya. Sedangkan studi lain menemukan bahwa 80 persen eksekutif senior merasa tidak siap untuk menghadapi perubahan budaya. Sehingga siapapun yang lebih memberikan perhatian terhadap pentingnya integrasi budaya, akan lebih mungkin untuk mewujudkan sinergi," ujar Ary Ginanjar.




Lebih lanjut, "Seorang CEO atau direksi, seperti Anda semua pasti punya goals, punya visi, misi. Kita juga sudah punya premises (struktur, strategi, sistem) serta people atau SDM. Tapi ujung-ujungnya dimana? di Process & Execution. Tapi ujung-ujungnya kegagalan itu dimana? Execution dan Proses. Kenapa? Karena kita gagal managing people.


Peter Drucker mengatakan, if you talk about business and management, you are talking about people behavior and human institution. Jadi kalau kita bicara AP Indonesia, sebenernya kita bicara Human Institution.


Belajar dari perusahaan kelas dunia, belajar dari Satya Nadella (CEO Microsoft). Saat itu sahamnya turun. Kira-kira apa solusi yang dilakukan oleh Satya Nadella untuk membangun kembali Microsoft? Kuncinya ada 2 yaitu Growth Mindset dan Sense of Purpose.


Lalu belajar dari Co-Founder of Ritz Carlton, Founder, Chairman and CEO of Capella Hotel Group yaitu Horst Schulze. Ini adalah CEO untuk hotel terbaik nomer satu di dunia. Dan sudah 100 tahun bertahan. Apa kuncinya? Sama, yaitu Serve a Purpose and Select People. Kemudian kita kombinasikan lagi dengan CEO kita, Pak Faik yaitu Premises, process, people. 




Maka saya coba simpulkan bahwa setiap orang yang masuk di AP Indonesia, Injourney Airports adalah mereka yang punya grand why (meaning and purpose) yang punya the power of giving, yang bekerja dengan penuh caring. Lalu dia memegang dan implementasikan values perusahaan.


Selain itu, dia juga harus memiliki pemikiran yang solutif dengan growth mindset, fokus kepada solusi bukan problem. Kemudian memilih talent atau orang (the right man on the right place). Kalau ESQ punya life tools namanya TalentDNA berbasis AI.


Oleh karenanya, kalau hari ini kita membuat keputusan, pertama dan terakhir, before we die. Membuat keputusan bahwa we want to create the history of Indonesia, menjadikan AP ini adalah wajahnya Indonesia. Lalu kita membuat keputusan, this is my calling, this is my purpose.


Maka ini menjadi momentum terbaik dalam hidup kita, menciptakan sebuah transformasi diri terbaik. Serta menunjukkan bahwa Sufi Corporate memberikan premises yang bagus tapi juga outcome yang jelas. It is not the asset you have, but the mindset you grow bersama kurang lebih 15 ribu orang di AP Indonesia.


Testimoni




Direktur Utama AP Indonesia, Faik Fahmi, mengatakan, "Hari ini kita sedang melaksanakan Leaders Meeting. Jadi semua top leaders Angkasa Pura Indonesia berkumpul untuk menyamakan persepsi, mencapai visi Angkasa Pura Indonesia untuk bagaimana bisa melayani bangsa secara lebih baik lagi.


Dan kita menghadirkan Pak Ary Ginanjar untuk bisa memberikan pengetahuan-pengetahuan bagaimana kita bisa melayani bangsa secara lebih baik lagi. Dan apa yang disampaikan oleh Pak Ary Ginanjar sangat membantu kita untuk bisa mencapai visi Angkasa Pura Indonesia untuk menjadi pengelola bandara berkelas dunia dan bisa berkontribusi yang lebih baik lagi buat Indonesia.


Yang harus kita lakukan adalah bagaimana dalam setiap langkah kita harus memiliki purpose. Bagaimana kita di Angkasa Pura Indonesia itu bisa membuat Indonesia lebih baik lagi. Tidak hanya sekedar transaksional mengelola organisasi secara biasa tapi bagaimana organisasi itu harus bisa memiliki purpose.


Dan yang penting lagi juga harus punya growth mindset. Bahwa banyak opportunity yang bisa kita lakukan di Indonesia. Jadi insight yang sampaikan oleh Pak Ary Ginanjar luar biasa, membuat kita semua bertambah semangat lagi."




Direktur Human Capital, Achmad Syahir, menuturkan, "Kita baru saja menyaksikan pemaparan dari Pak Dr. Ary Ginanjar terkait dengan talentDNA. Sebagai praktisi Human Capital saya berpendapat bahwa mekanisme atau metode tadi sangat baik terkait bagaimana memotret talent dengan DNA-nya.


Sehingga itu akan sangat tepat sesaran dalam proses perekrutan maupun penempatan karyawan pada jabatan yang sesuai dengan DNA-nya. Ini juga akan membuat efisiensi yang luar biasa dalam pengelolaan Human Capital dan lebih efektif dari sisi bagaimana kita menempatkan orang di jabatan yang tepat."


<more>


Faisal Indra Kusuma (PGS Deputy Regional Human Capital Solutions and Business Support dari Regional 4 Yogyakarta) menyampaikan, "Yang kami rasakan motivasi dari beliau lebih tepatnya itu mampu membangkitkan semangat kami untuk lebih mendapatkan meaning purpose, tujuan dari kita bekerja di Injourney Airports saat ini. 


Lalu Pak Ary juga menjelaskan terkait dengan talentDNA. Dimana talentDNA itu merupakan karakteristik dari masing-masing personil atau masing-masing pegawai yang bisa diukur secara baik kemudian itu bisa digunakan untuk dalam tujuan kita mencari talent, untuk job fit, pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik talent tersebut.


Apalagi TalentDNA ini sudah berbasiskan AI, sangat cocok ya kalau misalnya kita gunakan untuk mendeteksi atau memilih para talent-talent tersebut. Mudah-mudahan aplikasi tersebut kita bisa join, bisa kita gunakan sebagai background ataupun dasar untuk pengambilan keputusan dalam rangka mencari talent yang cocok dengan suatu pekerjaan di organisasi kami."


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA