Rabu, H / 29 Oktober 2025

Info Penting Cegah Banjir dan Ketersediaan Air Tanah di Bumi

Rabu 29 Oct 2025 07:01 WIB

Editor :EDQP

Ilustrasi

Foto: freepik

Kembalikan proses perjalanan air pada Siklus panjang secara alami


ESQNews.id, JAKARTA - Siklus perjalanan air hujan adalah bagian dari siklus hidrologi yang dimulai dari penguapan air menjadi uap (evaporasi), yang kemudian naik dan mendingin untuk membentuk awan (kondensasi). 


Ketika awan sudah terlalu berat, air jatuh kembali ke bumi sebagai hujan (presipitasi), yang kemudian meresap ke tanah, mengalir ke sungai dan danau, dan akhirnya kembali ke laut untuk memulai siklus lagi. 


Tahapan perjalanan air hujan:


1. Siklus Panjang


A. Evaporasi (Penguapan): Panas matahari menyebabkan air dari laut, sungai, dan danau menguap menjadi uap air yang naik ke atmosfer.


Tumbuhan juga melepaskan uap air melalui proses transpirasi.


B. Kondensasi (Pembentukan Awan): Uap air yang naik akan mendingin di ketinggian dan berkumpul membentuk awan. Proses ini juga bisa terjadi ketika dua massa udara yang berbeda suhu bertemu, menyebabkan udara panas naik dan mendingin.


C. Presipitasi (Jatuhnya Hujan): Awan yang sudah menjadi sangat berat tidak mampu menampung air lagi, sehingga air jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju, atau embun. Butiran air yang jatuh ini disebut presipitasi.


Jatuhnya air hujan kebumi jatuh pada daerah wilayah tangkapan air berupa hutan-hutan , atau daerah resapan air berupa danau, sengkedan persawahan/ladang, lobang-lobang peresapan biofori buatan manusia dll.


D. Infiltrasi dan Perkolasi (Peresapan ke Tanah): Air hujan yang jatuh di darat akan meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi. Air hujan yang jatuh pada wilayah tangkapan air ini akan meresap dalam bumi hingga pada lapisan Akuifer tanah kedap air.


Akuifer adalah formasi geologi bawah tanah berupa batuan, pasir, atau kerikil yang berpori dan jenuh air, yang dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah, selanjutnya akan tersimpan di dalam lapisan tanah sebagai air tanah.


Sebagian air bawah tanah ada berupa air permukaan dan ada yang terperangkap pada lapisan kedap air di atasnya.


Akibat tekanan dan adanya retakan tanah dalam bumi munculah berupa mata air keluar mengaliri sungai-sungai, danau selanjutnya ke laut.


2. Siklus Pendek


Aliran Permukaan (Runoff): Sebagian air hujan yang tidak meresap akan mengalir di permukaan tanah membentuk aliran permukaan, mengalir ke sungai, danau, dan akhirnya kembali ke laut. 


Akibat dari pengundulan hutan menyebabkan tidak tersedianya daerah tangkapan air di bumi menyebabkan air tidak dapat terserap ke dalam bumi (terjadi siklus pendek) air tanpa peresapan bumi langsung mengalir kesungai, danau dan akhirnya ke laut. 


Akibatnya terjadilah penurunan suplay air tanah menyebabkan kekeringan dan matinya sumber mata air, permukaan air sumur semakin dalam. Kejadian ini lebih diperparah lagi dengan adanya pengeboran air tanah permukaan dan air tanah dalam oleh para pelaku industri yang tidak terkendali.  


Siklus panjang dan siklus pendek ini terus berulang secara terus-menerus, menjaga ketersediaan air di bumi. 


Di kala siklus panjang diatas terputus menjadi siklus pendek maka akan terjadilah malapetaka di bumi ini berupa banjir, tanah longsor, permukaan tanah menurun, kekeringan, musnahnya sumber mata air.


Solusi pencegahan:


1. Penghijauan kembali fungsi hutan sebagai wilayah tangkapan air.


2. Pembuatan lobang-lobang peresapan biofori diareal wilayah tangkapan air di Hutan, sawah perumahan dan perkotaan sambil menunggu proses penghijauan hutan berlangsung.


3. Pembuatan trap pada sekedan sawah, ladang diwilayah kemiringan dan pegunungan serta pembuatan lobang biofori. 


Terjadi kesalahan pembuatan betengan tanam pada petak sengkedan pegunungan dengan cara membujur seharusnya melintang searah trap sekedan untuk menahan peresapan air.


4. Pembuatan sumur-sumur peresapan pada komplek2 perumahan dan industri.


5. Pembuatan saluran parit2 peresapan dan lobang biofori di sepanjang dasar parit jalan, untuk menahan sebagian besar air dapat meresap kembali ke bumi dan menghindari banjir.


6. Penghijauan hutan bakau di wilayah pesisir sebagai filter abrasi air laut masuk ke daratan.


Ingat !!! bukanlah pembuatan gorong-gorong saluran pembuangan air seperti selama ini terjadi, seharusnya pembuatan parit-parit peresapan untuk memfilter air terbuang langsung menuju sungai, danau dan laut tanpa melalui Siklus panjang.


Memang ada perbedaan persepsi berbeda antara pembuatan gorong-gorong air yang memenuhi fungsi sebagai penyalur air sepenuhnya dengan fungsi peresapan dan penyaluran air yg berlebih sehingga diharapkan kedua fungsi ini dapat berlaku.


Apabila hal ini diberlakukan maka fungsi peresapan air tetap ada dan fungsi penyaluran air berlebih juga berjalan. 


Jujur... bila kita lihat kondisi gorong-gorong model kotak U atau bulat saat ini tidak ada sama sekali fungsi peresapannya, 100% berfungsi sebagai saluran air saja.


Diharapkan saat air melintasi gorong-gorong ada terjadi proses peresapan air 30-40%.


Biarkan mata air hidup kembali jangan sampai berubah menjadi air mata bagi anak cucu.


Semoga bermanfaat. [BHK86]


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA