Selasa, H / 21 Oktober 2025

Guru Masa Kecil

Jumat 18 Aug 2023 08:29 WIB

M. Husnaini

ilustrasi. Guru Masa Kecil

Foto: ragambahasakita.blogspot.com



Oleh : M. Husnaini*


ESQNews.id - Renungan berikut terinspirasi dari tulisan istri saya tentang pengalamannya menemani kedua buah hati kami, Neha Sajida dan Farras Parama, bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sebenarnya, istri saya adalah model ibu yang full time untuk anak, sehingga perhatiannya ke Mbak Neha dan Adik Farras tidak cukup hanya di sekolah, namun lebih detail lagi ketika mereka di rumah.

Namun, bukan itu yang ingin saya ceritakan. Sebagai seorang pendidik, saya tertarik untuk mengulas peran dan jasa guru masa kecil dalam membentuk diri kita. Ya, saya menyebut guru-guru di PAUD, MI, juga di TPA/TPQ itu sebagai guru masa kecil. Peran dan jasa mereka, bagi saya, tidak bisa dipandang sebelah mata.

Ketika kecil dulu, saya terbilang anak yang nakal. Tidak ada kelas saya lalui tanpa berkelahi dengan sesama teman. Berkelahi adalah "rutinitas" saya saban tahun. Semoga kebiasaan buruk saya tidak menurun ke anak-anak saya, dan tampaknya memang tidak menurun. Alhamdulillah. Ketika kecil itu, saya dapati guru-guru yang sabar menghadapi kenakalan saya.

Saya juga punya guru masa kecil di luar jalur pendidikan formal. Mereka yang dulu sering saya minta mengajarkan bacaan Al-Quran kepada saya, sebelum ada Taman Pendidikan Al-Quran (TPA). Boleh dibilang, selain Bapak saya yang begitu tegas dalam urusan membaca Al-Quran, mereka itulah yang membikin saya bisa mengaji seperti sekarang. Bahkan, dari mereka juga saya bisa doa-doa shalat.

Peran dan jasa guru masa kecil benar-benar nyata dalam hidup saya. Saya tidak pernah lupa. Bahkan, ada yang kini dekat dan bersahabat dengan saya: Nur Wahid. Usia kita terpaut sepuluh tahun, dan beliau adalah guru masa kecil saya, namun panggilan saya kepada beliau tidak pakai "Kak", "Mas, "Pak", apalagi "Ustadz". Saya juga memakai bahasa Jawa ngoko. Mungkin karena sudah sangat akrab, sebagaimana saudara sendiri.

Kendati begitu, saya sangat menghormati beliau. Juga, guru masa kecil saya lainnya. Mungkin sekarang saya dianggap lebih pintar, karena memiliki gelar pendidikan, juga dipandang bisa ini dan itu, namun mereka tetap guru saya yang sebenarnya.

Ketika ceramah, misalnya, kemudian saya melihat, di antara hadirin, ada guru masa kecil saya, sering saya mendadak grogi. Kepada orang-orang sepuh yang ibadah dan pola hidup mereka lebih khusyuk dibanding saya juga kerap saya berkeringat dingin. Berceramah di depan mereka bagai menuang garam ke dalam air laut.

Mereka adalah guru kehidupan sesungguhnya. Hingga sebesar ini, rasanya belum mampu saya meniru ketulusan guru masa kecil. Di masjid, guru masa kecil mengajarkan saya ilmu membaca Al-Quran tanpa bayaran. Di PAUD, MI, dan TPA/TPQ, kendati dibayar, guru masa kecil menghadapi kekurangajaran saya yang kadang kelewat batas. Saya tidak begitu mengindahkan pelajaran, tetapi malah bergurau, lalu ujung-ujungnya berkelahi sesama teman.

Dan, guru masa kecil saya begitu sabar. Mengajarkan dengan telaten, diselingi lagu-lagu, supaya kami tidak bosan. Saya masih ingat betul itu. Utamanya sekarang, ketika melihat anak-anak saya yang pulang dengan membawa cerita tentang pelajaran yang baru mereka dapatkan di sekolah. Saya terharu.

Yang katanya pintar, belum tentu saya mampu mengajarkan pengetahuan-pengetahuan yang begitu mudah diserap oleh anak-anak saya. Namun, guru masa kecil di PAUD, MI, dan TPA/TPQ, tempat dua anak saya menimba pelajaran, itu justru mampu memasukkan mutiara-mutiara ilmu ke lubuk batin mereka.

Pasti modal semua itu adalah ketulusan dan kecintaan guru masa kecil terhadap segala pengetahuan dan wawasan yang diajarkan kepada anak-anak. Kita doakan, semoga karya bakti guru masa kecil diterima sebagai jariah di sisi Allah. Dan, marilah kita terus ingat bahwa apa, siapa, di mana, dan bagaimana kita saat ini adalah berkat peran dan jasa guru masa kecil.


*Penulis adalah Kandidat Doktor di International Islamic University Malaysia (IIUM) dan penulis buku best seller islami "Menjadi Pribadi Pembelajar"

Ingin tulisanmu dimuat di ESQNews.id? kirimkan ke email kami di [email protected]

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA