ESQNews.id, JAKARTA - Tantangan Ekonomi generasi bisa menjadi lebih sulit. Terlebih di era distrupsi yang semakin tidak menentu. Itulah sebabnya, kemampuan pengelolaan keuangan menjadi sangat penting untuk dipelajari.
ESQ sebagai lembaga pengembangan manusia memiliki visi untuk mewujudkan Indonesia Sejahtera di tahun 2030. Untuk itu, persiapan sejak dini untuk memperkuat perekonomian Indonesia yang akan dipimpin oleh remaja dan anak muda saat ini adalah sebuah kewajiban.
Hal tersebut dikemukakan oleh salah seorang Trainer Financial Planning ESQ Leadership Center, Indah Mardiani. Wanita yang akrab disapa Coach Indah ini menjelaskan, Pembangkit ekonomi Islam 2030 tentunya dimulai dari anak-anak dan remaja.
"Inilah yang kita persiapkan 10 tahun dari sekarang," ujar dia saat ditemui tim ESQ Media di sela-sela mengisi training ESQ Young Billionare Mind.
Training yang memberikan perhatian pada remaja dan pemuda tersebut akan memberikan cara berpikir bijaksana mengelola keuangan. Indah mengatakan, bijaksana mengelola keuangan di usia dini bisa dimulai dari uang saku yang mereka punya.
"Kami mulai memperkenalkan itu dari uang 2 ribu rupiah bisa menjadi sesuatu yang bermakna kalau itu bisa dilakukan dengan konsisten," kata dia.
Coach Indah menjelaskan, kelas Young Billionaire tersebut tidak hanya sekedar membangun habbit menabung pada anak, tapi juga untuk habbit menggunakan uang, Habbit investasi dan habbit berbuat sosial. Karena sebenarnya, masih Indah, cara berpikir hemat pangkal kaya tidak sepenuhnya bisa dibenarkan.
"Itu tidak hanya harus pintar berhemat, hemat tapi tidak bahagia ya tidak baik. Bahagia tapi tidak bijaksana ya tidak bagus. Jadi ada prinsip keseimbangan yang kita ajarkan," jelas dia.
Training ESQ Young Billionaire tersebut akan berlangsung selama dua hari, 16-17 Maret 2019 dan diikuti oleh 22 peserta. Indah menjelaskan, peserta dengan rentan usia 13-17 tahun ini di hari pertama akan diajarkan pola pikir bijaksana mengelola keuangan dan kekayaan.
"Hari pertama dari changing mindset, apa pun latar belakang mereka, kita samakan persepsi bagaimana menanamkan value bijaksana terhadap pengelolaan uang dan kekayaan. Hari kedua tentang teknis bagaimana membentuk habbit mereka," ujar dia mengakhiri.
