Jakarta Berkebun diminati oleh kalangan yang bervariatif, mulai dari anak kecil, mahasiswa, pekerja, hingga ibu rumah tangga.
ESQNews.id, JAKARTA - Semangat positif dan peduli terhadap lahan terbuka yang gersang terutama di perkotaan merupakan ide terbentuknya Jakarta Berkebun. Komunitas yang bergerak melalui media bercocok tanam baik sayuran sampai bunga hias memanfaatkan lahan tidur Jakarta. Komunitas ini mengusung konsep 3 E, yakni ekologi, edukasi, ekonomi.
Berawal dari gagasan walikota Bandung, Ridwan Kamil melalui postingan twitter tentang ide urban farming kota Jakarta. Selanjutnya melalui interaksi di jejaring sosial ini terbentuklah komunitas Jakarta Berkebun pada Oktober 2010. Kini, Jakarta Berkebun telah memiliki lahan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Di tempat ini juga dijadikan ruang sekretariat kami,” ujar Koordinator Jakarta Berkebun, Kurnia Yusuf. Lahan tersebut diberi oleh pihak apartemen yang berlokasi tepat di sebelahnya. Dengan jangka waktu lima tahun digunakan untuk sosialisasi tentang komunitasnya kepada masyarakat.
Komunitas ini menawarkan konsep 3E (ekologi, edukasi, ekonomi) dalam bercocok tanam. Konsep yang pertama yaitu ekologi, di mana menghidupkan lahan tidur menjadi lahan produksi adalah visi utamanya. Sedangkan, untuk medukung konsep edukasi, Jakarta berkebun memiliki akademi berkebun. Kegiatan dua bulan sekali ini tentang berbagi pengetahuan berkebun untuk anggota dan masyarakat yang tertarik berkebun.
Sementara, konsep ekonomi membuat lahan perkebunan bukan hanya bersifat penghijauan tetapi memberikan nilai ekonomi tersendiri. Berhubung sifat tanaman di sini tidak menggunakan bahan kimia seperti pestisida dan lainnya, sehingga menghadirkan beberapa pemesan. Pemesan inilah yang nantinya membeli hasil tanaman komunitas. Terkadang, hasil panen juga dimanfaatkan oleh para anggota untuk dimasak bersama.
Sejak berdirinya 2010 lalu, Jakarta Berkebun telah mendapatkan penghargaan Web Heroes oleh perusahaan Google Party pada tanggal 13 September 2013. Kurnia berharap Jakarta berkebun bisa lebih maju dan dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga mampu menumbuhkan kesadaran untuk merawat lingkungan dengan cara berkebun dapat menyebar luas.
Beranggotakan 50 orang yang bersifat sukarelawan, Jakarta Berkebun diminati oleh kalangan yang bervariatif, mulai dari anak kecil, mahasiswa, pekerja, hingga ibu rumah tangga. Selain itu bagi masyarakat yang ingin menjadi bagian dari komunitas ini bisa mendatangi sekretariat Jakarta Berkebun.
Jakarta berkebun ini juga merupakan pelopor dari berdirinya komunitas serupa di kota lain seperti Banten, Bogor, Bekasi, hingga Makassar. Berkat itu pula muncul Indonesia Berkebun yang memayungi beberapa daerah regional tersebut, “Jadi, Jakarta Berkebun menjadi pelopor dari komunitas besar yaitu Indonesia Berkebun," tutup Kurnia.