Selasa, H / 14 Mei 2024

Masihkah Manusia Bisa Hidup Jika Serangga Menghilang?

Minggu 10 Sep 2023 10:43 WIB

Reporter :Redaksi

Kumpulan serangga (ilustrasi)

Foto: insect.osu.edu


ESQNews.id, SIDNEY - Jika serangga hilang, hewan lain hilang. Itu kesimpulan sementara dari Shanchez Bayo, salah seorang peneliti dari Sidney, Australia. Dia sadar bahwa klaimnya cukup dramatis, tetapi dia tetap percaya bahwa begitu penting untuk memberi perhatian terhadap masalah populasi serangga yang semakin berkurang.


"Kami mencoba memberi peringatan dengan sangat keras sehingga semua orang mendengarkan," katanya seperti dilansir kantor berita ABC, Rabu (13/2).


Sanchez menjelaskan, terlepas dari semua fungsi penting yang dimiliki serangga di ekosistem kita seperti penyerbukan atau mendaur ulang nutrisi, serangga juga merupakan elemen penting dalam rantai makanan yang mendukung kehidupan di planet kita. Jika serangga hilang, katak, burung, dan mamalia tidak punya makanan.


Ini menandakan manusia harus bekerja keras untuk menyambung rantai makanan agar rantai tersebut bisa terus pada diri mereka. Alangkah repotnya jika dibayangkan manusia harus melakukan penyerbukan tanaman sendiri di lahan yang begitu luas. Bisa kah manusia bertahan tanpa serangga? Mungkin iya, tapi itu akan sangat merepotkan.


Baca juga: Serangga yang menghilang karena Manusia


Penyebab Serangga kian berkurang


Jadi apa penyebab penurunan populasi?

Ada banyak penyebab berbeda dari penurunan populasi serangga dalam studi yang ditinjau.


Namun, Sanchez menemukan ada empat faktor penting yakni hilangnya habitat yang menjadi tempat tinggal serangga, kedua adalah polusi terutama pestisida dan pupuk. Ketiga adalah faktor biologis termasuk patogen dan spesies yang diperkenalkan, dan terakhir adalah perubahan iklim.


Tiga dari empat masalah tidak bisa dipungkiri adalah ulah manusia.


Hilangnya biomassa serangga secara dramatis di Puerto Rico sebagian besar disebabkan oleh perubahan iklim, dengan korelasi yang kuat dengan frekuensi badai topan parah dan kerusakan hutan bertubi-tubi.


Di Jerman, penurunan jumlah serangga dikaitkan dengan pengenalan dan peningkatan penggunaan pestisida sistemik, yang diterapkan sebagai profilaksis terhadap hama serangga.


"Jika Anda tinggal di daerah tropis, kemungkinan besar penyebabnya adalah deforestasi dan perubahan iklim (yang bertanggung jawab atas menurunnya populasi serangga), tapi di Eropa - di mana deforestasi tidak lagi menjadi masalah - penggunaan pupuk kimia dan pestisida, dan pengurangan elemen lain yang digunakan di lahan agrikultur, seperti barisan pagar hidup, pohon, bunga, gulma," ujar dia mengakhiri.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA