ESQNews.id, JAKARTA – Dalam rangka upaya nyata dan keseriusan Kementerian BUMN untuk implementasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK) di Indonesia, sesuai Surat Edaran 06 / 2022, maka perusahaan dinilai perlu melakukan kerjasama dengan Jasa Konsultansi dekarbonisasi dan implementasi NEK sebagai komitmen manajemen terhadap pemenuhan tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) per tahun.
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh Presiden Jokowi yang telah mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK) atau carbon pricing. Dikukuhkan dalam komitmen G-20 yakni Indonesia Zero Carbon di tahun 2060.
Sebab itu, sebagai salah satu perusahaan yang berfokus terhadap sektor konstruksi/infrastruktur, PT Hutama Karya menggandeng Rima Ginanjar Architects untuk berkolaborasi.
Sekilas info, Rima Ginanjar adalah konsultan yang berfokus pada solusi Zero Carbon. Dan Rima Ginanjar Architects merupakan unit bisnis dari ESQ Group mempunyai ambisi yang sangat besar untuk berkontribusi pada social and economic sustainability melalui sustainable buildings. Dengan misinya yaitu Indonesia Zero Carbon 2045.
Belasan insan Hutama Karya diberikan Pelatihan Dekarbonisasi & Perhitungan Gas Rumah Kaca (GRK) oleh Rima Ginanjar Architects. Batch atau angkatan pertama ini dilangsungkan seharian penuh pada tanggal 26 Juli 2023 di Cendana Room Lt. 1, Park Hotel Cawang, Jakarta.
Para partisipan yang hadir berasal dari Divisi QHSSE, Sekretaris Perusahaan, Divisi Human Capital, Divisi Corporate Planning, Divisi Gedung, Divisi Sipil Umum, Divisi EPC, Divisi Pembangunan Jalan Tol, Divisi Operasi & Pemeliharaan Jalan Tol, Divisi Perencanaan Jalan Tol dan lainnya.
Mereka dibimbing langsung oleh expertnya dibidang Sustainable Architecture yakni Rima Ginanjar (Founder of Rima Ginanjar Architects) dan Ricky (Tenaga ahli Gas Rumah Kaca).
Tujuan atau outcome dari pelatihan ini adalah memberikan pemahaman, pengenalan, pengetahuan kepada Insan Hutama Karya terkait dekarbonisasi yang sedang digaungkan Kementerian BUMN. Sehingga diharapkan terjadi pengurangan emisi gas rumah kaca.
Program dekarbonisasi ditujukan untuk memberikan pelatihan dalam praktik-praktik sustainable dalam berbagai sektor untuk mencapai keselarasan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan.
"Mengatasi perubahan iklim merupakan hal yang sangat penting karena hal ini merupakan tantangan global yang sangat besar yang menyentuh setiap aspek masyarakat, lingkungan, dan ekonomi kita. Konsekuensi dari perubahan iklim yang tidak terkendali sudah terlihat jelas dalam peningkatan suhu, peristiwa cuaca ekstrem, dan gangguan terhadap ekosistem.
Ada 3 hal yang harus dilakukan oleh kita semua agar dekarbonisasi ini sukses diimplementasikan yakni Strategic Planning & Accountability, Cooperation, and Collaboration with Investors," papar Rima, lulusan Master di Liverpool itu.
Dilanjutkan olehnya, "Untuk mencapai target kita, perlu me-riset, melihat ke sekeliling atau lingkungan kita, terlebih aware dulu pada diri sendiri. Itu sukses pertama kita untuk dekarbonisasi."
"Kemudian kita harus menggandeng partner-partner kita, berkolaborasi dengan para investor dari semua sektor. Komunikasikan dengan mereka terkait misi dekarbonisasi ini," jelas Rima dengan tersenyum.
Mengawali sesi, wanita muda generasi milenial itu kenalkan terkait dekarbonisasi yang intinya memiliki pengertian proses pengurangan emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (Co2), dari berbagai sektor yang dapat menyebabkan perubahan iklim.
"Salah satu cara yang ampuh untuk mengurangi emisi dunia adalah dengan memfokuskan penurunan carbon emission atau gas rumah kaca pada bangunan karena bangunan bertanggung jawab sebesar 40% dari pengeluaran energi di dunia.
Seperti yang kita tahu, saat ini banyak sekali gedung-gedung yang tidak didesain dengan dasar-dasar sustainable arsitektur. Tetapi Presiden Jokowi sudah menetapkan untuk penurunan emisi gas rumah kaca sehingga 29% di 2030 dan pengurangan kerugian ekonomi yang diakibatkan dari dampak perubahan iklim sebesar 1.15% di 2024," jelas Rima.
Oleh sebab itu, kata Rima, detik ini kita harus beralih ke Low Carbon Design dikarenakan cepatnya pertumbuhan ekonomi dan populasi Indonesia.
Tak terhitung kerugian yang ditimbulkan karena tidak efisiennya bangunan yang tidak sustainable. Padahal bila didesain secara tepat, biaya operasional gedung bisa berkurang.
Bayangkan apabila sebuah gedung bisa menghemat biaya operasionalnya (building expense) 20% saja atau Rp. 100.000.000 per bulan, dan dikalikan seratus atau bahkan ribuan gedung. Berapa banyak uang dan energi yang sebenarnya kita buang.
Padahal uang tersebut bisa dipergunakan untuk membangun kemanusiaan, dimana bangsa Indonesia membutuhkan begitu banyak pertolongan.
"Kehadiran perusahaan Green Architects menjadi sangat penting di Indonesia yang pertumbuhan ekonominya sangat pesat dan juga rentan oleh dampak climate change. Dengan keberanian Green Architects untuk memimpin di Low Carbon Design, kerugian ekonomi karena tidak efisiennya bangunan bisa dihindari.
Dengan Green dan Low Carbon Design bangunan bangunan ini akan menunjang psychological, emotional, dan environmental sustainability. Mari kita lihat korelasinya antara kesehatan umat manusia, future generations kita dan climate change," sambungnya.
Mengatasi tantangan ini tidak hanya penting untuk menjaga kesejahteraan generasi saat ini dan masa depan, tetapi juga menghadirkan peluang unik untuk mendorong inovasi, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan menciptakan dunia yang lebih tangguh dan adil.
Anak perempuan dari Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ Group) itu berharap, ke depannya akan terus ada pelatihan seperti ini. Agar banyak orang yang peduli dan sadar pentingnya zero carbon. Ini jangka panjang, bisa berdampak untuk keturunan kita kelak.
"Sesuai misi perusahan kami, yaitu Indonesia Zero Carbon 2045. Pas 100 tahun Indonesia Merdeka. Target ini semoga tercapai lebih cepat dibanding komitmen G-20. Harapannya, akan ada BUMN lain, Pemda, Pemkot, Pemkab juga yang ikut training ini agar Indonesia Zero Carbon lebih cepat terlihat di depan mata," harap Rima dan sang suami, Reza.
Rima juga katakan, "Untuk wujudkan harapan kita bersama, bapak dan ibu di sini akan dijelaskan dengan detail untuk pembuatan peta emisi gas rumah kaca, edukasi terhadap karyawan terkait Nilai Ekonomi Karbon, menyiapkan proses verifikasi dan validasi oleh Lembaga independen dan lainnya. Saya juga ditemani oleh Pak Ricky dalam hal ini."
Ricky membahas lebih dalam terkait informasi teknis seperti tentang regulasi yang ada di dunia dan khususnya di Indonesia. Lalu dijelaskan juga olehnya tentang karbon apa saja yang bisa dipasarkan dan yang terakhir adalah bagaimana cara perhitungan dari emisi karbon itu sendiri.
"Diharapkan dengan training ini para peserta akan bisa mendapat gambaran seperti tentang bagaimana mereka dapat berpartisipasi untuk menurunkan emisi gas karbon. Caranya yaitu dari lingkungan dulu, harus mengetahui situasi sekarang, aware.
Jadi ke depannya mereka punya roadmap untuk merealisasikan dekarbonisasi. Setidaknya mereka setelah ini mengetahui data-data apa saja yang diperlukan untuk menghitung emisi karbon, jadi setiap divisi atau anak perusahanan bisa berpartisipasi," jelas Ricky.
Disampaikan oleh Rima dan Ricky terkait program dekarbonisasi yang disajikan oleh Rima Ginanjar Architects ada beberapa macam atau tahap di antaranya:
Training / Pelatihan, Penetapan Baseline Organisasi & Batasan Pelaporan, Perhitungan inventarisasi Emisi GRK, Analisa Marginal Abatement Cost Curve (MACC), Penyusunan peta jalan (roadmap) emisi GRK, Pencatatan tingkat emisi GRK berdasarkan pedoman nasional yang berlaku serta best practice international carbon accounting.
Kemudian, Verifikasi laporan emisi karbon melalui penilai yang memiliki kompetensi keahlian dibidang carbon accounting, Pelaporan tingkat emisi GRK tahunan kepada instansi terkait, serta Pendampingan Verifikasi dan Validasi Rencana Aksi Mitigasi.
Sehingga harapannya dari program ini, para instansi, organisasi, lembaga, kementerian dan lainnya mendapatkan benefit seperti Integrasi Strategis Sustainability, Peningkatan Efisiensi Operasional, Kepatuhan Peraturan & Mitigasi Risiko, Market Leader & Reputasi Pasar, Inovasi dan Resilience.
Pelatihan angkatan pertama ini menuai komentar positif dan respon yang baik dari peserta. Beberapa peserta memberikan testimoninya sebagai berikut:
Suharto (Divisi QHSSE)
"Selama pelatihan ini, khususnya di sesi ibu Rima tadi saya banyak mendapat pencerahan karena ada kaitannya dengan pekerjaan saya di enviro mengenai apa-apa upaya yang bisa kita lakukan di project terutama untuk menurunkan emisi carbon. Terutama gas rumah kaca ini, sangat relevan banget dengan keseharian program kami.
Kemudian di sesi Pak Ricky juga tentang legalitas, ISO, itu sangat mendukung bagi kami yang baru. Dan mudah-mudahan ke depannya ini terus berlanjut untuk teman-teman kami yang lain. Sehingga benefit di Hutama Karya menjadi lebih baik, bagus lagi."
Angella Novitasari (PT HK Realtindo)
"Untuk pelatihan hari ini terkait dengan dekarbonisasi banyak sekali manfaat atau ilmu tambahan buat saya. Dimana kita harus aware atau peduli akan adanya dekarbonisasi. Menurut saya untuk ke depannya pelatihan ini harus terus dilanjutkan agar seluruh insan Hutama Karya dan seluruh Indonesia bisa aware dengan betapa pentingnya dekarbonisasi ini. Untuk penyelenggaranya juga sudah bagus dan penyampaiannya mudah dipahami, ditangkap."
Akhmad Zahron (Divisi QHSSE)
"Melihat dari pelatihan ini sangat bermakna sekali terhadap green construction atau untuk gas rumah kaca ini merupakan hal yang penting untuk sebuah perusahaan, dimana kondisi sekarang sedang giat-giatnya di publikasikan. Ini juga merupakan suatu kebutuhan untuk perusahaan kita, supaya lebih paham tentang dana dari credit.
Kita juga ada yang namanya konsumsi berkelanjutan. Dimana konsumsi berkelanjutan ini sesuai dengan permen 9 tahun 2021 itu relate dengan green construction Gas Rumah Kaca yang kita itung-itungkan. Harapannya semua dari perusahaan kita Hutama Karya bisa ikut dalam pelatihan ini. Karena relate dengan bidang konstruksi di PUPR dan konstruksi di Hutama Karya sebagai penggiat infrastruktur.
Kami juga mengucapkan terimakasih atas kegiatan ini terutama kepada pimpinan manajemen di Hutama Karya yang berkolaborasi dengan Rima Ginanjar Architects. Harapannya kita bisa kolaborasi terus."
<more>
Savira Salma (Divisi Sipil Umum)
"Saya mengikuti pelatihan ini sangat excited, berkesan sekali karena tema yang ditampilkan yaitu tentang dekarbonisasi dan perhitungan gas rumah kaca yang sangat berhubungan dengan keadaan isu-isu sekarang. Harapannya kita sebagai pelaku kontruksi bisa ikut mendukung dengan adanya program zero carbon di tahun 2050.
Semoga dengan adanya pelatihan ini kita mendapatkan apa-apa saja yang bisa kita implementasikan untuk mengurangi karbon tersebut. Terimakasih untuk Hutama Karya yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pelatihan yang luar biasa ini tentunya berkolaborasi dengan Rima Ginanjar Architects."
Yolanda
"Kesan mengikuti pelatihan ini sangat seru sekali, pembicaranya cantik, materinya bagus dan bisa menambah wawasan saya atau knowledge tentang zero carbon. Di sini jug membahas tentang yang terjadi di bumi kita sekarang ini. Harapannya saya dan kita semua dapat mewujudkan Indonesia yang bebas karbon di tahun 2060."