Minggu, H / 19 Oktober 2025

Polisi Hati Ala Rasulullah

Senin 07 Oct 2019 09:47 WIB

Reporter :Titin Nuryani L. Wiyono

ilustrasi

Foto: google pics


ESQNews.id – Seorang penulis buku bernama Farah Qoonita  berbagi pemikiran lewat channel podcastnya Cinta Lewat Cerita. Podcast ini dapat didengarkan di platform digital. Kali ini tema yang dinarasikan dalam podcastnya  adalah tentang Polisi Hati. Polisi Hati yang dimaksudnya adalah konsep polisi ala Rasulullah.



Ia mengatakan bahwa ada strategi menarik Rasulullah saat pertama kali mendirikan negara di Madinah yaitu dengan lebih memilih mengandalkan polisi hati dibanding menjadikan polisi negeri.



Bahkan konsep polisi ala Rasulullah tidak berwujud institusi atau manusia-manusia berseragam yang membuat kita manut hanya karena takut. Konsep polisi ala Rasulullah ialah ditumbuhkan dalam tiap hati manusia, maka setiap manusia memiki polisinya sendiri.



Muslimah yang menulis buku ‘Seni Hidup di Bumi’ ini mengatakan, “Konsep ini sungguh tak mudah, Rasulullah harus memastikan seluruh hati penduduknya bersih, selalu basah dengan mengingat Allah, selalu subur dengan siraman cahaya AlQuran. Karena hanya denag hati yang bersih, seorang manusia mampu merasakan tiap inchi geraknya selalu dalam pengawasan,” ujarnya dalam podcast.



“Ya, pengawasan itu bersumber dari Allah. Ia yang Maha Melihat, Maha Mengawasi dan Maha keras siksanya. Hukuman kejahatannya ialah neraka, ganjaran kebaikannya adalah surga. Sistemnya tak bisa disogok, tak bisa dimainkan, canggih bukan main. Maka terbentuklah negara utopis harapan seluruh manusia di dunia,”ucapnya pula.



Sejarah mengatakan, penduduk dengan kualitas terbaik ialah kaum Muhajirin dan Anshor yang Allah tetapkan jadi umat terbaik diatas seluruh manusia. Mereka yang berakhlak mulia, jujur, rendah hati dan saling menghormati. Rasa sayangnya juara, mereka mampu menyayangi sesama seperti menyayangi diri sendiri.



Dalam podcast wanita yang dikenal sebagai illustrator ini pun ia merasakan bahwa taat pada Allah dan Rasulullah sudah pasti bergaransi. Di akhir podcast ia bertutur, “Sungguh indah jika tiap diri selalu mampu merasakan pengawasan dari Allah. Maka akan timbul malu di setiap waktu juka ingin turuti napsu. Maka akan berfikir seribu kali saat ingin bermaksiat merugikan diri.Sebaliknya, sungguh berbahaya jika kita tengah merasa benar-benar sendiri tanpa merasa diawasi. Iblis dalam hati akan muncul menghancurkan dan memperdaya diri,”ungkapnya.



Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA