ESQNews.id, JAKARTA - Salah satu dari rangkaian resepsi milad ESQ ke-24 yakni Talkshow, yang telah terselenggara tanggal 19 Mei 2024 di Menara 165. Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. (Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta) berkenan hadir menjadi salah satu narasumber Talkshow bersama Prof. dr. H. Fasli Jalal Ph.D. (Rektor Universitas YARSI).
Didampingi juga oleh para mahasiswa Universitas UAG (di bawah naungan Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian) di antaranya Aisyah, Indri, Ihsan, dan Pandu yang membahas terkait "Human Capital Outlook." Ditambah berbincang soal tema milad kali ini yakni Menyiapkan SDM Cerdas dan Berkarakter, untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Pada kesempatan itu, Nasaruddin Umar, menyampaikan jika generasi sekarang bukan lagi berada di posisi transisi. Peradaban hingga teknologi dunia berkembang dengan cepat yang mengharuskan pembelajaran juga ikut beradaptasi.
"Seharusnya 100 tahun lagi di masa depan itu datang, tapi sekarang sudah datang di tengah-tengah kita di sini. So, apa yang harus kita lakukan? Saya kira yang harus kita lakukan adalah pemahaman kembali bagaimana pemahaman kita terhadap agama dan kita perlu mengubah pendekatan kita kalau selama ini pendekatan terlalu deduktif," ujar Nasaruddin.
Menurutnya pendekatan yang variatif telah dilakukan oleh ESQ. Bahkan ia mengatakan pembelajaran di ESQ seimbang antara spiritual dengan pemikiran rasionalnya.
Nasaruddin kemudian menyebut ada baiknya mahasiswa di Universitas UAG mau bergabung di birokrasi pemerintah. Kendati demikian, ia menyarankan ESQ tak terafiliasi atau bergabung dengan partai politik.
<more>
"Saran saya Pak Ary dan kawan-kawan yang ada di sini kita bisa menjadi useless, generasi yang kita persiapkan kalau tidak diadopsi oleh birokrasi pemerintahan," ujar Nasaruddin.
"Maka itu saya mengusulkan ESQ di sini biarkan seperti oase spiritual yang bisa memberikan kesejukan kepada semua pihak, jadi ESQ tidak perlu masuk ke parpol tertentu," sambungnya di hadapan 700-800 tamu undangan.
Hadir para tokoh berpengaruh di Indonesia dan global seperti dari pimpinan korporasi, perguruan tinggi, kementerian, rumah sakit, anggota dewan, selebritis, lembaga. Serta Para Korwil dan Korda Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ se-Indonesia.
Ia mengatakan bergabungnya ESQ dengan partai politik menggambarkan lembaga yang tertutup. Ia kemudian mencontohkan Masjid Istiqlal yang terbuka bagi siapa dan dari kalangan manapun.
"Itu nanti akan membentuk kotak-kotak untuk dirinya sendiri sehingga tidak dimiliki semua orang. Jadilah seperti Istiqlal dimiliki oleh semua orang, siapapun boleh masuk, begitu kita masuk ke Istiqlal seperti kita masuk di ESQ semua akan memperoleh kesejukan dan ini yang kita harapkan, bahwa Pak Ary kita doakan panjang umur," ujar Nasaruddin.
Sekilas info, ESQ sebagai lembaga Training Pengembangan Karakter, selama 24 tahun terakhir konsisten memberikan pelatihan SDM, dengan jumlah alumni mencapai lebih dari 5 juta orang, yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, juga menyampaikan ucapan selamat. Menurutnya dari ESQ ia mendapatkan pelajaran untuk mengerahkan keputusan apapun ke Allah SWT.
"Di titik itu, maka setiap generasi, setiap struktur ketatanegaraan kalau diisi oleh orang-orang yang merasa kehidupannya mengenali kehidupannya adalah dari Allah, karena Allah, dan untuk Allah maka kehidupannya akan bahagia," ujar Nurul Ghufron.
Oleh karena itu, saya sekali lagi Pak Ary bukan memberi sesuatu ini saya mendapatkan sesuatu dan kami berharap generasi dan kader-kader ESQ bahkan mengisi seluruh struktur ketatanegaraan dan di situ kita Indonesia emas, adil dan sejahtera," imbuhnya.