ESQNews.id, JAKARTA - Training komunikasi dan konseling untuk para penghulu berbasis AI TalentDNA ini kembali digelar pada tanggal 10-11 Maret 2025 secara hybrid (Menara 165 dan Zoom Meeting) sebagai upaya untuk mewujudkan keluarga dan bangsa yang harmonis serta toleransi.
Pelatihan yang diberikan secara gratis oleh UAG University-ESQ atas dasar implementasi Tridharma Perguruan Tinggi Program Pengabdian kepada Masyarakat mendapat dukungan dan apresiasi dari Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar.
Training pertama di Indonesia ini ditujukan untuk para Pengurus dan Anggota Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) sebanyak kurang lebih 70 orang dari berbagai daerah.
Sekilas info, sesi ini dilatarbelakangi oleh ESQ dan UAG University yang terus berperan aktif sebagai upaya perubahan besar dalam menurunkan angka perceraian dan membentuk keluarga yang lebih harmonis, bangsa toleran sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 melalui gerakannya “Sejuta Keluarga Harmonis“ dengan menggunakan tools TalentDNA yang bisa mendeteksi karakter pasangan dengan tingkat validitas dan reliabiltas 97,9% secara akurat.
Tampak hadir H. Madari, S.Ag (Ketua Umum APRI) yang mengatakan, "Alhamdulillah saat ini kita melaksanakan Training TalentDNA angkatan kedua. Insyallah setelah angkatan pertama kami evaluasi luar biasa berdampak, ada banyak perubahan pada penghulu dalam memberikan pelayanan.
Dimana saat ini, TalentDNA sangat berperan memberikan pemahaman, penjelasan, kepada setiap calon pengantin tentang karakter dan TalentDNA pasangannya.
Sehingga mereka lebih siap memasuki kehidupan rumah tangga dan menghadapi perbedaan serta problem-problem yang kemungkinan akan muncul dalam kehidupan rumah tangga mereka," tuturnya.
Sisi lain, Pendiri UAG University Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian, sekaligus Founder ESQ Corp. sampaikan dukungannya kepada Menag atas himbauan bahwa aset terbesar dari Indonesia adalah toleransi dan harmonisasi, di mulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga.
"Saya yakin dan percaya bahwa hulu bangsa itu adalah keluarga. Dan yang menjadikan awal dari keluarga adalah para penghulu atau APRI. Mereka bukan hanya sekedar penghulu tapi mereka dengan teknologi yang ada di tangannya yaitu AI TalentDNA, mereka bisa melakukan assessment atau selaku asesor untuk semua calon pengantin di Indonesia," imbuh Ary.
Dijelaskan olehnya, bahwa TalentDNA adalah metode untuk mengidentifikasi pola perilaku alami dan spontan seseorang, yaitu bagaimana seseorang merasakan, berpikir, dan bertindak, yang mempengaruhi cara seseorang merespons situasi dan mengambil keputusan.
TalentDNA adalah sebuah life tools (berbasis teknologi, disupport oleh AI) yang berakar pada prinsip transformasi, diperkenalkan 24 tahun lalu oleh Ary Ginanjar dalam karyanya yang monumental, ESQ dan ESQ Power, tentang Anggukan Universal dan Barometer Suara Hati.
Bagi Ary Ginanjar, penghulu adalah hulunya keluarga yang harmonis dan toleran. Membangun bangsa yang harmonis dan toleran harus dimulai dari keluarga yang damai dan penuh pengertian.
"Keluarga harmonis itu dimulai dari penghulu yang memiliki kompetensi membaca karakter dan talenta sehingga mereka mampu menjelaskan talenta, perilaku dari calon-calon pengantin, pasangan masing-masing dengan TalentDNA.
Fungsi ini berdasarkan data-data yang mereka dapatkan dari TalentDNA skill coaching, sehingga mereka secara otomatis menjadi seorang konselor pernikahan yang mampu membimbing, menuntun pra nikah hingga pasca nikah.
Dengan cara ini mudah-mudahan nilai keharmonisan terus terjaga dan perceraian bisa turun.
Pada akhirnya, melahirkan keluarga harmonis yang menjadi modal dasar menuju Indonesia Emas 2045 yang penuh damai dan penuh toleransi.
Kita doakan APRI maju terus, dengan segala kerendahan hati UAG University - ESQ akan terus memberikan training free of charge untuk 13.000 penghulu."
<more>
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi Penghulu dalam berbagai aspek, termasuk komunikasi publik, konseling rumah tangga, serta kemampuan psikologis dan psikiater berbasis teknologi AI TalentDNA.
Ary Ginanjar dalam sambutannya menjelaskan bahwa lima pelatihan kompetensi yang diberikan kepada para Penghulu di antaranya meliputi kemampuan public speaking, neuro-linguistic programming (NLP), konseling dalam mengatasi perceraian atau coaching, serta penggunaan teknologi AI TalentDNA untuk mendeteksi dinamika hubungan pasangan.
Ary Ginanjar Dinobatkan Menjadi Penghulu Kehormatan
Selain training, Madari, S.Ag (Ketua Umum APRI) disaksikan oleh para penghulu sepakat bahwa Ary Ginanjar dinobatkan sebagai Penghulu Kehormatan.
Madari bertanya, "Apakah setuju apabila kita nobatkan Bapak Dr. Ary Ginanjar sebagai Anggota Kehormatan Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) ?" Serentak para penghulu mengatakan, "Setujuuuu," dengan lantang dan onfire.
"Mungkin penting kita abadikan kebersamaan ini kita satukan langkah kita dengan memohon kepada Pak Ary berkenan menjadi anggota kehormatan APRI," ujar Madari.
Dengan raut muka bahagia, Ary Ginanjar mengatakan, "Rasanya suatu kehormatan bagi saya diangkat menjadi Anggota Kehormatan Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) oleh Ketua Umum APRI, Bapak H. Madari, S.Ag., di tengah-tengah sesi Training ESQ bagi para penghulu dari seluruh Indonesia di Menara 165.
Jadi penghulu itu, hulu dari masyarakat dan outcomenya adalah hilir. Hilir adalah masyarakat. Harmoni toleran damai. Meskipun seolah dalam persepsi masyarakat penghulu adalah yang menikahkan sah. Tapi di mata saya penghulu adalah hulunya keluarga.
Awal dari mata air kebangkitan bangsa Indonesia yang dimulai dari keluarga. Karena kita memiliki satu misi. Pak Ketua Umum saya juga terimakasih dengan segala kerendahan hati tentu ini pekerjaan yang sangat berat karena menjadi penghulu.
Saya terima jadi penghulu kehormatan ini meskipun tahu ini sangat berat. Semoga peran beratnya ini bisa saya pegang teguh baik baik. Terima kasih APRI dan Bapak Menteri Agama atas kepercayaan ini.
Testimoni
Zita Fahmi (Penghulu dari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten) katakan, "Ini yang kedua kali saya mengikuti training, tapi yang sebelumnya ada public speaking dan mengenal tentang hipnoterapi serta TalentDNA di akhir sesinya.
Tapi di tahap kedua ini saya diajarkan oleh para coach lebih dalam bagaimana menjadi konselor, asesor TalentDNA. Alhamdulillah, saya sudah mengimplementasikan materi training di angkatan pertama.
Kemarin datang satu pasang calon pengantin, untuk di test TalentDNA nya. Lalu kita adakan konseling di bimbingan perkawinan itu. Saya melihat para calon pengantin terlihat begitu senang dari ekspresinya.
Mereka jadi tahu dan kenal karakter diri sendiri serta calon pasangannya. Mereka juga berbicara langsung pada saya katanya akan mewujudkan keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah.
Semoga di tahap kedua ini saya lebih mendalami lebih paham untuk menjadi konselor. Dan InsyaAllah nanti mungkin jadi coach agar para calon keluarga penerus bangsa yang akan melahirkan penerus-penerus bangsa jadi terwujud agar menjadi generasi emas."
Muhammad Wazir (Penghulu dari Projo Jawa Tengah) beberkan, "Dengan adanya kolaborasi antara APRI dan ESQ (TalentDNA) ini saya berharap dari penghulu akan lahir keluarga-keluarga yang toleran, keluarga-keluarga yang harmonis. Dari keluarga yang harmonis, dari keluarga yang toleran akan melahirkan bangsa yang harmonis, bangsa yang toleran.
Dimana angka perceraian saat ini sungguh memprihatinkan. Di Projo saja angka perceraian itu terus naik. Dari tahun 2020 sampai tahun 2025, kenaikannya hingga 30 persen. Artinya apa? Dari 100 orang, 30 orang itu bercerai.
Dan perceraian itu terjadi bukan karena kurangnya ekonomi, tapi lebih banyak karena terjadi cekcok terus menerus antara suami dan istri. Dan cekcok terus menerus itu ternyata karena kurang paham kurang kenal pada dirinya dan juga pasangannya. Kurang paham talenta dirinya, talenta pasangannya.
Oleh karena itu, saya sangat berharap diri saya sendiri khususnya sepulang dari acara ini menjadi pendorong bagi calon pengantin atau yang sudah menikah namun usia pernikahannya masih di bawah lima tahun maupun yang sudah lama menikah untuk bisa melakukan penilaian diri dengan TalentDNA dirinya dan mengetahui talenta pasangannya.
Maka akan menjadi komunikasi yang lebih terbuka. Dari suami ke istri, dari orang tua kepada anaknya, dari kakak kepada adiknya itu bisa punya pemahaman dengan talenta masing-masing sehingga hidupnya lebih bisa harmonis dengan perbedaan yang ada.
Dengan perbedaan yang ada, maka kehidupan rumah tangganya akan menjadi lebih toleran dan tidak ada kata kecuali hidup bahagia, sejahtera, lahir batin.
Mohon doanya juga teman-teman semuanya untuk pelatihan tahap selanjutnya Jawa Tengah akan mengirimkan sekitar 70 peserta dan dari masing-masing cabang."
Supandi (Kepala KUA Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur) sampaikan, "Sebagai seorang penghulu selalu berhadapan dan memberikan sharing terkait dengan pernikahan kepada para calon pengantin. Dan bagi saya, pelatihan ini merupakan anugrah yang sangat luar biasa, karena bisa mendapatkan ilmu pengetahun untuk bekal sebagai penghulu.
Salah satunya yaitu TalentDNA, saya jadi bisa mengetahui cara untuk menggali secara mendalam, jauh, dan menyeluruh terkait potensi atau karakter diri sendiri khususnya. Serta mengetahui cara sebagai asesor untuk membaca karakter calon pengantin.
Untuk memberikan pandangan-pandangan dalam berumah tangga, pandangan dalam pernikahan, maka ilmu TalentDNA ini bisa memberikan satu ilmu yang sangat cukup kepada para pengantin. Setiap pengantin atau catin itu mempunyai talent yang berbeda-beda yang kemudian talent-talent antara catin itu harus bisa dipahami oleh pasangannya.
Manakala setiap calon pengantin memahami dan mengetahui talent masing-masing dan memahami dirinya akan timbulah keharmonisan dalam rumah tangga. Bisa menerima kekurangan dan menguatkan kelebihan dari pasangannya.
Terima kasih Pak Ary dan UAG University, insya Allah terus kami terapkan dan akan kami kembangkan. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan dari pasangan-pasangan yang akan timbul keretakan dan juga untuk lebih menumbuhkan rasa keharmonisan rumah tangga, lebih memberikan satu nuansa demokrasi satu nuansa kebersamaan dan saling mengerti (antara satu dengan lainnya)."