ESQNews.id, JAKARTA - Tepat pada hari Senin, 14 Juli 2025, Sekolah Rakyat gagasan dari Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming resmi dibuka di seluruh Indonesia. Kegiatan ini dibuka oleh Menteri Sosial Syaifullah Yusuf yang mengatakan bahwa sudah ada 63 dari 100 Sekolah Rakyat yang beroperasi dengan jumlah 6.130 siswa.
Sekolah Rakyat ini merupakan gagasan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming sebagai strategi untuk memutus mata rantai kemiskinan.
Menteri Sosial Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkapkan trilogi Sekolah Rakyat sebagai bentuk memuliakan dan penghormatan kepada Wong Cilik, yang berarti memberikan penghormatan, memberikan fasilitas sekolah unggulan, memberikan pelayanan terbaik, menumbuhkan rasa percaya diri untuk setara dan berdaya.
Sekolah Rakyat juga untuk menjangkau yang belum terjangkau, menyentuh lapisan masyarakat yang tertinggal di bawah, dan juga memungkinkan yang tidak mungkin. Untuk menumbuhkan harapan dan asa, mengubah mimpi yang tak mungkin menjadi mungkin. Sekolah Rakyat melahirkan pemungkin-pemungkin baru.
Yang menariknya, di Sekolah Rakyat tidak lagi menggunakan tes IQ sebagai tes masuk, namun melakukan mapping talenta siswa menggunakan TalentDNA ESQ.
“Selain pemeriksaan kesehatan, Siswa juga dilakukan talent mapping. Untuk mengetahui bakat dan keunggulan tiap siswa dengan teknologi canggih TalentDNA berbasis AI pertama di Indonesia, ini adalah hibah dari Pak Ary Ginanjar," ujar Gus Ipul ketika memaparkan keunggulan yang ada di Sekolah Rakyat pada pembukaan MPLS di Sentra Intan Suweno, Bogor.
Dengan ekosistem digital, pemetaan TalentDNA ESQ dan sistem asrama yang membentuk karakter serta kemandirian, Sekolah Rakyat hadir bukan sekadar sebagai sekolah, tapi ruang hidup yang mendidik secara utuh. Di sinilah anak-anak belajar cerdas bersama, tumbuh setara, demi pembangunan merata untuk kemerdekaan semakin nyata.
<more>
Ary Ginanjar (Founder ESQ Corp & Penggagas TalentDNA) mengatakan bahwa ini adalah terobosan besar dalam sistem pendidikan nasional karena menggunakan pendekatan berbasis manajemen talenta dan kecerdasan buatan (AI). Dan Sekolah Rakyat menjadi yang pertama menggunakan teknologi canggih ini untuk memetakan masa depan ribuan siswa-siswi.
“Program Sekolah Rakyat ini tidak boleh gagal dan harus berhasil. Karena ada 87% kegagalan anak-anak kita yang salah jurusan, sehingga program ini kita tidak ingin gagal salah jurusan.
Terlebih, akan ada ribuan murid di sini secara terus menerus, sehingga kita tidak bisa membuatnya secara asal, namun kita gunakan teknologi canggih berbasis AI agar presisi,” ujar Ary Ginanjar sebelum melakukan demo penggunaan TalentDNA Mapping di Sekolah Rakyat.
Dengan TalentDNA, siswa-siswi di Sekolah Rakyat akan dipotret potensi dan talenta alaminya, sehingga akan dimunculkan jurusan yang tepat sesuai talentanya, hingga bagaimana guru dapat memberikan support emosional sesuai dengan talenta murid.
Ary melanjutkan, “Dengan TalentDNA Mapping berbasis AI ini, kita bisa uncover the unseen. Dikerjakan secara cepat, hanya dalam waktu 10 detik, kita bisa dibantu teknologi canggih untuk memetakan masa depan siswa secara real time, dan akurat.”
Harapan Ary Ginanjar tersebut adalah siswa-siswi di Sekolah Rakyat mendapatkan layanan terbaik, salah satunya TalentDNA mapping yang akan membantu mereka melihat passion, sehingga akan maju berkembang dan tepat sasaran.
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) juga turut hadir dan mendukung penuh pembukaan MPLS Sekolah Rakyat. Cak Imin menyebutkan bahwa pemetaan TalentDNA ini juga sangat penting untuk membantu siswa mengenali potensi dan peluang masa depan sejak dini.
“Dengan TalentDNA Mapping, ini semua dapat terdeteksi dari awal. Sehingga, masing-masing anak punya peta masa depan. Peta masa depan ini penting karena anak-anak akan mengerti potensi dirinya. Alternatifnya jadi terpeta, meskipun masih lebar, tetapi arah dan peluang mereka semakin jelas," ujar Cak Imin.
Pemerintah juga berencana untuk memperluas program TalentDNA mapping ini di seluruh daerah Sekolah Rakyat. Karena program ini diyakini sebagai instrumen yang penting dalam memutus mata rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan yang setara serta berkualitas, juga terarah.