Senin, H / 29 April 2024

Perpecahan Politik di Negara Libya

Senin 08 Apr 2019 13:48 WIB

Reporter :AA

Libya

Foto: the truth unites

Haftar meluncurkan kampanye militer untuk merebut kembali Tripoli dari Pasukan Kesepakatan Nasional


ESQNews.id, ANKARA - Kementerian Luar Negeri Turki menyuarakan keprihatinan atas ketegangan di Libya pada pernyataan, Minggu (7/4/2019). "Ada banyak kekhawatiran atas eskalasi berbahaya di Libya sebagai akibat dari operasi militer terhadap Tripoli," kata kementerian itu. "Upaya semacam itu tidak hanya akan merugikan masyarakat sipil dan ketidakstabilan negara, tetapi juga akan menghambat proses politik di bawah fasilitasi PBB," tambah pernyataan itu.


Turki juga menyerukan untuk meredakan ketegangan dan membawa kedamaian di wilayah tersebut. Selain Itu juga mendukung dukungan PBB untuk kembali ke proses perdamaian politik. Pada tanggal 14 April, konferensi "dialog nasional" yang disponsori PBB digelar di Ghadames di bagian barat. Tujuannya menyusun "peta jalan" politik untuk masa depan negara itu.


Pada Kamis, Khalifa Haftar, komandan pasukan yang loyal kepada pemerintah di Libya Timur, melancarkan kampanye militer merebut kembali Tripoli dari pasukan Pasukan Kesepakatan Nasional yang didukung PBB.


Libya dilanda gejolak sejak 2011, ketika pemberontakan yang didukung NATO menggulingkan Presiden Muammar Khaddafi setelah empat dekade berkuasa.


Sejak itu, perpecahan politik negara itu telah menghasilkan dua kubu yang saling memperebutkan kekuasaan: satu di kota timur Al-Bayda, yang dikuasai Haftar dan satu lagi di Tripoli.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA