Rabu, H / 15 Mei 2024

Hidup Sepositif Ini [2]

Senin 17 Feb 2020 17:29 WIB

Author :M. Nurroziqi

ilustrasi

Foto: freepik

Oleh: M. Nurroziqi


ESQNews.id - Kedua, "Sholat wengi lakonono." (Dirikanlah shalat malam). Amalan shalat malam ini, hampir-hampir diwajibkan karena banyak sekali manfaat bagi umat manusia. Nilai kemanfaatan di sini, tidak sekadar memenuhi hajat kehidupan manusia itu sendiri. Tetapi, membangun kedekatan dengan Yang Maha Kuasa. Saking banyaknya manfaat yang diperoleh, orang-orang shalih terdahulu seakan mewajibkan diri untuk istikamah mendirikan shalat malam ini. Secara kesehatan pun, dalam satu penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Moh. Sholih (Penemu Terapi Shalat Tahajud), dapat meningkatkan tingkat imunitas tubuh. Sehingga, menjadikan pelaku shalat malam semakin sehat dan terhindar dari segala jenis penyakit. Tentu, semua dimulai dari terbangunnya energi-energi positif semenjak pertama didirikan shalat malam tersebut.

>>> Sebelumnya: Hidup Sepositif Ini [1]

Ketiga, sesuai urutan resep "Obat Hati" adalah "Wong kang sholeh kumpulono." yang sudah dibahas di atas tadi. Kemudian yang keempat, "Kudu weteng ingkang luwe." (Perut yang lapar). Ini pun tidak semata dalam konsep berpuasa yang dijamin Rasulullah Saw sebagai yang menyehatkan itu. Tetapi, juga mengenai bagaimana mengontrol nafsu diri. Perut yang lapar ini adalah menjaga waktu kapan harus makan dan apa yang musti disantap. Sebagai yang diajarkan Rasulullah Saw, yakni makan ketika lapar dan selesai sebelum kenyang. Batasan ini yang benar-benar menyehatkan. Sedang sebaliknya, makan ketika masih kenyang dan selesai di saat benar-benar puas, yang justru kerapkali menimbulkan sakit. Dan dalam kondisi badan yang lapar inilah, pikiran lebih fresh, jernih, serta lebih mudah diajak untuk hal-hal positif.


Terakhir. Kelima, "Dzikir wengi ingkang suwe." (Berdzikir malam yang lama). Berdzikir di sini, sejatinya tidak hanya berdoa atau memohonkan kepada Allah Swt agar hajat-hajat diri terkabulkan. Tetapi, proses penting dzikir-dzikir tersebut adalah upaya mensugesti diri dengan perkataan-perkataan baik yang bernilai positif. Dari itu, berdzikir seharusnya mengerti dan memahami apa yang sedang didzikirkan itu tadi. Serta mengenai waktu malam, adalah kondisi dan suasana yang sangat tenang. Di saat itulah, tubuh dan kejiwaan akan menyesuaikan diri dengan suasana malam yang tenang tadi. Dengan demikian, sugesti atau dzikir-dzikir tadi akan menancap kuat di batin. Di hati dan pikiran. Dan perlahan, akan membangun kehidupan semakin baik dan indah sebagaimana pancaran energi positif dari dzikir malam yang dilakukan dalam durasi lama tadi.

<more>

Gampangnya, kita hidup ini bisa diibaratkan sama seperti sedang menonton TV atau mendengarkan Radio. Frekuensi atau channel apa yang kita pilih, itulah tayangan yang akan kita dapatkan. Jenis frekuensi apa yang kita akses, akan menentukan seperti apa "tayangan" realita kehidupan kita. Jika yang akses adalah segala yang positif, maka hidup kita akan cenderung sering mendapatkan kemudahan, sering beruntung, dan hal-hal positif lain yang pasti menyenangkan. Sebaliknya, jika negatif yang diakses, maka hidup akan menjadi sulit, banyak masalah, serta hal-hal negatif lain yang tidak membahagiakan.


Dari itu, akseslah hanya yang bernilai positif dan realita kehidupan semakin positif. Jika pun terdapat banyak kendala dalam memulai segala yang positif tadi, bisa dipastikan terdapat masalah di dalam diri, hati dan pikiran tidak stabil. Maka, penting sekali untuk menjalankan satu di antara lima "Obat Hati" yang diuraikan di atas. Jika hati, sebagai pusat diri, sudah benar-benar positif, jernih, bersinar, maka segala apa yang diinginkan pasti terkabul. Atas perkenan Allah Swt.

 

*M. Nurroziqi. Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya. Penulis buku-buku Motivasi Islam.

Ingin tulisan Anda dimuat di ESQNews.id? Segera kirimkan  pada email [email protected]!

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA