ESQNews.id, JAKARTA - Bersumber informasi dari laman instagram @islamicbookfairofficial, Buku biografi "Hamba Sang Maha Cahaya" masuk dalam 10 nominasi buku Islam terbaik kategori "Novel Dewasa" yang diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jakarta, dalam acara Islamic Book fair (IBF), pameran buku Islam terbesar di Indonesia.
Penghargaan buku terbaik ini terdiri dari empat kategori buku: Fiksi Anak, Fiksi Dewasa, Non Fiksi Anak dan Non Fiksi Dewasa.
Gelaran buku Islam terbesar di tanah air ini akan berlangsung pada tanggal 14-18 Agustus di Hall B Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Acara ini selain berisi pameran buku, juga akan diisi dengan perlombaan nasyid/marawis, penghargaan buku terbaik, penghargaan tokoh buku dan lain-lain. IBF kali ini bertema “Membangun Optimisme Umat Melalui Literasi Islami.”
“Insyaallah acara akan berlangsung menarik dan tidak membosankan,” kata Abdul Hakim, Koordinator Bidang Pesantren IBF 2024.
“Targetnya adalah terpenuhinya 217 stan buku, 72 stan non buku, 200 ribu pengunjung dan Rp120 miliar jumlah penjualan,” kata dia.
Diketahui, Buku Hamba Sang Maha Cahaya ini menceritakan tentang kisah perjalanan hidup sang motivator nasional Ary Ginanjar Agustian. Buku atau novel ini diramu oleh sosok penulis terkenal yang karyanya banyak diminati pembaca yaitu Ahmad Fuadi.
"Harapan saya semoga buku ini dapat membawa dampak positif yang menggetarkan hati bagi siapa pun yang membacanya," kata Ary Ginanjar.
Dalam proses perjalanan penulisan buku tersebut, Ary Ginanjar mengungkapkan tidak mudah untuk menggali kisah-kisah dalam hidupnya mulai dari kecil yang sudah termakan oleh waktu, namun penulis Ahmad Fuadi mampu secara presisi mengangkat hal tersebut.
“Kisah perjalanan hidup itu yang tadinya seperti puzzle-puzzle yang berserakan gitu ya, puzzle saya dulu di SD, bahkan puzzle saya ketika dulu di TK, kemudian hobinya memanjat tangga selalu jatuh, naik ke atas genteng, hobinya mencari, ternyata itu semua sebuah proses yang dibuat sedemikian rupa untuk melakukan sebuah perjalanan yang panjang ke depan yang pada akhirnya itu terjawab,” ungkap Ary Ginanjar.
“Ketika menemukan cahaya itu, saya merasa bahwa pencarian sudah selesai, tapi ternyata episodenya berulang lagi dan tidak pernah selesai sampai saya bertemu cahaya yang paling terang, cahaya di atas cahaya itu.
Nah itulah yang menjadi perjalanan kehidupan, sehingga siapapun sebenarnya adalah hamba cahaya, cuma ada yang tidak ketemu dan ada yang ketemu, dan buku ini mungkin juga bermanfaat. Pada akhirnya manusia harus mampu menemukan cahaya di balik kegelapan itu,” tambahnya.
Dalam kesempatannya, Penulis buku Ahmad Fuadi menyatakan cerita hidup Ary Ginanjar Agustian memiliki keunikan tersendiri dalam menghadapi badai kehidupan ke badai yang lain, dari satu krisis ke krisis lainnya.
“Semua orang pasti mengalami, tapi yang berbeda Pak Ary menemukan cara menjinakkan topan badai, cara belajar dari krisis dengan keunikan-keunikannya dan ketika sampai pada satu titik, saya berpikir apa ya sebetulnya kunci Pak Ary bisa melewati itu yang kemudian teringat sama saya, ini nggak ada yang bisa membantu selain cahaya dari sumber cahaya terbesar sang maha cahaya,” paparnya.
“Menurut saya, sayang sekali ya cerita Pak Ary, itu nggak dituliskan hanya diceritakan, Pak Ary sering bercerita di training ESQ, sangat sayang kalau hanya lewat cerita lisan,” ucapnya.
Menurutnya, ini story yang sangat layak untuk dibaca ulang dan kita ambil manfaatnya. Lalu, saya belajar banyak dalam proses ini, belajar banyak langsung dari Pak Ary. Dan mudah-mudahan menuliskan ini bisa jadi amal yang bermanfaat, dan bisa jadi ilmu yang bermanfaat yang membawa kebaikan buat kita.
"Dan selama ini saya menulis novel yang artinya itu adalah fiksi baru kemudian akhir-akhir ini saya menulis novel biografi, ada Lafran Pane, ada Buya Hamka. Tapi buku Pak Ary punya keistimewaan karena untuk pertama kalinya saya menulis biografi orangnya masih ada dan bisa saya wawancarai langsung, jadi itulah pembedanya.
Saya juga merasakan selama proses wawancara penggalian itu saya belajar banyak secara pribadi dan saya ingin itu tidak hanya menjadi informasi buat sebagian orang, tapi dibaca oleh banyak orang.
Sehingga dokumentasi hidup Pak Ary ini melintas zaman, melintas waktu, melintas geografis, melintas semua batas. Saya banyak mendapatkan behind the scene kenapa harus ada Training ESQ. Jadi kalau ada tips, ada langkah-langkah dalam Training ESQ ternyata di belakang itu ada reason-nya, alasannya. Dan reason ini menurut saya yang sangat berguna untuk kita bisa pakai dalam kehidupan kita," paparnya.
<more>
Sekilas info, orang-orang yang sudah membaca buku ini rata-rata merekomendasikan khalayak untuk ikutserta beli dan baca bukunya.
Karena menurut mereka, buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang asyik, santai, membuat pembaca seperti sedang mendengarkan penulis berbicara. Para pembaca akan dibawa menikmati perjalanan seorang hamba yang penuh lika liku dalam pencarian pada Sang Maha Penyayang. Cocok dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi mereka yang sedang berada dalam krisis mencari makna hidup dan kebahagiaan sejati.
Buku ini dinilai sangat cocok untuk Anda yang sedang mencari jati diri, untuk Anda yang sedang resah dan gundah mencari makna dan tujuan hidup yang sebenarnya. Untuk Anda yang ditimpa kegagalan dan masalah yang bertubi tubi.