Jumat, H / 29 Maret 2024

Antara Iman dan Imun (2)

Selasa 16 Jun 2020 18:46 WIB

Reporter :Redaksi

Ilustrasi

Foto: beaconpace.com

Al-Imanu yazidu wa yanqush. Iman itu kadang bertambah dan kadang pula berkurang. Pertanyaannya adalah kapan iman itu berkurang? Dan kapan iman itu bertambah?


Sebagaimana pengertian diatas iman itu bertambah ketika kita melakukan kebaikan, melakukan ketaatan dengan menjalankan segala perintahNya. Adapun iman bisa berkurang ketika kita menjalankan kemaksiatan. Melakukan kejelekan dengan menjalankan segala larangannya.


Saat itulah iman kita benar benar berkurang dan berada dalam keadaan yang paling dasar. Lalu bagaimana caranya agar iman kita tetap terjaga atau paling tidak jangan berkurang. Syukur-syukur iman kita terus bertambah.


<more>


Berikut ini adalah beberapa cara agar iman kita bertambah:


Pertama,  Allah SWT telah menurunkan kepada kita semua pedoman hidup yakni kitab suci Al-Qur’an. Kitab ini perlu kita baca, kita pelajari, kita renungkan dan kita tadabburi segala isi dan kandungannya.


Berapa banyak waktu yang kita luangkan untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Kadang kala kita lebih suka baca koran daripada Qur’an. Kita lebih suka menghabiskan waktu dengan menonton televisi daripada mentadaburi isi Al-Qur’an.


Kedua, Membaca dan memperhatikan sirah nabawih. Perjalanan hidup Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama kita semua. Apa yang di ucapkan, apa yang dilakukan dan apa yang ditetapkan adalah contoh bagi kita semua. Nabi Muhammad adalah Nabi akhir zaman yang sempurna memberikan teladan kepada kita semua. Bisa juga kita membaca sejarah para sahabat dan para salafus salih.


“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu. (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat” (QS Al-Ahzab : 21)


Ketiga, Berkumpul dengan orang-orang sholih. Pentingnya sebuah lingkungan yang  baik akan dapat meningkatkan iman kita. Karena apa yang kita lihat akan berdampak dengan apa yang akan kita lakukan. Kalau kita melihat sesuatu yang baik secara terus menerus maka dalam otak kita akan terbentuk dan tercipta ingin melakukan kebaikan.


Kebiasaan baik itu akan menjadi sikap dan karakter kita. Dan kebiasaan itu terbentuk dari lingkungan yang tiap hari kita berkumpul dan bertemu. Itulah pentingnya sebuah lingkungan yang baik. Kalau lingkungan kita kurang baik maka ini juga kan berdampak dalam sikap dan perilaku kita.


Kalau kita berteman dengan tukang pandai besi maka kita akan terkena percikan panasnya api. Sebaliknya kalau kita berteman dengan penjual minyak wangi maka kita juga terkena bau wanginya. Bukankah Rasulullah SAW telah mengingatkan kita pentingnya memilih teman.


“Seseorang itu mengikuti keagamaan temannya. karena itu hendaklah kamu memperhatikan orang yang kamu jadikan teman” (H.R. Abu Daud)


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA